tengah malam mencari tempat bersandar
ku bayangkan putih itu ada
mencoba lelap dan satu
tak elak kelam menjamu, dan
sekelebat mega'mu datang merasuk dan merusak
segenap bawah sadarku gocang...
menjelang pagi aku terhenyak
terjaga dalam kalut
kalut kabut abu-abu yang kacau
mencoba memancing matahari untuk hangat
tapi pagi terlanjur beku
sungguh kau merayu'ku untuk jatuh
segera lupa beda ya dengan tidak.
ya, dulu aku membayang bisa menyentuhmu
tidak, dia? di pelipisku saja sudah tak terlihat
ya, aku meminta kau mengijinkan aku
tidak, sekarang pun aku sudah mengusirnya
ya, kau memang sulit untuk digapai
tidak, kalau memang aku berlari tentu aku dapat
ya, aku akan mundur meski tersendat debu
nhah...akan kah aku bilangtidakuntuk yang ini?
setiap aku beranjak, kau muncul mengagetkan
mengelak asa untuk segera jauh!
tolong, tampar saja aku!
hari kemarin adalah meminta ijin untuk mencerna angan'mu,
maka hari ini adalah meminta ijin untuk mencerai bayang'mu...
beri aku celah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H