"Aku dan Hujan di Bulan November" oleh Vira Cla Hujan tak pernah datang tiba-tiba di bulan November. Ia selalu memberi pertanda sebelum turun menghunjam bumi. Setidaknya itu yang kuperhatikan sebulan ini. Seringkali kulihat lewat jendela kamar langit dipenuhi awan berat kelabu pekat, menghiasi langit pagi, siang, ataupun sore. Pertanda yang memberi isyarat. Isyarat hujan 'kan datang. Tak hanya awan, ada juga gemuruh yang bertalu-talu. Seperti berlomba saling adu kencang. Memekakkan yang kadang mengejutkan, membuat jantungku berdetak lebih kencang saking kagetnya. Aku awas, hujan pasti 'kan lebat. Aku bersiap jadikan rumah tempat berteduh yang nyaman.
Lalu, kau datang, ketika langit muram dan tetes-tetes air mulai berjatuhan dari awan. Tak ada berita sama sekali kau 'kan mengunjungiku di rumah ini. 'Tiba-tiba' sepertinya sudah jadi kebiasaanmu. Sungguh berbeda dengan hujan yang kuperhatikan di bulan November ini.
SELANJUTNYA... Baca di Buku Kumpulan Cerita Pendek "AKU DAN HUJAN" persembahan Cubiculum Notatum (www.jejakubikel.com)
[caption id="attachment_94705" align="alignleft" width="170" caption="Sampul depan Aku dan Hujan"][/caption]
"Aku dan Hujan"
LiniKala Publishing
Ada 50 cerita pendek yang melukiskan hubungan pribadi antara aku dan hujan dari 50 penulis yang terus mengeksplorasi khasanah sastranya melalui jejakubikel.com
Unduh teaser "Aku dan Hujan" di http://www.4shared.com/document/cetwAN9U/Teaser_AKU_DAN_HUJAN.html
Setiap menjadi biru, kubuka kenangan ungu akanmu. Ketika rindu belum mengenal sendu. Kau dan aku, meramu tawa dalam puisi sambil lalu.
- Aku dan Hujan yang Menjadikannya Biruoleh Meliana Indie, Kompasianer.
Selalu, satu tanganku memegang gagang payung dan satu lainnya dalam kekuasaan jari jemarimu yang begitu erat menggenggam.