Mohon tunggu...
Clarisa Shinta Alfira
Clarisa Shinta Alfira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah pribadi yang aktif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menarik! Kisah Sejarah Garam Rebus Pandansari Sejak Masa Koloni Jadi Identitas Orisinil Garam Rebus Mekar Sari

20 September 2022   19:13 Diperbarui: 20 September 2022   19:14 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Garam rebus Kaliwlingi merupakan salah satu usaha lokal masyarakat setempat yang memiliki nilai historis cukup tinggi sejak dulu kala. Berawal dari masa kolonial, pribumi yang tidak bekerja jelas tidak memiliki upah untuk membeli bahan makanan kepada para pedagang. Sejak sistem barter masih berlaku, masyarakat pribumi berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mencari barang yang setara untuk ditukar dengan bahan pokok kebutuhan sehari-hari. Dengan keterampilan yang terbatas, masyarakat pribumi di Kaliwlingi, tepatnya di Dk. Pandansari memutar otak dengan memanfaatkan potensi alam yang mereka punya sebagai sumber penghidupan. Pemukiman warga yang dekat dengan pesisir memunculkan ide untuk memproduksi garam dengan bahan utama pasir laut yang dialiri air dan direbus. Hasil pembuatan garam tersebut ditukar dengan umbi-umbian, daging, maupun uang receh untuk dibelikan bahan makanan ke depannya.

 

Seiring berjalannya waktu, siasat warga Pandansari mengenai sistem barter dengan produksi garam rebus dari air laut membuahkan hasil yang lumayan. Bekerja sama dengan warga Tionghoa yang juga memiliki nasib sama sebagai korban kolonialisme, mereka rutin melakukan transaksi garam rebus dengan barang maupun uang untuk bertahan hidup. Selagi simbiosis mutualisme terjadi, nyatanya kekejaman masa kolonial tetap saja berjalan di sampingnya. Konon katanya, penuturan dari Ibu Dayuni selaku narasumber sekunder dari kisah masa lampau garam rebus di Kaliwlingi, beliau menuturkan bahwa banyak warga Pandansari yang dipaksa menutup tempat produksi garam rebusnya bahkan hingga diculik dan dibunuh agar tidak lagi meneruskan usahanya. Hal tersebut seolah-olah hanya untuk membuktikan kekuasaan para koloni agar warga di daerah jajahan terus tunduk pada mereka dan terus hidup dalam kesengsaraan.

 

Kisah kekejaman para tentara Belanda dalam membasmi usaha garam rebus di Pandansari sejak dulu kala menjadi kisah yang unik dari berdirinya usaha-usaha garam rebus lainnya di Pandansari, Kaliwlingi sekarang ini. Meskipun banyak melalui perjuangan di zaman kolonial, hingga kini garam rebus justru menjadi usaha unggulan di Pandansari dan Kaliwlingi. Mengetahui bagaimana menariknya kisah di balik berdirinya garam rebus di Pandansari menarik perhatian salah satu mahasiswi KKN Tematik Undip di Kab. Brebes untuk mengenalkan nilai historis garam rebus sebagai brand awareness lewat pembuatan X Banner.

 

Berbekal hasil wawancara singkat dengan Ibu Dayuni mengenai sejarah garam rebus di Pandansari, mahasiswi antropologi yang menempuh semester tujuh, Clarisa Shinta menginisasi pembuatan X Banner untuk kelompok koperasi Mekar Sari Sejahtera. Dengan mencantumkan kisah sejarah garam rebus sebagai poin-poin penting dalam X Banner tujuannya adalah untuk mengenalkan nilai historis garam rebus kepada konsumen maupun pengunjung rumah produksi. Penyerahan X Banner telah dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Agustus 2022 kepada Ibu Dayuni sebagai perwakilan dari mitra mahasiswa KKN. Harapannya, setelah penyerahan berlangsung, X Banner yang diterima dapat berguna sebagai penjelas identitas produk garam rebus Pandansari dan dapat menarik konsumen lebih banyak lagi sebab nilai historis yang menarik dari produk tersebut.

 

Oleh: Clarisa Shinta Alfira

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun