Proyek pembangunan Bandara Internasional Dhoho di Kediri merupakan salah satu contoh nyata dari kerja sama strategis antara pemerintah dan pihak swasta yang sebelumnya sempat menghadapi penolakan sebelum akhirnya disetujui.
Proyek Bandara Internasional Dhoho di Kediri merupakancontoh kolaborasi strategis antara pemerintah dan swasta yang pada awalnya sempatmenghadapi penolakan sebelum akhirnya disetujui. Rencana ini sempat ditolakpada 2018 oleh Pemprov Jatim dan Presiden Jokowi karena tidak sesuai denganRTRW Jatim dan bukan merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telahdirencanakan sebelumnya. Namun, setelah dilakukannya peninjauan ulang dan penyesuaian, proyek ini akhirnya disetujui sebagai PSN dengan pertimbangan bahwa manfaat ekonomi dan konektivitas yang akan diterima lebih besar.
Hingga saat ini, Bandara Dhoho telah resmi beroperasi sejak April 2024 dengan landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan kapasitas hingga 10 jutapenumpang. Dengan tujuan untuk menunjang peningkatansosial dan ekonomi di wilayah Kediri dan wilayah sekitarnya.
Salah satunya dampak dari dibangunnya Bandara InternasionalDhoho Kediri ini sendiri yaitu memungkinkan terjadinya multiplayer effect bagi wilayah-wilayah sekitar, selain itu proyek ini juga mendorong masyarakat menjadi lebih kreatif dan aktif dalammemanfaatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan baru dan membuka usaha baru,yang nantinya dapat berdampak besar pada peningkatan pendapatan mereka danmerangsang pertumbuhan ekonomi Kediri.
Namun, meski begitu, masih ada beberapa tantangan yang perludihadapi, seperti pengelolaan dampak lingkungan dan kebisingan yang ditimbulkanoleh aktivitas penerbangan, Yang mana harus dikelola dengan baik melaluikerjasama antara pemerintah dan pihak swasta, serta dengan menerapkan standaroperasional ketat untuk meminimalisir permasalahan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H