Mohon tunggu...
Clarissa Arindie Provellia
Clarissa Arindie Provellia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa yang sedang mendalami ilmu kefarmasian dan sedang belajar untuk berperan memajukan dunia kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Swamedikasi dengan Obat Tradisional Tidak Menjamin Pengobatan Pasti Aman

16 Juni 2022   11:13 Diperbarui: 16 Juni 2022   11:28 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : CMIHospital.com

Ketika mengalami suatu penyakit yang ringan ataupun gejala penyakit, seringkali seseorang mengambil langkah awal dengan melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi. Dalam melakukan swamedikasi, sebagian besar pemilihan dan penggunaan obat oleh seorang individu dilakukan tanpa diagnosa serta saran dari dokter terlebih dahulu. Hal tersebut memang tidak dilarang dan tetap dapat memberi manfaat jika dilakukan sesuai aturan. Akan tetapi, swamedikasi juga menimbulkan kekhawatiran diakibatkan kurangnya literasi tentang kesehatan pada masyarakat yang berpotensi pada penyalahgunaan obat.

Dengan demikan, agar seseorang dapat melakukan swamediaksi yang aman maka obat yang diperoleh harus berasal dari tempat yang terpercaya, seperti apotek. Lalu, obat yang dapat dibeli hanyalah obat yang dijual secara bebas dan tidak memerlukan resep dokter, seperti golongan obat bebas dan obat tradisional.

Beberapa waktu terakhir, swamedikasi dengan menggunakan obat tradisional menjadi hal yang semakin diminati oleh masyarakat. Hal tersebut tidak lepas dari alasan masyarakat yang menganggap bahwa obat tradisional berasal dari bahan alami yang memiliki sedikit efek samping. Terlebih lagi, pada iklan sering ditemui klaim pengobatan herbal yang manjur dan 100 persen aman. Tentunya, hal tersebut juga dapat semakin meyakinkan masyarakat untuk menggunakan obat tradisional tanpa rasa khawatir yang pada akhirnya menimbulkan kurangnya kewaspadaan. Akan tetapi, anggapan dan klaim tersebut tidak sepenuhnya benar karena ada beberapa obat tradisional yang belum terdaftar di BPOM dan juga belum melalui uji klinis. Selain itu, obat tradisional tidak dapat diberikan ke semua orang. Dengan demikian, sebelum menggunakan obat tradisional perlu adanya pemahaman lebih dalam agar swamedikasi dapat tetap aman dan efektif.

Dilansir melalui BPOM, obat tradisional di Indonesia dibagi menjadi tiga berdasarkan klaimnya.  Pertama, yaitu jamu yang klaim khasiatnya dibuktikan berdasarkan data empiris. Kedua, yaitu Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) yang klaim khasiatnya dibuktikan secara ilmiah atau pra klinik serta telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. Ketiga, yaitu Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine) yang klaim khasiatnya harus dibuktikan berdasarkan uji klinik dan telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.

Selain mengenal macamnya, BPOM juga memberi himbauan kepada masyarakat dalam petunjuk pencegahan untuk menghindari bahaya obat tradisional, antara lain obat tradisional yang digunakan harus memiliki nomor izin edar BPOM, tidak menggunakan obat tradisional bersama dengan obat kimia (resep dokter), mengunjungi website Badan POM (www.pom.go.id) untuk mengetahui obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat pada bagian “public warning”, memperhatikan informasi “peringatan/perhatian”, dan tidak mengonsumsi obat tradisional jika ada efek samping yang rentan dengan kondisi kesehatan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa baik obat kimia maupun obat tradisional keduanya memiliki efek samping jika tidak digunakan sesuai aturan. Pemahaman yang keliru tentang obat tradisional perlu untuk segera dihilangkan dengan diiringi pemberian informasi yang dapat diperoleh melalui tenaga kesehatan yang berwenang. Tidak hanya itu, masyarakat sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan dokter jika tubuh memunculkan reaksi yang tidak baik selama melakukan swamedikasi dengan menggunakan obat tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun