Dalam dunia pemasaran digital, istilah "dwell time" semakin sering dibicarakan seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap SEO. Bagi para praktisi SEO, memahami setiap elemen yang berpotensi memengaruhi peringkat di mesin pencari adalah kunci untuk merancang strategi yang efektif. Namun, apakah dwell time benar-benar bisa meningkatkan ranking situs web di Google, ataukah ini hanya mitos lain yang beredar di dunia SEO?
Dwell time, secara sederhana, merujuk pada durasi waktu yang dihabiskan oleh pengunjung di halaman sebuah situs setelah mereka mengklik dari hasil pencarian Google, sebelum akhirnya kembali lagi ke halaman hasil pencarian (SERP). Semakin lama pengguna bertahan di halaman tersebut, semakin tinggi nilai dwell time. Pertanyaannya, apakah waktu ini benar-benar memengaruhi algoritma Google dalam menentukan peringkat?
Dwell time pertama kali diperkenalkan sebagai salah satu metrik yang digunakan oleh praktisi SEO untuk mengukur kualitas pengalaman pengguna di sebuah situs. Secara teori, jika pengguna menghabiskan waktu lebih lama di situs Anda setelah datang dari hasil pencarian Google, itu menandakan bahwa konten di halaman tersebut relevan dan memuaskan. Di sisi lain, jika mereka segera kembali ke SERP setelah hanya beberapa detik, ini bisa menandakan bahwa konten di situs Anda tidak relevan atau tidak memenuhi ekspektasi mereka.
Memahami perilaku pengguna sangat penting dalam merancang strategi SEO yang efektif. "Dwell time membantu kita mengetahui apakah konten yang kita tawarkan cukup menarik bagi pengunjung. Jika seseorang hanya menghabiskan beberapa detik di halaman kita sebelum kembali ke hasil pencarian, ini bisa menjadi sinyal bahwa konten tersebut tidak sesuai harapan," jelas Andrea Wiwandhana, founder dari CLAV Digital.
Namun, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa Google belum pernah secara resmi mengkonfirmasi bahwa dwell time menjadi salah satu faktor peringkat utama. Sejumlah ahli SEO seperti Neil Patel juga telah mencatat bahwa meskipun dwell time dapat digunakan untuk memahami kualitas interaksi pengguna, dampaknya terhadap ranking di Google masih diperdebatkan.
Algoritma pencarian Google adalah salah satu rahasia perusahaan yang paling dijaga ketat. Dengan ratusan, bahkan ribuan faktor yang digunakan dalam menentukan peringkat, sangat sulit untuk menentukan mana yang benar-benar penting dan mana yang hanya spekulatif. Dalam sebuah kebocoran informasi dari algoritma Google, ditemukan bahwa interaksi pengguna, termasuk berapa lama mereka bertahan di halaman, mungkin menjadi sinyal yang digunakan untuk menilai kualitas suatu situs.
Namun, penting untuk memahami bahwa dwell time hanya dapat memberikan gambaran tentang kualitas konten, bukan tentang SEO secara teknis. Google lebih peduli pada pengalaman pengguna yang baik, yang dapat diukur melalui berbagai metrik, seperti bounce rate (tingkat pengunjung yang meninggalkan situs tanpa berinteraksi) dan waktu yang dihabiskan di halaman. Dwell time hanyalah salah satu dari banyak metrik yang digunakan untuk menilai kualitas pengalaman pengguna tersebut.
Menurut data dari Search Engine Journal, dwell time bisa menjadi indikator kuat apakah pengguna menemukan konten yang mereka cari. Jika pengunjung dengan cepat kembali ke hasil pencarian setelah mengunjungi sebuah halaman, Google mungkin menginterpretasikan hal ini sebagai tanda bahwa halaman tersebut tidak relevan atau tidak memberikan jawaban yang mereka butuhkan.
Sebaliknya, jika pengunjung menghabiskan waktu yang signifikan di sebuah halaman sebelum kembali ke SERP atau bahkan tidak kembali sama sekali (karena menemukan apa yang mereka butuhkan), ini bisa memberi sinyal bahwa halaman tersebut berkualitas tinggi dan relevan dengan pencarian mereka.
Masih menjadi perdebatan besar di kalangan praktisi SEO apakah dwell time benar-benar menjadi faktor langsung yang memengaruhi peringkat situs web di Google. Ada yang berpendapat bahwa dwell time adalah metrik yang kuat untuk memprediksi ranking, sementara yang lain menyatakan bahwa Google menggunakan metrik yang lebih luas dan kompleks.