Mohon tunggu...
Clarasia Kiky
Clarasia Kiky Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kiky adalah pecinta sastra dan wastra Indonesia. Hasil corat-coretnya dapat ditemukan di dalam "Siluet Dalam Sketsa" terbitan Penerbit Buku Perempuan dan "Bongkar Pasang Negeri 5 Menara" terbitan Gramedia Pustaka Utama. Untuk menghubungi silakan email ke clarasia.kiky@yahoo.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Empat Pelajaran Berharga dari Profesi Baru Dahlan Iskan sebagai Penjaga Tol

20 Maret 2012   07:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:43 2404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini saya dikejutkan oleh tindakan Bapak Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Sekitar pukul 6.10 beliau mendadak menjadi petugas pintu tol karena terusik dengan antrean yang begitu panjang di di gerbang tol Semanggi menuju Slipi. Diwaktu yang lalu, Dahlan Iskan sudah berulang kali memberi instruksi agar panjang antrean maksimal adalah lima mobil. Namun yang beliau temui pagi ini adalah sekitar 30-an mobil mengantri di loket tol yang hanya dibuka dua buah saja. Kontan beliau emosi dan langsung turun membuka dua loket tol lain yang masih tutup. Sekitar 100 mobil diminta langsung melewati tol tanpa membayar. Berita lengkapnya ada disini. [caption id="attachment_177356" align="aligncenter" width="620" caption="Menteri BUMN Dahlan Iskan/Admin (KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES)"][/caption] Tindakan Bapak Dahlan Iskan tersebut bagi saya sendiri sungguh impresif. Dan ternyata kesan tersebut tidak hanya tertanam di dalam diri saya saja, melainkan bagi mayoritas pengguna twitter di dunia maya. Aksi Dahlan Iskan yang telah merugikan pihak Jasa Marga ini telah menjadi trending topic di dunia twitter. Begitu pula di dunia nyata, aksi Dahlan Iskan juga menuai pro dan kontra. Tampaknya negeri ini selalu memberi ruang kebencian bagi sosok yang bertindak bersih. Kebenaran menjadi sebuah musuh bagi orang-orang yang lebih mementingkan diri sendiri dan golongannya, dan menomorsekiankan kepentingan umum. Terlepas dari itu semua, saya hanya ingin menyampaikan refleksi saya atas kejadian tersebut. Bagi saya peristiwa tadi pagi sudah membuat saya belajar empat hal tentang kepemimpinan. Pertama, pemimpin yang baik bertindak melalui aksi nyata, bukan sekedar omongan belaka. Melalui kejadian tadi pagi, Dahlan Iskan berhasil menunjukkan aksi nyatanya dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan jasa tol untuk kepentingan bersama. Beliau tidak hanya menghimbau bawahan-bawahannya saja (seperti yang dilakukan menteri-menteri lainnya), namun beliau langsung bertindak ketika menemukan bahwa instruksinya tidak dijalankan dengan benar. Bapak Dahlan rela turun dari mobil, membuka pintu tol yang masih tertutup dan mengarahkan laju mobil yang mengantri untuk segera melintas. Kedua, pemimpin yang baik berjuang untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih baik. Jam enam pagi termasuk jam sibuk dimana sebagian besar warga Jakarta memiliki kebutuhan tinggi akan jasa tol. Geliat aktivitas warga ibukota harus didukung dengan pelayanan yang tepat dan cepat. Inilah yang dilihat oleh beliau sebagai sesuatu yang harus dijadikan lebih baik. Meskipun tindakan beliau ini akan mengundang pro dan kontra, beliau tetap melakukan aksinya yang tergolong ekstrim ini untuk menjadikan penggunaan jasa umum tol dapat digunakan secara efektif untuk memerangi kemacetan. Ketiga, pemimpin yang baik berani bertanggung jawab atas tindakan yang telah ia lakukan. Dengan membiarkan sekitar 100 mobil melintasi jalan tol tanpa membayar, tentunya diperkirakan Jasa Marga menderita kerugian yang tidak sedikit. Namun dengan arif Bapak Dahlan menyatakan bahwa beliau bersedia untuk membayar ganti rugi. Mengutip dari perkataan beliau di Kompas.com, "Kalau Jasa Marga merasa dirugikan, suruh tagih ke saya. Saya bayar," kata Menteri BUMN. Keempat, pemimpin yang baik menginspirasi. Dalam hal ini Bapak Dahlan Iskan telah menginspirasi saya dan (saya yakin) banyak orang di Indonesia. Beliau telah menjadi teladan pemimpin yang baik dengan bekerja nyata tanpa hanya memberikan wacana saja, selalu memberikan yang terbaik supaya segala sesuatu menjadi lebih baik, dan berani bertanggung jawab atas tindakan yang telah beliau lakukan. Mengutip kata-kata dari Albert Schweitzer, "Example is leadership", saya menyadari bahwa hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin adalah memberi contoh, tindakan nyata, bukan sekedar wacana. Bapak Dahlan Iskan sudah melakukannya. Bagaimana dengan kita? Dimanapun kita berada, kita adalah pemimpin yang paling tidak memimpin komunitas kecil di sekitar kita. Jika tidak, ya ambil contoh dengan paling tidak kita memimpin diri kita sendiri, bukan? Adalah sebuah harapan, profesi baru Dahlan Iskan sebagai penjaga jalan tol menginspirasi kita semua. [caption id="attachment_169798" align="aligncenter" width="620" caption="Dahlan Iskan menjadi trending topik di twitter (KOMPAS.com)"]

13322267631746299566
13322267631746299566
[/caption] Selamat mengakhiri istirahat siang, Clarasia Kiky Puspita Anggraeni *seorang guru yang belum berniat untuk ganti profesi :)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun