Mohon tunggu...
Dominica ClarestaDevi
Dominica ClarestaDevi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jadi Orang Jawa, Sopan Santunnya Harus Dijaga?

15 September 2022   00:44 Diperbarui: 15 September 2022   11:25 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : https://www.instagram.com/xigarettz/

Keluarga merupakan tempat pertama dimana kita dapat menemukan identitas kita serta menemukan keamanan melalui apa yang diajarkan dalam keluarga itu sendiri. Hal ini juga dibahas dalam buku Communication Between Cultures karya Samovar yang berisi mengenai komunikasi antar budaya melalui keluarga yang memiliki peranan penting untuk mempelajari suatu budaya. Bagi saya sebagai seorang mahasiswa yang banyak melakukan interaksi dengan orang-orang yang berbeda budaya, maka sangat penting untuk mempelajari hal tersebut. Dimana apa yang kita terima dan ajarkan di keluarga menjadi dasar yang baik untuk apa yang akan kita terapkan dan terima diluar nantinya. 

Berangkat dari pembahasan mengenai kebudayaan yang ada dalam keluarga, tentunya saya sendiri memiliki pengalaman mengenai hal tersebut. Sebagai seorang yang terlahir dari keluarga asli Jawa tentunya banyak budaya-budaya serta kebiasaan hidup yang diajarkan kepada saya. Terlebih keluarga saya merupakan orang Solo asli yang dimana masih erat sekali dengan budaya-budaya kesopanan dan tata krama dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan tata krama, orang tua saya sangat menggaris bawahi hal tersebut, karena mereka menilai bahwa ini merupakan dasar yang penting dalam melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar. Contohnya seperti saat makan, kita tidak diperbolehkan makan dan mengeluarkan suara yang kencang entah dari mulut ataupun dari piring yang digunakan. Selain itu juga tata krama dalam berbicara, orang tua saya memiliki latar belakang dimana kakek saya memiliki peran penting dalam lingkungan daerahnya. Tentunya hal tersebut menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam kebiasaan sehari-hari, dan kebiasaan tersebut diturunkan kepada saya melalui orang tua saya. tata krama berbicara yang dimaksud adalah bagaimana kita harus bisa menempatkan diri saat sedang berbicara. Ketika berbicara dengan orang yang lebih tua maka harus menggunakan bahasa yang lebih sopan serta halus, dan jika bisa seharusnya menggunakan bahasa jawa krama. Tetapi hal tersebut bukan berarti hanya diterapkan kepada orang yang lebih tua saja, maka dari itu yang diajarkan kepada saya adalah bagaimana kita sebagai orang Jawa harus pandai dalam menempatkan diri dan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar kita, agar sikap dan tutur kata kita tidak menjadi penilaian buruk dimata orang lain. 

Bukan hanya itu, terdapat beberapa hal pula yang sudah diajarkan secara turun temurun. Dimulai dari kakek nenek saya, orang tua saya, dan berlanjut hingga diturunkan kepada saya. Hal tersebut adalah mengenai kesadaran kita sebagai makhluk sosial dan hidup berdampingan dengan orang lain. Dari ditanamkannya perihal itu kepada saya, orang tua saya mengajarkan bahwa kita perlu berperan aktif dalam lingkungan sekitar kita. Cara yang dapat dilakukan pun, pada dasarnya seharusnya sudah menjadi kewajiban kita yaitu mengikuti kegiatan lingkungan sekitar, saling membantu, dan bersikap baik serta ramah kepada sesama. Ketiga poin tersebut seperti sudah menjadi budaya di keluarga saya, yang terbukti dari keaktifan di lingkungan sekitar seperti contohnya saya yang mengikuti kegiatan anak muda di lingkungan saya. 

Jika dikaitkan dengan materi mengenai The Deep Structure of Culture dalam buku Communication Between Cultures karya Samovar, terdapat beberapa fungsi keluarga yang masih dapat saya rasakan karena fungsi tersebut terus diturunkan. Fungsi yang pertama adalah fungsi sosial dimana hal ini mengartikan bahwa keluarga akan memberikan pemahaman mengenai cara bertahan hidup dan bekerjasama dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat. Fungsi ini relevan dengan budaya keluarga yang saya sampaikan diatas mengenai kesadaran kita sebagai makhluk sosial dan hidup berdampingan dengan orang lain. Selanjutnya adalah fungsi pengajaran nilai-nilai baik dan buruk yang mengartikan bahwa keluarga akan menjadi tempat pertama untuk belajar norma-norma, serta belajar mengenal agama. Fungsi tersebut juga relevan dengan apa yang orang tua saya ajarkan kepada saya mengenai bagaimana tata krama dalam berbicara dan makan yang sudah menjadi budaya dalam keluarga saya. Pada dasarnya seluruh fungsi keluarga yang terdapat dalam buku Communication Between Cultures pasti setiap dari kita akan menerimanya, tentunya dengan frekuensi yang berbeda. 

Daftar Pustaka

Samovar,L.A, Porter, R.E ,McDaniel, E.R, Roy,C.S .Communication:Between Cultures. 14th edition. Cengage Learning. Boston:USA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun