Apakah kebetulan atau juga karena takdir sejarah ,bulan juni punya arti penting bagi negeriku ini sebab pada bulan keenam ini beberapa tokoh penting dilahirkan. Dari tujuh orang presiden negeri ku ini ,empat diantaranya dilahirkan pada bulan Juni.
Sukarno sang Proklamator lahir pada 6 Juni,Suharto penguasa orde baru yang juga dijuluki sebagai Bapak Pembangunan lahir 8 Juni ,Habibie lahir 25 Juni dan presiden yang sedang memimpin negara ini sekarang lahir pada 21 Juni.
Aku tidak terlalu tertarik dengan zodiac tetapi bagi mereka yang gandrung tentang ini dapat menggambarkan dengan baik watak mereka yang berbintang gemini. Oleh karena tulisan ini bukan tentang astrologi maka kumulai aja pembicaraan tentang sang tokoh yang dilahirkan pada 21 Juni 1961.
Sepuluh tahun yang lalu namanya belum aku kenal karena tidak mungkin aku hafal puluhan nama walikota yang ada di negeri ini.
Tetapi lambat laun namanya mulai mencuat dan mulai jadi pembicaraan karena di Solo di kota yang dipimpinnya tersiar kabar ia berhasil dengan baik memindahkan pedagang kaki lima dengan damai tanpa penggusuran.Disebutkan ada lebih lima puluh kali ia berunding atau berdialog dengan pedagang yang kadang kadang juga disertai makan bersama dan perundingan yang penuh tawa dan canda.
Selain itu namanya juga mulai mencuat secara nasional sewaktu ia sebagai walikota berhasil mendorong munculnya mobil nasional yang diberi nama " Esemka".
Popularitasnya semakin naik dan sepertinya popularitas itu mulai meledak ketika pada awal tahun 2012 ia kemudian mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang ketika itu menjabat sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar.
Waktu itu aku berpikir mengapa Walikota Solo ini berani bertarung di Ibu Kota Negaraku yang jumlah penduduknya aja berapa kali lipat dibandingkan dengan Solo yang dipimpinnya.
Terlalu berani orang ini pikirku apalagi yang akan ditantangnya gubernur petahana Fauzi Bowo yang dikenal dengan julukan Foke.Mungkin dia kurang tahu diri gumamku sendiri.
Aku berpikir juga apakah orang ini pernah berdiri di depan cermin dan bertanya kepada dirinya " Mampukah aku memimpin kota metropolitan Jakarta?".
Menurutku berdiri di depan cermin itu penting karena Nenek dulu sering beri nasehat " Bercerminlah supaya kau kenali wajahmu"
Entah pernah bercermin atau tidak tapi kulihat ia mulai hadir di gang gang dan kawasan kumuh di kotaku Jakarta. Kuperhatikan caranya berkomunikasi dengan masyarakat begitu alami ,mengalir dan tidak ada yang dibuat buat. Setiap ia datang keberbagai lokasi kulihat melalui televisi masyarakat menyambutnya dengan gembira. Kuperhatikan juga pakaian yang dia kenakan cukup bersahaja yang kemudian pakaian kotak kotak nya itu menjadi semacam pakaian resminya bersama Basuki dan relawan pendukungnya.
Aku belum mau menyerah untuk mengakui ia akan cocok memimpin Jakarta karena dalam pikiranku kesederhanaannya itu merupakan bawaannya sebagai walikota sebuah kota tingkat sedang yang mungkin jauh dari kehidupan yang penuh gemerlapan seperti kehidupan di ibu kota negaraku.
Tapi lama kelamaan kuperhatikan hasil berbagai lembaga survey menunjukkan tingkat popularitasnya terus meningkat dan ia bersama Basuki akan menjadi ancaman potensial untuk kelanggengan jabatan Foke. Sesudah berjalan beberapa bulan terlihatlah dengan kesahajaan dan komunikasinya yang baik dengan rakyat serta bermodal kunjungannya keberbagai wilayah yang disebut " blusukan" ternyata merupakan senjata ampuhnya.
Walaupun tingkat popularitas dan elektabilitasnya terus meningkat masih tersisa sebuah pertanyaan dihatiku " Wajahnya yang Ndeso,lembut dan postur tubuh yang agak kerempeng itu apa akan mampu memimpin Jakarta yang terkenal keras dan ganas itu ".
Dengan keraguanku yang masih tersisa itulah Oktober 2012,Jokowi mulai memimpin Jakarta.
Berbagai blusukan yang dilakukannya membuat ia memperoleh gambaran yang sangat utuh tentang apa yang harus dilakukan di kota metropolitan ini. Ia dan Basuki langsung tancap gas membenahi kesemrawutan ,menata lingkungan kumuh ,membersihkan kali dan para penguasa lokal mulai disikatnya satu persatu.
Kesumpekan dan kesemrawutan Pasar Tanah Abang berhasil diatasinya dan konon kabarnya dalam berbagai penataan dan pembenahan Jakarta,Jokowi menunjukkan nyalinya menghadapi siapapun yang akan merintangi dan menghalang halangi niat baiknya.
Dengan berbagai hal yang dilakukannya itu yang didorong oleh keberaniannya maka sirnalah keraguanku padanya tentang keberanian dan kemampuannya memimpin kotaku. Warga Jakarta mulai menikmati buah kepemimpinannya termasuk pelayanan publik yang semakin bagus.
Dalam hati aku berkata kiranya dulu aku under estimate terhadap kemampuannya.