Mohon tunggu...
Claudy Yusuf
Claudy Yusuf Mohon Tunggu... Administrasi - Salam

"Saya mendapat ilmu ketika membaca maka saya balas dengan menulis untuk berbagi" instagram: Claudyusuf

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mendaki Gunung Pulosari

27 November 2013   17:16 Diperbarui: 4 April 2017   17:39 5346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_280602" align="aligncenter" width="259" caption="Gunung Pulossari (sumber wikipedia)"][/caption] Gunung Pulosari adalah gunung pertama yang saya daki dan beruntungnya gunung Pulosari cocok untuk pemula seperti saya. Gunung Pulosari menjadi pilihan gunung yang pertama kali saya daki juga karena gunung ini dekat kampus saya yang beada di Serang. Dari Serang hanya perlu naik bus tujuan Labuan, Pandeglang dan sekali naik angkot di mengger. Dua hari dirasa cukup untuk menjelajah gunung ini, sehingga saya dan tiga orang teman saya memilih dihari libur kuliah yaitu sabtu dan minggu, tanggal 25-26 mei 2013. Perjalanan di mulai pada pukul 10.00 wib dari Serang, lalu kami naik bus jurusan Labuan dari terminal Pakupatan. Bis melaju dengan kencang dan sedikit mengerikan juga saat berada di Baros, dimana jalanan mulai naik turun. Perjalanan normalnya dapat ditempuh hanya dua jam saja, namun karena saat itu sedang ada perbaikan jalan sehingga perjalanan menjadi lama dan kami sampai saat pukul 14.00 wib. Perjalanan naik bis berhenti di Mengger lalau dilanjutkan naik angkot. Keterangan harganya untuk bis sekitar Rp. 10.000 - 15.000 (tergantung anda bisa menawar atau tidak) dan naik angkot sekitar Rp 7000-10.000. Saat turun angkot cuaca sedang hujan sehingga saya mampir dulu ke warung emak. Warung ini sering menjadi tempat singgah bagi para calon pendaki, hal ini bisa dilihat dari foto-foto atau kenang-kenangan yang tertempel didinding warung. Warung yang sederhana dan emaknya juga ramah. Makan bakwan atau ngopi dan membeli  beberapa bungkus kopi dan minuman jahe. Lumayan dikasih bonus beberapa sachet sama emak, hehehehe. Perjalanan dari turun angkot atau warung emak ke gerbang pendakian cukup jauh sekitar 1 -2 km, namun pemandangan sawah yang berada dikanan dan dikiri menjadi penenang suasana. Memandang kedepan terlihat Gunung Pulosari, menoleh ke belakang melihat Gunung karang, menengok kekanan pemandangan sawah dan terlihat laut dikejauhan dan mengarahkan kepala kekiri ada pemandangan sawah dan bukit-bukit dikejauhan. [caption id="attachment_280605" align="aligncenter" width="645" caption="pemandangan sawah saat perjalanan menuju gerbang gunung pulosari (dokumen pribadi)"]

1385545950748037354
1385545950748037354
[/caption] [caption id="attachment_280607" align="aligncenter" width="645" caption="Gunung Karang yang berhadapan dengan gunung Pulosari (dokumen pribadi)"]
1385546135286070717
1385546135286070717
[/caption] Sampai di Gerbang Gunung kita harus membayar sekitar Rp. 5000 dan ada papan peringatan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat mendaki seperti menajga kebersihan dan larangan mencabut tanaman yang ada di gunung. Kata yang menjaga gunung ini, bagi pendaki gunung yang ahli bisa mendaki gunung berketinggian 1.346 meter hanya perlu waktu satu sampai satu setengah jam saja untuk sampai kawah. Dari gerbang inilah perjalanan mendaki gunung yang sebenarnya. Perjalanan awal merupakan jalan menanjak yang berbatu yang sepertinya sengaja jalanan ini diberi batu agar tidak licin. Suara serangga dan beragam tanaman hutan hujan tropis yang tumbuh lebat menemani sepanjang perjalanan. [caption id="attachment_280610" align="aligncenter" width="300" caption="Curug Putri (Dokumen Pribadi)"]
13855465041099362447
13855465041099362447
[/caption] Jika diperjalanan mulai terdengar suara gemercik air berjatuhan maka tandanya itu sudah dekat dengan Curug Putri. Disini adalah tempat yang cocok untuk beristirahat atau mau mandi dibawah guyuran air terjun juga bisa. Selesai beristirahat dan menikmat pemandangan Curug Putri, kami melanjutkan perjalanan ke kawah. Mulai dari Curug Putri ini perjalanan mulai menantang. Dimulai dari mendaki batu besar yang cukup licin, melewati akar-akar besar yang menghalangi dan perjalanan yang sudah tidak lagi rata. Tapi, tentunya dengan kerja sama saling membantu antar teman perjalanan yang menantang bisa ditaklukan. Mulai dari sini juga pemandangan gunung lain mulai terlihat. [caption id="attachment_280612" align="aligncenter" width="645" caption="pemandangan dilihat dari Gunung Pulosari (dokumen pribadi)"]
13855467411142521612
13855467411142521612
[/caption] Ditengah perjalanan dari Curug Putri ke kawah jangan lupa mengambil air secukupnya dimata air. Air gunung yang terus mengalir dari sepotong bambu itu menjadi sumber air utama untuk bekal dikawah karena air dikawah sudah bercampur belerang. Air disini terasa sangat menyegarkan, entah karena saya sedang haus atau hal lain, saya merasakan ini adalah air terenak dan menyegarkan dibanding air mineral kemasan merk apapun. Maghrib kita tiba di kawah gunung Pulosari yang bernama Kawah Ratu. Kami segera mencari tempat untuk membangun tenda, cukup sulit mencari tepatnya karena hari itu sedang banyak sekali pendaki yang berkemah. Setelah menemukan tempat kami membangun tenda, setelah itu mempersiapkan untuk makan malam. Nasi, tumis kangkung, ikan teri asin yang kita masak menjadi santapan malam itu. [caption id="attachment_280615" align="aligncenter" width="645" caption="Kawah Ratu (Dokumen Pribadi)"]
1385546980457322125
1385546980457322125
[/caption] Malam dikawah terasa sangat dingin bagi saya dan menyalakan api unggun adalah ide yang bagus. Menikmati malam yang kala itu cukup cerah, terlihat bintang-bintang yang tak terhitung dan kadang tertutup kabut yang membawa hawa dingin juga. Ketika mengantuk, saya tidur ditenda yang beralaskan tikar dan berbantalkan tas. Matahari terbit memperlihatkan wujud Kawah Ratu yang sebenarnya. Asap-asap yang berbau belerang keluar dari celah-celah batu yang berada dikawah. Harus hati-hati melangkahkan kaki disini karena bisa saja kaki anda menginjak batu yang panas ataupun air yang mendidih. [caption id="attachment_280623" align="aligncenter" width="600" caption="Puncak Gunung Pulosari (sumber backpackerindonesia.com)"]
1385547248852061990
1385547248852061990
[/caption] Perjalanan seharusnya tidak berhenti dikawah tetapi melanjutkan ke puncak gunung. Namun, karena keadaan kita yang tidak mendukung akhirnya kita memutuskan pagi itu sekitar pukul 10.00 untuk kembali turun gunung. Tentunya ada rasa menyesal tidak mendaki sampai puncah, akhirnya hanya mencari-cari gambar puncak gunung Pulosari di internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun