Mohon tunggu...
Claudia Angeline Lesimanoeaja
Claudia Angeline Lesimanoeaja Mohon Tunggu... -

seni, hukum dan perdamaian | hanya seorang wanita 29 tahun yang gemar menulis, membaca dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Belajar dari Ibu Tuty

23 Maret 2016   16:45 Diperbarui: 23 Maret 2016   17:23 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia yang masih dalam tahap 'perbaikan' dan 'revolusi mental' ini ternyata sudah banyak orang baik yang layak mendapatkan hormat dan dukungan dari kita semua.. Salah satunya adalah Ibu Tuty.. Ibu yang namanya sempat jadi perbincangan kemarin di dunia maya memang cukup menghebohkan para netizen dengan keberaniannya.. Keberanian yang buat saya secara pribadi tergugah.. Jika saya jadi dia pun belum tentu saya berani melakukan aksi sepertinya di tengah kerumunan banyak orang seperti kemarin itu.. Dia melakukan itu bukan untuk popularitas, publikasi atau bahkan penghargaan dari penguasa Jakarta.. Jangankan penguasa Jakarta, dari atasannya sendiri saja saya tidak yakin dia mempunyai pikiran seperti itu.. Dia melakukannya semata-mata karena rasa tanggung jawabnya terhadap pekerjaan.. Terbukti dari sudah 17 tahun dia bekerja sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta.. Bukan waktu yang sebentar.. Dedikasi terhadap pekerjaannya perlu mendapatkan acungan jempol.. Dan hal itu bukan cuma menggugah kita para netizen tapi juga Gubernur Jakarta saat ini, Ahok. Ahok malah tidak segan memberikan hape pintar berkamera guna membantu Ibu Tuty 'memberantas' para pengganggu pekerjaannya dan perusak tamannya..

Tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap para atasan Ibu Tuty di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta saya secara pribadi menyesalkan hal sekecil itu saja tidak terpikirkan oleh kalian.. Mungkin di pikiran kalian, ah mereka kan hanyalah Pekerja Harian Lepas untuk apa diberikan fasilitas 'memadai'.. Tapi apakah kalian lupa jika fasilitas yang untuk sebagian orang 'sepele' itu bisa menjadi sesuatu yang sangat berarti untuk mereka dan kalian juga? Bukankah hal tersebut bisa membantu meringankan tanggung jawab dan pekerjaan kalian juga?

Dan dalam hal ini, bukan untuk membanggakan Ahok dalam kapasitasnya sebagai calon Gubenur berikutnya yang sedang berusaha mencari dukungan masyarakat atau apalah.. Tapi saya bangga terhadap Ahok.. Pekerjaan dan tanggung jawab yang seharusnya diemban oleh anak buahnya dia ambil alih sebagai rasa tanggung jawab dan terima kasihnya kepada 'buruh harian' yang memang berdedikasi tinggi.. Sekaligus saya iri terhadap kalian para warga Ibukota yang mempunyai Gubernur seperti Ahok.. Di daerah saya, Banten hmm ah sudahlah.. Tidak etis untuk saya menjatuhkan Gubernur saya sendiri (meski sebenarnya tidak ada yang bisa dibanggakan).. *ups*

Akhir kata,, semoga kita bisa sama-sama belajar dari cerita Ibu Tuty.. Bekerjalah bahkan melebihi kapasitas kita guna menghasilkan yang terbaik tanpa perlu memikirkan reward apa yang akan kita terima.. Karena 'tanpa' pengakuan dan penghargaan dari orang lain pun, kita akan tetap mendapatkan 'penghargaan' dari Tuhan.. Tetaplah setia bekerja karena setia dalam perkara kecil maka Tuhan akan mempercayakan perkara besar terhadap kita..

Saatnya berkata kepada semua orang yang kita temui 'REVOLUSI MENTAL' di mulai dari diri sendiri..

sumber berita

 

Salam Damai,

Claudia Angeline Lesimanoeja

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun