Mohon tunggu...
Clav Digital
Clav Digital Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketing Specialist

Membangun dan mengelola persepsi positif terhadap brand. Mencakup mendorong ulasan positif, melacak penyebutan brand, dan menanggapi komentar pengguna di media sosial, ulasan produk, dan platform lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Larangan Pengiriman Aliexpress ke Indonesia: Produk Apa yang Harus Dijual Entrepreneur?

29 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 29 Februari 2024   12:07 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelarangan pengiriman barang ke Indonesia (AliExpress)

Dengan diberlakukannya larangan impor dari China ke Indonesia, para entrepreneur dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga kelangsungan bisnis mereka. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: "Produk apa yang sebaiknya dijual dalam menghadapi larangan impor ini?"

Hal pertama yang dapat dilakukan oleh entrepreneur adalah membuat produk sendiri. Produk yang dibuat dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan biaya yang perlu dikeluarkan dalam mengimpor barang dari China. Karena selain terkena biaya ekspedisi, entrepreneur juga perlu untuk kemudian menggunakan jasa forwarder ke Indonesia. Entrepreneur dapat kemudian memasarkan produknya dengan mengoptimalkan kata kunci untuk produk yang mereka produksi.

Tentu timbul pertanyaan baru, produk apa yang diinginkan masyarakat? Biaya untuk produksi produk tidak sedikit dan membutuhkan waktu yang panjang untuk riset. Tidak semua entrepreneur memiliki kesabaran untuk terus mengeluarkan biaya dan menghabiskan tenaga untuk mencari produk yang laku untuk dijual. Andrea Wiwandhana, seorang digital marketer dan founder dari CLAV Digital Reputation Management mengungkapkan bahwa, ada cara untuk segera menemukan produk yang diinginkan oleh masyarakat. "Pertama, pilih dulu sektor industri yang ingin digeluti. Pastikan bidang tersebut memiliki pengikut yang memiliki kemampuan untuk membeli produk. Baru kemudian pilih produk yang sesuai, dan memiliki kemungkinan tinggi untuk dapat menyelesaikan masalah yang dimiliki pengikut sektor tersebut. Misalnya kucing, kita ambil contoh jual tas buat bawa kucing." Andrea mengungkapkan riset untuk produk dapat dilakukan dengan melihat marketplace. Dari produk tersebut, kita dapat cari merk mana yang paling banyak terjual di marketplace. "Kalau bisa cari yang terjual di atas 10.000 terjual".

Dari situ kita tahu produk mana yang dapat menarik untuk pengikut bidang tersebut. Baru lah kemudian kita mencari produk serupa, menjual produk serupa, atau bahkan memproduksi ulang produk serupa. "Kita harus sudah tahu dulu mereka sukanya apa" ujar Andrea.
Setelah memilki produk yang baik, baru lah digital marketing dapat berjalan dengan efektif. Karena bisa jadi usaha untuk memasarkan produk secara digital terhambat bukan karena salah caranya, tapi karena produknya tidak bagus. Manfaatkan kata kunci karena social media sekarang menggunakan kata kunci.

Dengan terlebih dahulu menggunakan riset yang komperhensif, kemungkinan produk baru tersebut dapat terjual lebih tinggi. Tidak ada yang bisa memastikan sebuah produk laku terjual atau tidak. Tetapi meminimalisir kemungkinan terjadinya kegagalan sangat penting untuk dilakukan apabila tidak ingin modal usaha yang dikeluarkan menjadi sia-sia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun