Untukku pernyataan Andi yang takut soal ancaman ini sangat menarik karena sepanjang yang kutahu Andi adalah sosok pemberani.
Menelusuri riwayat hidupnya, dikemukakan Andi Arief semasa mahasiswa di era orde baru pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fisip UGM 1993 -1994 dan pernah menjadi Pemimpin Umum Majalah Mahasiswa Fisipol 1994-1995.
Tahun 1994, Andi Arief memimpin SolidaritasMahasiswa Indonesia Untuk Demokrasi ( SMID) Cabang Yogjakarta.
Aktivis Andi terus meningkat sampai menjadi Ketua Umum SMID pada tahun 1996. Ketika pecah Peristiwa 27 Juli 1996, Andi Arief pun dikejar-kejar aparat.
Sekilas perjalanan hidup Andi yang demikian menyiratkan kesan bahwa ia bukanlah sosok yang penakut. Berani melawan pemerintah Orde Baru membutuhkan nyali yang kuat. Dalam pikiranku datang pertanyaan, menghadapi Orba aja dia mampu dan kenapa sekarang ia menjadi takut?
Sebagai aktivis papan atas tidaklah pada tempatnya aku menyarankan agar ia meminta perlindungan kepada petugas keamanan dan sekaligus memberitahu tentang elit parpol yang akan mengintimidasinya itu.
Hal ini perlu dilakukan Arief agar tuduhannya tentang pemberian dana oleh Sandiaga sebesar Rp1 Triliun itu menjadi  terang benderang. Kalau hal itu tidak dituntaskan beragam tafsir masyarakat tentang tuduhannya itu dapat juga memberi kesan yang tidak baik kepadanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H