Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Pengalaman di Dusun Kendal Ngisor

11 Januari 2016   16:30 Diperbarui: 12 Januari 2016   13:47 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun lalu, sekolah saya mengadakan acara live in ke sebuah dusun bernama Kendal Ngisor, Ambarawa. Saat perjalanan ke Ambarawa, bus kami mogok. Tetapi hal tersebut tidak mengruangi semangat kami untuk bertemu warga dusun Kendal Ngisor. Sesampainya di dusun Kendal Ngisor, kami disambut oleh warga dengan tarian Kontulan. Kemudian setiap keluarga di berikan dua orang murid untuk tinggal bersama mereka. Kami menjadi anggota keluarga tersebut. Setiap keluarga benar-benar menganggap kami sebagai anggota keluarga mereka. Aktifitas kami disana adalah mengikuti kegiatan keluarga kami sehari-hari.

Tinggal disebuah dusun sangatlah berbeda dengan tinggal di kota. Udara di dusun sangatlah bersih, ikatan kekeluargaan antara tetangga masih sangat tinggi, mereka tidak individualistis seperti masyarakat kota dan mereka sangatlah ramah dan sopan. Selama beraktivitas disana, kami tidak diijinkan untuk menggunakan Handphone kami. Hal tersebut tidak seburuk apa yang anak kota pikirkan. Malahan hal tersebut membuat ikatan persaudaraan kami semakin erat tanpa gadget. Hal tersebut sangat membuat kami berbaur dengan teman-teman maupun warga desa. Kami juga bertamu kerumah tetangga yang sangatlah jarang dilakukan di kota. Kami juga makan tiga kali sehari dengan keluarga kami, yang sangat jarang dilakukan di kota karena kesibukan masing-masing anggota keluarga. 

Saat disana, saya mendapatkan pengalaman yang saya tidak akan pernah dapatkan di kota. Saya belajar untuk memanen padi. Pengalaman tersebut sangatlah menyenangkan, saya menggunakan sabit untuk memotong padi. Kemudian kami merontokan bulir-bulir beras dari padi tersebut yang di tampung diatas terpal. Ibu saya di kendal ngisor adalah penjual gula aren dan kopi. Saya melihat pembuatan gula aren dan kopi. Hal tersebut sangatlah menarik karena saya belom pernah melihat proses dari awal pengambilan aren dan kopi sampai diolah menjadi gula aren dan kopi yang dapat di konsumsi. Terdapat 3 kesenian khas Kendal Ngisor. Ada tari Soreng, tari Kontulan dan Rebana. Satu murid boleh memilih satu kesenian yang akan di tampilkan pada pentas seni. Saya memilih untuk belajar Rebana.

Kami mengadakan acara lomba yang diadakan untuk anak-anak sampai dewasa. Para pemenang akan mendapatkan hadiah yang akan membantu keluarga tersebut.  Saya sangatlah bahagia saat melihat mereka dengan semangat dan antusias mengikuti lomba. Kami juga mengadakan acara pasar murah. Dimana sebelum berangkat ke Kendal Ngisor, murid-murid diminta untuk mengumpulkan baju layak pakai yang akan di jual di pasar murah. Harga-harga baju beragam mulai dari Rp. 1000,00 sampai Rp. 15000,00. Keuntungan dari acara tersebut disumbangkan untuk kas desa Kendal Ngisor. Acara puncak saat di Kendal Ngisor adalah pentas seni. Dimana setiap kelas telah diminta untuk memberikan sebuah pertunjukan. Kami juga menampilkan kesenian khas Kendal Ngisor yang telah kami pelajari. Ada pula penampilan dari warga Kendal Ngisor yang sangatlah spektakuler.

Hari terakhir sebelum kami pulang ke Jakarta, kami melihat wisata alam Kendal Ngisor yaitu air terjun Mbah Senggol. Terdapat dua air terjun. Kedua air terjun tersebut sangatlah indah. Setelah melihat air terjun, kami pulang kerumah masing-masing untuk berkemas dan makan siang terakhir dengan keluarga. Meninggalkan keluarga kami disana sangat memilukan. Kami telah menganggap mereka sebagai keluarga kami sendiri, begitu juga mereka. Sebelum pergi, kami mengambil foto keluarga, berterimakasih dan akhirnya mengatakan perpisahan.

Pengalaman saya di dusun Kendal Ngisor adalah sebuah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya mendapatkan pengalaman-pengalaman yang tidak akan pernah saya temukan di kota. Saya juga mendapatkan sebuah keluarga baru selama saya disana. Terimakasih untuk warga Kendal Ngisor karena telah menerima kami dengan tangan terbuka dan menganggap kami sebagai salah satu bagian dari kalian. Baru-baru ini terdapat bencana alam di Kendal Ngisor. Saya mengirimkan doa saya kepada keluarga-keluarga disana. Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi kepada mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun