Mohon tunggu...
Claudea Novitasari
Claudea Novitasari Mohon Tunggu... -

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta - 2012

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

BASIC Dasar Jurnalisme Online

12 Maret 2015   19:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

B-A-S-I-C merupakan istilah yang dikenal sebagai lima prinsip dasar dalam jurnalisme online. Istilah ini dikemukakan oleh Paul Bradsaw. Apakah maksud dan kepanjangan dari istilah tersebut?

B = Brevity

Brevity atau ringkas dalam artian penyampaian pesannya. Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam media online harus singkat, padat, dan jelas. Alasannya karena infomasi di media online akan berganti dengan cepat dan diperbaharui secara terus menerus. Sehingga, akan lebih efektif apabila isi dari pesan yang disampaikan tidak perlu panjang lebar, namun langsung tertuju pada intinya saja.

Orang-orang zaman sekarang identik dengan pekerjaan yang padat sehingga membuat mereka menjadi sangat sibuk. Oleh karenanya, mereka tidak mempunyai banyak waktu hanya untuk membaca sebuah berita yang panjang seperti di surat kabar. Biasanya mereka akan lebih senang mencari dan memperbaharui informasi mereka melalui media sosial.

Sifatnya yang singkat, padat, namun tetap jelas ini membuat isi informasi di media online menjadi lebih simple untuk dikonsumsi.

A = Adaptability

Kunci utama seorang jurnalis online yakni harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Terutama karena sekarang ini telah memasuki era generasi II berupa sistem digital dan serba berbasis online. Sehingga, sekarang ini medium seperti broadcasting radio maupun televisi pun pasti mempunya Website.

Keberadaan Website ini secara tidak langsung mengaharuskan untuk beradaptasi dengan teknologi-teknologi baru, seperti:


  • (Hyper)Text
  • Audio
  • Video
  • Still images
  • Audio slideshows
  • Animation
  • Flash interactivity
  • Database-driven elements
  • Blogs
  • Microblogging/Text/email alerts (Twitter)
  • Community elements – forums, wikis, social networking, polls, surveys
  • Live chats
  • Mapping
  • Mashups

Namun bukan berarti bahwa seorang jurnalis online harus menguasai semua teknologi tersebut. Melainkan lebih pada efektivitas yang dapat dicapai pada pemanfaatan teknologi-teknologi tersebut, seperti penggunaan videoblog, audio, maupun foto sebagai pelengkap dalam Website. Tugas untuk merealisasikan hal ini sebenarnya juga dapat diserahkan pada tim kreatif yang bekerja dibalik meja redaksi.

Sehingga kemampuan jurnalis online sebenarnya lebih banyak diasah dalam hal, seperti:


  • Kemampuan dalam penulisan, yakni pada aktualitas dan kedalaman isi berita
  • Seorang jurnalis harus memiliki referensi yang lebih banyak lagi, terkait pada perkembangan isu yang harus selalu dipantau secara terus-menerus. Hal ini mungkin dapat diwujudkan dengan memanfaatkan beberapa aplikasi Web, seperti Blog, Flickr, Facebook, Twitter, Youtube, dll sebagai referensi mereka
  • Memiliki pemahaman dasar mengenai penggunaan dan pemanfaatan videoblog, audio, maupun foto
  • Memahami mengenai beberapa software editing

S = Scannability

Kini audience pun lebih berorientasi pada isi pesan. Merekalah yanhg mencari isi pesan berita pada sebuah web site. Jika mereka menemukan isi pesan mereka akan terus membacanya. Jika mereka tidak menemukan yang mereka cari, mereka akan langsung menutupnya dan pergi ke website lain.

I = Interactivity

Interactivity adalah faktor yang memberikan kesempatan pada audience untuk melakukan kontrol penuh. Terdapat dua konsep yang mengidentifikasi dua buah dimensi terhadap interactivity. Dimensi pertama adalah ruang dan waktu, sedangkan dimensi kedua meliputi input dan juga output.

Melihat dari gambar di atas, kedua dimensi tersebut tentunya saling memiliki keterkaitan. Sehingga, dapat disimpulkan jika yang menjadi poin penting dari konsep tersebut adalah menjadikan audience bukan hanya sebagai viewer namun juga sebagai pengguna (user).

C = Community

Pada era ini media online membutuhkan sebuah komunitas apabila ingin menguasai pasar. Audience tidak lagi hanya ditempatkan sebagai pembeli atau penikmat saja, melainkan dianggap sebagai kontributor yang aktif, moderator, bahkan editor. Bahkan konten berita bukan lagi sebagai sesuatu yang utama, melainkan menjadi perbincangan dan diskusi bersama.

Pesan elektronik atau yang lebih dikenal dengan sebutan e-mail pada beberapa tahun lalu mungkin menjadi media komunikasi yang paling populer. Namun sekarang, penggunaanya mulai tergeser oleh peran dari social networking dan instant messaging. Penggunaan blog dan juga forum diskusi online dianggap sebagai instrumen yang tepat dalam menarik perhatian audience.

Sehingga perlu untuk memperhatikan beberapa komponen penting sebagai berikut:


  • Aktif dalam komunitas, dengan memberikan komen pada sebuah berita di blog atau forum diskusi, memposting atau mengupdate tulisan di social network. (comment)
  • Terbuka pada kritik dan juga saran dari orang lain yang disampaikan melalui komen atau e-mail. (open-up)
  • Menunjukan sikap yang antusias terhadap semua anggota komunitas (respond)
  • Antusias tersebut dapat diwujudkan dengan menyampaikannya melalui hyperlink yang tertuju pada sumber isu atau sumber berita yang menjadi pembahasan (linking)
  • Hal yang paling terpenting adalah harus mejadi pendengar yang baik (listen)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun