Mohon tunggu...
Clarissa Rizki Safira
Clarissa Rizki Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

welcome!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Sosiologi Klasik Menurut Bapak Sosialisme dan Bapak Sosiologi Modern

12 September 2022   00:11 Diperbarui: 11 Oktober 2022   12:15 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel kedua ini akan menjelaskan tentang pemikiran para sosiologi klasik dari 2 tokoh yang bernama Karl Marx dan Emile Durkheim. Apa saja pembahasan utama pemikirannya? Yuk disimak ya! 

Sosiologi punya arti dan penerapan yang bermacam-macam. Beraneka macam ini sering membuat para sosiolog dan orang-orang bingung mempelajari ilmu sosiologi. Sebab antara dua orang atau lebih tampaknya tidak sepaham mengenai arti teoritis dan sebuah gagasan atau pemikiran. Kesalahpahaman ini selalu menyebabkan ide tertentu hilang atau salah didefinisikan. Oleh karena itu akan bijaksana jika  mencoba memahami secara intens dalam aneka ragam istilah teori dalam ilmu sosiologi tersebut. 

Pertama kita akan membahas pemikiran Karl Marx, berikut ini landasan pemikirannya: 

Dialektika Marx: Dialego dari bahasa Yunani artinya "pembalikan:, kata dialektika berasal dari kata tersebut. Sebutan dialektika mengacu pada kondisi-kondisi esensial eksistensi manusia. Di pendapat lama dialektika mempunyai arti seni pencapaian kebenaran dengan cara pertentangan dalam perdebatan dari satu pertentangan. 

Karl Marx tidak pernah memakai sebutan materialisme historis atau materialisme dialektis, Marx menggunakan istilahnya sendiri yaitu metode dialektika yang bertolak belakang dengan metode milik Hegel dan dasar materialistisnya. Marx berkata kenyataan yang bertumbuh akan mengatasi sebuah proses dialektika dan dunia ide perwujudan dari dunia realitas.

Materialisme Historis dan Dialektis: materialisme historis merupakan ilmu pengetahuan dari kebanyakan manusia yang mencoba akan memperhatikan dan menjelaskan dialektika. Materialisme ini dipahami sebagai pengembangan prinsip-prinsip materialisme dialektik melalui analisa mengenai kehidupan masyarakat, atau penerapan materialisme dialektik pada gejala kehidupan masyarakat, atau semua hal yang terjadi dalam aspek masyarakat dan sejarah. Sedangkan materialisme dialektis adalah bukan saja gejala materi dari keutuhan yang organik, namun bergerak dan berkembang. Gerak ialah bentuk eksistensi materi, tidak pernah ada tidak mungkin ada materi tanpa gerak dimanapun. Karena gerak sebagaimana materi itu sendiri, tidak dapat dibuatkan atau dihilangkan.

Infrastruktur ekonomi dan superstruktural sosial budaya: Karl Marx berulang kali memerlukan ketergantungan politik pada struktur ekonomi, tipe analisa berlaku untuk pendidikan, agama, keluarga, dan semua kebiasaan sosial lainnya. sama urusannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, seperti golongan moralitasnya, kepercayaan-kepercayaan agama, sistem-sistem filsafat, ideologi politik, dan pola-pola seni serta fertilitas sastra juga mencerminkan pengalaman hidup yang asli semua orang dalam semua hubungan ekonomi mereka. Hubungan antara infrastruktur ekonomi dan superstruktural budaya dan sosial yang dibentuk atas dasar itu yakni akibat langsung yang wajar dari kedudukan materialisme historis.

Manusia  Menurut Marx: menurut Marx, manusia bisa melahirkan sejarahnya sendiri, namun mereka tidak membuat seperti apa yang mereka dambakan, mereka tidak membuat dalam situasi yang mereka tunjukkan sendiri, melainkan sebuah situasi yang langsung dialami, ditentukan dan penyebaran dari masa lalu. Tradisi dari semua generasi yang mati mengirimkan bagai impian buruk di pikiran manusia yang hidup. 

Masyarakat Menurut Marx: masyarakat menurut Marx dibedakan menjadi 2 yaitu Borjuis dan Proletar. Sedangkan perkembangan masyarakat menurut Marx yaitu masyarakat komunis, sosialisme, kapitalis, borjuis, feodal, dan komunis primitif. 

Alienasi Manusia: alienasi atau keterasingan yakni salah satu konsep penting pemikiran Karl Marx dalam menyinggung mengkritik sistem kapitalisme. Marx menetapkan konsep alienasi untuk mengutarakan pengaruh produksi kapitalis terhadap manusia dan masyarakat. Bagi Marx alienasi bukan berarti manusia tidak mengalami dirinya sebagai pelaku ketika dia menakluk dunianya (realitas/alam/benda), tetapi dia juga asing dalam dirinya sebagai manusia dan manusia lain

Pembahasan pemikiran Karl Marx sudah selesai, sekarang mari kita pindah topik ke pemikiran Emile Durkheim, mari kita simak lagi!

Durkheim memiliki beberapa karya besar dalam hidupnya yaitu The Division of Labour in Society (1893), The Rules of Sociology Method (1895), Suicide (1897), dan The Elementary Forms of Religious Life (1912). Emile Durkheim diketahui mendalam sebagai bapak sosiologi modern, Terurai dari bermacam-macam kritik yang ditujukan pada pemikirannya. Kita tetap harus menghargai Emile Durkheim karena ketekunan untuk membebaskan sosiologi dari pengaruh filsafat dan psikologi, serta menuntunnya untuk menjadi ilmu yang mandiri.

  • Fakta sosial:  fakta sosial menurut Durkheim adalah semua cara bertindak, baku maupun tidak, yang berdasar pada diri sendiri sebagai sebuah paksaan eksternal, bisa juga diucapkan fakta sosial merupakan cara bertindak biasa dipakai oleh masyarakat, dan pada saat yang sama kehadirannya terlepas dari pelaksanaan tersendiri. Fakta sosial dibedakan menjadi 2 yaitu fakta sosial material dan fakta sosial non material. 

-Fakta sosial material: Fakta yang ada dalam masyarakat, dapat dilihat, diobservasi, disimak, yang faktanya ada di dunia nyata.

-Fakta sosial non material: Fakta ini bersifat intersubjektif yang hanya muncul dari kesadaran manusia. Seperti egoisme, altruisme, dan opini. 

  • Solidaritas sosial: Selanjutnya adalah solidaritas sosial menurut Emile Durkheim yaitu kebersamaan memilih pada suatu keadaan hubungan antara individu dan kelompok dilandaskan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama untuk memperkuat pengalaman emosional bersama. Durkheim berpendapat bahwa ada 2 jenis solidaritas yakni mekanik dan organik.

-Solidaritas mekanik: kesadaran kolektif yang sesungguhnya di suatu masyarakat tanpa protes menutup sebuah aturan, norma, atau kepercayaan yang sama.

-Solidaritas organik: lahir dari perbedaan para anggota suatu masyarakat, terjadi karena ada tanggung jawab dan tugas-tugas yang berbeda. Oleh sebab itu ada kemakmuran atau kewajaran dalam kelompok terhadap sifat kelompok lainnya jika kurang mematuhi suatu aturan tidak terlalu memaksa.

  • Bunuh diri: bunuh diri merupakan kejadian di masyarakat yang berulang kali tidak dapat dihindari. istilah lainnya adalah peristiwa mengakhiri hidup secara sengaja. yang sangat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Ada empat tipe tindakan bunuh diri yaitu:

-Egoistic Suicide: terjadi karena integrasi sosial terlalu lemah.

-Altruism Suicide: kebalikan dari egoistic suicide, yaitu bunuh diri terjadi karena integrasi sosial terlalu kuat.

-Anomie Suicide: menggambarkan seseorang mendapatkan kebingungan moral dan kurang arah sosial yang berhubungan dengan keruwetan sosial dan ekonomi dramatis.

-Fatalistic Suicide: terjadi karena terlalu diatur atau terkekang.

Itulah pemikiran dari para sosiologi klasik, semoga artikel ini dapat dipahami dan bermanfaat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun