media sosial didapati mengalami tren di mana banyak masyarakat banyak berbagi informasi pribadi di berbagai platform atau aplikasi yang berpotensi menimbulkan konsekuensi negatif.
Akhir-akhir iniTren ini menjadi semakin lazim karena media sosial menjadi lebih terintegrasi ke dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak hanya pada kalangan muda, tetapi banyak dari pengguna platform media sosial pada berbagai kalangan usia. Tren ini menjadi sebuah keprihatinan, di mana istilah “kebebasan berekspresi” memiliki arti yang ambigu dan rancu.
Padahal kebebasan berekspresi mengacu pada hak individu untuk mengekspresikan pendapat, pikiran, dan ide mereka secara bebas di platform media sosial, akan tetapi arti kebebasan tersebut mengacu pada kebebasan yang berbatas. Hak ini dilindungi oleh banyak hukum nasional maupun internasional dan dianggap sebagai hak asasi manusia yang fundamental.
Pemerintah membatasi kebebasan berekspresi di media sosial melalui undang-undang dan peraturan yang membatasi atau menyensor jenis konten tertentu yang dianggap melanggar. Sehingga, platform media sosial sering kali memiliki panduan komunitas dan ketentuan layanan yang melarang jenis konten tertentu, seperti ujaran kebencian, pelecehan, dan berita palsu.
Membagikan informasi dan mengekspresikan diri di media sosial bisa menjadi hal yang positif ketika hal tersebut menjadi bermanfaat, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas pengguna media sosial.
Contohnya, akhir-akhir ini marak pengungkapan kasus yang diawali oleh unggahan-unggahan pengguna media sosial, sehingga kasus tersebut ramai dan dengan cepat diungkap oleh pihak berwajib. Akan tetapi, pengguna media sosial jelas-jelas harus mengerti bahwa terdapat konsekuensi potensial dari aktivitas online. Di mana, konsekuensi negatif dari oversharing media sosial terhadap masyarakat meliputi:
- Masalah privasi
Berbagi informasi pribadi di media sosial dapat membahayakan privasi dan membuat penggunanya rentan terhadap kejahatan dunia maya seperti pencurian identitas, peretasan, dan serangan phishing.
- Kerusakan reputasi
Banyak konten yang dibagikan dan dianggap tidak pantas atau kontroversial serta dapat merusak reputasi orang lain yang memengaruhi hubungan pribadi dan profesional oleh masyarakat pengguna media sosial.
- Cyber-bullying
Berbagi informasi pribadi dapat membuat pengguna menjadi target cyber-bullying, terutama jika membagikan informasi sensitif tentang diri diri sendiri atau orang lain.
- Masalah kesehatan mental
Berbagi di media sosial secara berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya, terutama jika merasakan tekanan untuk menunjukkan citra tertentu atau menerima umpan balik negatif dari orang lain atau pengguna lain.
Untuk menghindari konsekuensi negatif ini, penting untuk memperhatikan informasi yang pengguna bagikan di media sosial dan menggunakan pengaturan privasi untuk mengontrol siapa yang dapat melihat konten.