Mohon tunggu...
Claudy Yusuf
Claudy Yusuf Mohon Tunggu... Administrasi - Salam

"Saya mendapat ilmu ketika membaca maka saya balas dengan menulis untuk berbagi" instagram: Claudyusuf

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mimpi Dan Firasat Seorang Ibu

19 Maret 2011   13:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:38 3110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13005405802020853321

Jum'at 18 maret 2011, hari dimana sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Saat dipagi hari saya pergi kesekolah menggunakan sepeda motor dengan kecepatan normal, suasana jalan masih sepi dan sejuk. Perjalan terasa lancar tapi terhenti oleh suatu peristiwa ketika di Cipondoh tepatnya dekat dengan polsek Cipondoh. Motor dengan kecepatan kencang menyalip disamping motor saya, stang motor saya seperti terdorong oleh motor tersebut dan membuat saya terjatuh dari motor ditengah jalan. Tubuh saya terlepas dari motor dan tergesek dengan aspal hingga jauh dari motor ditengah jalan, kejadiannya seperti pembalap yang terjatuh. Untung tidak ada mobil atau kendaraan lain yang menabrak saya saat jatuh. Cuma luka dikedua lutut membuat saya sulit berjalan serta rasa sakit dan luka-luka ditelapak tangan membuat terbatasnya aktivitas saya. Alhamdulillah, untuk bagian kepala tidak ada luka sedikitpun karena terlindung oleh helm. Seorang bapak yang menyerempet saya datang dan menghampiri saya, saat saya sedang ngomel dia langsung memotong dengan pertnyaan"gak apa-apa kan?" dan dia langsung pergi tanpa membantu sedikitpun bahkan untuk mendirikan dan meminggirkan motor sayapun tidak ia lakukan. Untung ada seseorang yang dari pakaiannya adalah sopir taxi menolong saya untuk meminggirkan motor saya dan memberikan saya tempat duduk. Saat duduk pandangan saya mulai gelap dan sesak napas saat melihat dibalik celana saya yang robek terdapat luka dilutut saya, hal ini sering saya rasakan karena saya sangat tidak kuat jika melihat darah. Tapi setelah keluar keringat pandangan saya kembali pulih. Bapak yang tadi menolong saya menyuruh saya untuk menelpon kerumah untuk menjemput dan ia bertanya-tanya sedikit sambil menemani saya. Tapi ia meninggalkan saya sebelum ayah saya datang karena ia harus segera kerja. Tak lama kemudian ayah saya dan kaka saya datang menjemput dan saya pulang kerumah. Dirumah segeralah luka-luka saya dibasuh dengan air hangat lalu diobati dengan obat merah. Tentunya luka-luka ini menimbulkan rasa sakit sehingga saya hanya berbaring saja sambil bercerita tentang kejadian tadi. Ibu sayapun juga bercerita tentang firasatnya dari sebelum saya berangkat sekolah dan mimpinya tadi malam. [caption id="attachment_96023" align="aligncenter" width="490" caption="firasat (sumber radarberita)"][/caption] Ibu saya memang sudah mempunyai firasat tidak enak sejak pagi hari sebelum kejadian. Biasanya saya langsung menyiapkan baju sebelum mandi, tapi entah mengapa baju kokoh untuk sekolah tidak saya temui padahal biasanya selalu tergantung rapih dilemari. Akhirnya ibu sayalah yang mencarikannya, tapi sudah dicari dimana-mana juga tidak ketemu. Padahal kata ibu saya seharusnya ada dilemari karena belum lama sudah disetrika oleh ibu saya. Sudah lebih 30 menit lebih mencari tapi masih tidak ketemu, akhirnya saya memutuskan untuk mandi saja dan setelah mandi bajunya sudah ibu saya temui. Disinilah firasat ibu saya sudah mulai tidak enak, karena ia menemukan baju saya tergulung dan tersembunyi dijaket padahal ibu saya masih ingat baju itu setelah disetrika langsung digantung dilemari. Seolah-olah sulitnya baju ini ditemui memberi tanda agar saya tidak berangkat sekolah. Selain firasat tidak enak ternyata ibu saya juga mempunyai mimpi pada malam sebelum hari kejadian. Saat mimpi itu ibu saya melihat ada beberapa orang hanyut terbawa arus dan salah satunya adalah saya. Lalu, ibu saya mengucap "lailahailallah" berulang kali dan tiba-tiba saya langsung ada dipelukan ibu saya. Tiba-tiba ada seseorang datang dan berkata "untung ibu selalu mengucap lailahailallah jadi anak ibu nyawanya masih bisa diselamatkan". Tidak ada maksud untuk sombong tapi yang saya ketahui memang benar nyatanya ibu saya sering membaca shalawat saat pagi dan sore hari. Mungkin juga mimpi itu menyampaikan bahwa berkat ibu saya sering mengucap shalawat sehingga nyawa saya diselamatkan. Pastinya mimpi itu memang benar adanya bahwa saya mengalami kecelakaan dan akhirnya selamat. Serta firasat tidak  enak ibu saya sebelum saya berangkat sekolah ternyata adalah wujud dari firasat kejadian ini, seolah-olah baju yang sulit ditemui ini melarang saya untuk berangkat sekolah. Sayapun hanya dapat mengambil hikmahnya dari peristiwa ini agar lebih berhati-hati dalam berkendara dan sadar bahwa firasat ibu terhadap anaknya itu sangat kuat, serta mimpi juga bukan hanyalah buah tidur semata. Saya juga sadar bahwa ikatan batin antara anak dan ibu itu sangatlah istimewa. Saya menyadari itu semua dan begitupula dengan kasih sayang Tuahn yang masih memberikan saya umur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun