Sastra merupakan media untuk menuangkan ide, gagasan, pemikiran dan perasaan penulis yang disajikan dalam sebuah karya, baik berupa sastra lisan maupun tulis. Salah satu dari genre karya sastra adalah drama. Moulton (dalam Soediro Satoto, 1991:3) mengatakan bahwa "Drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak" (life presented in action).
Pada artikel ini akan membahas mengenai nilai moral dalam drama Asal - Usul Banyuwangi karya Teater Komunal mengenai nilai moral. Berikut beberapa kutipan terkait nilai moral yang terdapat dalam Drama Asal - Usul Banyuwangi karya Teater Komunal.
1. Keberanian Moral
Ratu Klungkung : "Bunda adalah seorang pemimpin. Bunda harus mempertahankan kerajaan ini hingga titik darah penghabisan. Sudahlah Surati, Rupaksa tolong kau bawa adikmu pergi, cepatlah!"
Surati: "Tidak! Ini tidak benar. Kami sangat menghawatirkan keselamatan Bunda. Bunda harus ikut bersama kami!"
Ratu Klungkung : "Cepatlah pergi dari istana ini sebelum orang-orang dari Kerajaan
Sindurejo datang kemari" ( YouTube, Â 2:01)
Data tersebut termasuk dalam keberanian moral dimana Ratu Klungkung menunjukkan keberaniannya untuk mempertahankan kerjaan hingga titik darah penghabisan. Ratu Klungkung pun tidak mau sampai anak -- anaknya terkena imbasnga maka Ratu Klungkung menyuruh anak -- anaknya untuk pergi tanpa mengkhawatirkan Bundanya.
2. Moral Kerendahan Hati
Surati: " Hah istana? Apakah tuan seorang raja?"
Raja Banterang : " Betul. Sebenarnya aku seorang raja dari kerajaan Sindurejo. Hari ini aku pergi berburu dengan pengawalku, namun terhenti karena aku melihatmu dan aku jatuh cinta kepadamu pada pandangan pertama. Jadi, kutanya sekali lagi, maukah kau menjadi permaisuriku?"
Surati: " Tapi, apakah saya ini pantas bersanding dengan Yang Mulia?"
Raja Banterang: " Tentu saja, kau adalah gadis tercantik yang pernah kutemui dan hanya kaulah yang aku ingin jadikan permaisuriku".
Surati: " Dengan segala kerendahan hati, aku mau menerima lamaran ini. Dengan satu syarat yaitu Yang Mulia harus setia dan bisa menjagaku, dan apa boleh aku mengajak seorang dayangku untuk tinggal?" (YouTube, Â 5:51)
Data tersebut menunjukkan kerendahan hati seorang Surati yang merasa bahwa dirinya bukan yang terbaik untuk dijadikan permaisuri. Dengan kerendahan hatinya Surati akhirnya menerima lamaran Raja Banterang.
3. Moral Kejujuran
Raja Banterang: " Apa benar kau menemukan keris ini di bawah bantal istriku? "
Arum: " Hamba bicara jujur, Yang Mulia. Hamba siap menerima hukuman mati apabila hamba terbukti berbohong". (YouTube, Â 10:44)
Data tersebut juga termasuk dalam moral kejujuran. Arum berbicara jujur pada Raden Banterang bahwa ia yang menemukan keris dibawah bantal Surati saat membereskan kamarnya. Tetapi Raden Banterang sempat tidak percaya bahwa keris itu punya istrinya Surati.