Mohon tunggu...
Claudy Yusuf
Claudy Yusuf Mohon Tunggu... Administrasi - Salam

"Saya mendapat ilmu ketika membaca maka saya balas dengan menulis untuk berbagi" instagram: Claudyusuf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Adzan Subuh Alarm Setiaku

15 Desember 2010   11:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:42 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesiangan atau bangun telat adalah sesuatu yang menyebalkan apalagi jika kita harus datang pagi ke sekolah maupun ke tempat kerja. Agar tidak kena imbas dari masalah telat maka kita memerlukan sesuatu yang bisa membangunkan kita saat matahari masih malu-malu menampakan wajahnya. Usaha yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan jam beker sampai memelihara ayam seperti dipedesaan. Penulis yang masih pelajar sangat merasakan bagaimana tidak enaknya bangun kesiangan. Sudah harus terburu-buru mandi dan mengenakan baju. Bahkan mungkin hanya sempat cuci muka dan gosok gigi. Perut juga harus bersabar karena tidak sarapan. Terkadang walau sudah terburu-buru, masih saja sampai di sekolah telat. Otomatis telat ada hukumannya yaitu berdiri dibawah terik matahari pagi selama 2 jam pelajaran. Selain ketinggalan pelajaran dan kepanasan tentunya telat akan menjadi catatan guru BK. Kalau sudah sering telat bisa-bisa orang tua dipanggil. Akhirnya masalah telat yang masalah diri sendiri harus ngerepotin orang tua. Mungkin juga bagi yang bekerja dikantor jika sering telat akan mendapat teguran bahkan sampai dipecat. Kalau kata orang zaman dulu, "bangun kesiangan nanti rezekinya dipatok ayam". Kalau kita fikirkan sebenarnya nasihat itu sangat dalam. Ayam saja bangun pagi-pagi sekali malah membangunkan orang-orang dengan suara kok-kokannya. Ayam pagi-pagi sudah mencari makan dan melakukan hal baik bagi manusia. Sedangkan manusia yang merupakan makhluk dengan derajat paling tinggi pagi-pagi masih tidur. Seharusnya sudah dapat uang tapi didahului atau diambil oleh orang lain yang terlebih dahulu mencari uang. Mengatasi telat sebenarnya cukup gampang. Hanya perlu mengatur jam beker agar berbunyi sesuai waktu yang kita inginkan.  Tapi bagi orang yang pelupa dan malas mengatur jam beker karena kantuk, hal ini sulit dilakukan. Beruntung jika tinggal didekat masjid atau mushola yang setiap pagi mengumandangkan adzan subuh. Dengan mendengarkan adzan membuat kita terbangun dari belaian tidur untuk melaksanakan shalat subuh maupun bergegas mandi untuk berangkat kerja atau sekolah. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="susana pagi dari kamar penulis"][/caption] Penulis juga merasakan nikmatnya tinggal cukup dekat mushola. Suara adzan terdengar cukup keras karena kebetulan tidur dikamar yang terletak dilantai dua. Walau sudah mengatur alarm pada telepon genggam tapi tetap saja adzan subuh yang lenih dulu membangunkan penulis. Uniknya mushola didekat rumah penulis sebelum mengumandangkan adzan, biasanya suara seseorang dari speaker yang mengatakan kalimat dengan logat betawi " Waye apa ini ya? Udah pagi ya? Ayo bangun-bangun, shalat jemaah". Kalimat seperti itu diulang-ulang hingga beberapa kali. Kadang-kadang ketawa sendiri karena logat betawinya lucu. Setiap sekitar pukul 04.15 wib sudah terbangun oleh adzan subuh. Langsung shalat subuh lalu mempersiapkan peralatan apa saja yang diperlukan untuk sekolah dan mandi. Kalau dihitung-hitung waktunya sangat pas. Shalat 5 menit, mempersiapkan peralatan sekolah dan baju cukup 20 menit, nonton tv atau nonton acara ceramah sama ibu sampai jam 5 pagi, jam 5 mandi selama 15 menit, sarapan 10 menit, sudah rapih dan siap-siap berangkat sekolah jam setengah 6. Sampai disekolah jam 06.15 wib sedangkan masuk sekolah jam 06.30 wib. Andaikan jika penulis berangkat agak kesiangan pasti akan terlambat karena terjebak macet dan angkot yang sering ngetem. Penulis juga merasa beruntung tinggal di Indonesia karena masih dapat mendengarkan suara adzan dirumah. Berhubungan tidak semua negara membolehkan adzan dengan speaker hingga suaranya keluar area masjid. Adzan dengan suara keras memang sudah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Mungkin ada yang merasa terganggu dengar suara yang tidak sampai 5 menit itu. Kita dapat menggunakan pepatah "dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung" yang artinya, dimanapun kita  harus menghargai adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat, termasuk kebiasaan muslim di Indonesia tercinta ini dengan kumandang adzannya yang melanglang kampung. Adzan subuh bagi penulis bukan hanya sebagai pengingat shalat subuh melainkan juga sebagai alarm. Alarm yang selalu membuat diri mengawali setiap hari dengan mengingat Allah dan menjaga keteraturan pola hidup. Insya Allah jika awalnya melakukan hal yang baik maka selanjutnya akan membuahkan hasil yang baik juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun