Saat ini Indonesia sedang dilanda oleh Demam Kpop yang hampir mayoritas Remajanya menyukai Kpop atau Oppa Oppa tampan panggilannya. Saya sendiri adalah seorang Kpopers sejak tahun 2016. Saya sangat sering mendapat teguran dari berbagai pihak mengenai hobi saya ini.
"Jika kamu menyukai Kpop pergilah dari Indonesia, cintai produk lokal"
"Jika kamu menyukai mereka terus - menerus kamu akan menjadi gila"
Kata - kata yang cukup menyakitkan hati sebenarnya, karena setiap orang memiliki hobi masing - masing memiliki kecintaannya sendiri. Kurangnya rasa toleransi antarmanusia membuat banyak orang sekarang menjadi lebih menyeramkan, kata - kata yang mereka keluarkan mampu membuat mental seseorang menjadi lebih buruk dari sebelumnya.
Disini saya ingin menceritakan tentang salah satu teman saya yang dimana dia juga seseorang Army atau penyuka Kpop. Dia lahir di keluarga broken home sejak ia kecil, ibu dan ayahnya bercerai dan dia menjadi korban dari perceraian tersebut, hidupnya berantakan sejak kecil sering dipukul oleh ayah tirinya dan sampai akhirnya ia menyerah dan pergi dari rumah untuk hidup sendiri.
Dia bahkan mengatakan kepada saya bahwa, dia ingin mengakhiri hidupnya dulu, ketika dia rasa semua orang membencinya, dia harus berjuang sendirian untuk makan dan untuk bertahan hidup.
Sampai akhirnya dia mengenal Idolanya yaitu BTS, dia mengatakan bahwa dari BTS ini, dia mendapatkan banyak pelajaran hidup, bahwa kita harus merasakan sakit untuk mendapatkan apa itu kebahagiaan, kita harus melewati tangis untuk mendapatkan kebahagia, kita harus melewati malam untuk menyaksikan siang yang cerah.
Bahkan saya sendiri merasakan bagaimana KPOP sangat membantu saya mengubah mainset fikiran saya, ketika saya hilang harapan dan merasa bahwa saya adalah orang yang gagal tetapi ketika saya mengenal BTS yang mengubah fikiran saya menjadi lebih terbuka, membuat saya memberanikan diri untuk mengambil keputusan besar didalam hidup saya yaitu merantau.Â
Ketika anak bungsu perempuan dimanja oleh orang tua mereka, sedangkan saya harus merantau dan berkuliah dengan keringat sendiri, sampai membuat saya mengidap gangguan Bipolar. Saya sangat bersyukur dapat dikenalkan dengan KPOP yang membuat saya bangkit dan menjadi seperti sekarang. BTS banyak mengajarkan saya untuk mencintai diri saya sendiri, untuk bangga dengan apa yang saya miliki, dan memiliki semangat yang tinggi untuk mengejar cita - cita saya menjadi seorang Reporter.Â
Jadi sebenarnya, menjadi Kpopers bukanlah hal yang buruk, menjadi Kpopers adalah sesuatu anugerah jika jatuh di manusia yang tepat. Temanku mengatakan jika ia tidak kenal dengan BTS, mungkin ia tidak akan menjadi pribadi yang seperti sekarang, ia bisa berkuliah, lulus dengan nilai memuaskan, bahkan bekerja di tempat yang layak. Lalu mengapa masih banyak oknum yang mengatakan bahwa Kpopers itu plastik dll? Dan jika saja saya tidak mengenal KPOP mungkin sekarang saya masih menjadi Claresta yang takut dalam melakukan sesuatu hal, selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan tidak bersyukur atas apa yang dimiliki.
Jika kita mengambil sisi positifnya, menjadi kpopers menjadikan kita pribadi yang disiplin, yang taat akan aturan, menjadi manusia yang bertujuan dalam hidup. Kami menjadi Kpopers memiliki tujuan dalam hidup yaitu ingin bertemu dengan BIAS kami suatu saat nanti, lalu apa salah dengan itu? Kami bekerja dengan penuh semangat dan berkuliah dengan semangat demi mengejar cita - cita kami.