Kegiatan Psikoedukasi dilakukan di salah satu SMP di Surakarta selama 2 minggu intensif oleh tim MBKM Riset Psikologi UNS yang  melibatkan seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri X Surakarta dengan jumlah 241 orang.  Tim MBKM Riset terdiri dari 3 mahasiswa yaitu Amani Ashfia, Clarissa Cita Wihanantya, dan Neiyfa Alifah Putri. Kegiatan Psikoedukasi ini merupakan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang menjadi salah satu rangkaian dari program MBKM Riset. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan bagaimana mencegah terjadinya kekerasan dalam pacaran sehingga meminimalisir munculnya masalah kekerasan dalam pacaran yang marak terjadi pada remaja.Â
Berdasarkan permasalahan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan guru Bimbingan Konseling, permasalahan siswa/i yang sering terjadi adalah maraknya hubungan antar lawan jenis, termasuk pada dampak permasalahan dalam hubungan yang mempengaruhi sikap siswa-siswi di sekolah. Siswa/i lebih berfokus menjaga penampilan daripada belajar sehingga prestasi akademiknya menurun, menjadi pendiam, murung, dan tidak fokus dalam pembelajaran karena ada permasalahan dalam hubungannya seperti bertengkar dengan pacarnya. Menilik pada permasalahan tersebut, tim MBKM melakukan psikoedukasi guna untuk memberikan pengetahuan terkait kekerasan dalam pacaran, cara mengendalikan emosi, dan cara pelaporan apabila mengalami atau mengetahui kekerasan dalam pacaran. Seluruh rancangan kegiatan disusun di bawah pengawasan dosen pembimbing dan persetujuan dosen penguji sehingga didapatkan kegiatan yang sesuai dan bermanfaat.
Kegiatan psikoedukasi diikuti oleh 188 siswa/i kelas VIII SMP Negeri X Surakarta. Kegiatan berlangsung dalam 2 sesi. Sesi pertama dilakukan pada minggu pertama yaitu 15-17 Oktober 2024. Pada sesi pertama, kegiatan diawali dengan pembukaan yang terdiri dari pengenalan anggota tim dan maksud tujuan kegiatan. Setelah pembukaan, siswa/i akan diberikan lembar pre-test. Pre-test terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terkait kekerasan dalam pacaran untuk mengetahui pengetahuan siswa/i sebelum edukasi. Selanjutnya, siswa/i diberikan materi terkait kekerasan dalam pacaran. Materi terdiri dari  pengertian dan prevalensi kasus, faktor, jenis, dampak, mekanisme koping, cara pengendalian emosi, dan cara pelaporan. Seusainya materi, siswa/i diberikan lembar post-test untuk melihat pemahaman siswa/i terkait kekerasan dalam pacaran setelah psikoedukasi.
Sesi kedua dilaksanakan pada minggu kedua yaitu 22-24 Oktober 2024. Pada sesi kedua, tim mengawali dengan pembuka lalu dilanjutkan dengan praktik mekanisme koping journaling. Siswa/i diberikan lembar journaling yang sudah disiapkan oleh tim. Lembar journaling berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu siswa/i  untuk mencurahkan perasaan atau bercerita. Selanjutnya, dilakukan praktik teknik pengendalian emosi. Teknik yang pertama adalah pernapasan 4-7-8 dan dilanjutkan dengan teknik butterfly hug. Praktik dipandu oleh tim dan diikuti oleh seluruh siswa/i. Setelah selesai praktik, tim membagikan lembar screening. Screening dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui pengalaman kekerasan dalam pacaran dan kondisi peserta. Sesudahnya, dilanjutkan dengan sesi evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan memanggil 2-3 anak untuk menyampaikan sudut pandangnya terkait pelaksanaan kegiatan. Sesi ini menjadi sesi penutup pula dari rangkaian program psikoedukasi.
Berdasarkan hasil evaluasi dari siswa-siswi selaku peserta kegiatan, didapatkan respon positif terhadap keberjalanan kegiatan Psikoedukasi. Perwakilan siswa/i memberikan umpan balik jika kegiatan yang dilakukan seru, fasilitator asik, dan materinya baru sehingga memberikan pengetahuan selain pelajaran. Selain itu, terdapat siswi yang mengatakan jika waktunya terlalu cepat sehingga pemberian materi kurang panjang. Siswa/i juga mengaku menjadi tahu cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan emosi sehingga dapat dipraktikan dalam kegiatan sehari-hari, tidak hanya saat kekerasan.
Secara kuantitatif, penghitungan hasil analisis pre-test dan post-test menunjukan hasil yang baik. Hasil nilai rata-rata pre-test adalah 3,4149 dan nilai rata-rata post-test adalah 5,01060. Oleh karena itu, dapat disimpulkan jika terdapat peningkatan pemahaman siswa/i kelas VIII SMP X Surakarta terkait kekerasan dalam pacaran.
Keseluruhan hasil evaluasi, baik evaluasi melalui siswa/i maupun analisis pre-test dan post-test  menunjukan bahwa kegiatan Psikoedukasi Pencegahan Kekerasan dalam Pacaran memberikan dampak positif dan efektif dalam memberikan pengetahuan terkait kekerasan dalam pacaran kepada siswa/i. Berdasarkan hal tersebut, selain memiliki pengetahuan baru, diharapkan jika siswa/i juga dapat mengimplementasikan dan menjadi pemengaruh untuk meminimalisir adanya kekerasan dalam pacaran yang marak terjadi pada lingkungan remaja atau lingkungan sekitar mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H