The Internet is so big, so powerful and pointless that for some people it is a complete substitute for life.| Andrew Brown Mengikuti pergerakan dan kemajuan yang terjadi pada dunia maya, Jurnalisme, sebagai institusi yang membutuhkan aktualitas ruang dan waktu, tampak sangat tanggap dan partisipatif. Maraknya kemunculan berbagai portal berita dan situs media yang bisa diakses sepanjang waktu menandakan bahwa insan-insan di dunia jurnalisme telah menyadari penuh potensi internet sebagai alternatif baru medium penghantar informasi. Tidak hanya bisa diakses melalui komputer atau notebook pribadi, saat ini internet juga bisa dengan mudah dicapai melalui layanan servis provider telepon genggam atau smartphone tertentu dengan tarif bersaing yang sangat diminati khayalak. Berita, informasi dengan dukungan audio-visual kini bisa dinikmati kapanpun dan dimanapun - hanya sebatas iuran bulanan dan ketersediaan sinyal saja. Melihat fenomena tersebut wajar ketika stasiun berita yang berdasarkan jaringan televisi maupun radio sekarang mulai memperluas layanan mereka ke internet. Bahkan ada yang seolah-olah ingin melengkapi semua jenis medium sebagai perantara "produk" beritanya, seperti Media Group yang merantai pusat siaran dan berita andalannya; yaitu Metro TV-Media Indonesia-Metro TV News Online sekaligus dalam satu kesatuan korporasi media. Pengguna twitter dapat mengikuti aliran berita singkat melalui  account @metrotvnews misalnya, dimana dari situ pembaca bisa diarahkan untuk membaca versi lengkapnya di metrotvnews.com (yang disupport oleh Kapanlagi.Com). Dari sudut pandang korporasi, jurnalisme online memberi lebih banyak peluang untuk (secara normatif) menjangkau publik dan mendistribusikan berita dengan lebih cepat. Selain itu tentu saja ini adalah peluang bisnis dimana akan tersedia spot lebih banyak untuk pengiklan, dan dana produksi yang tidak mahal jika dibandingkan kebutuhan broadcasting news ataupun printed newspaper. Dan melihat kecenderungan dari publik di Indonesia yang saat ini mulai rajin merambah dunia maya (yang variasinya beragam mulai dari pengguna social media,bloggers, eksekutif muda dan pebisnis yang sibuk, dsb), cukup efektif untuk menyediakan pilihan media online bagi mereka. Ini bisa berarti tantangan juga, disisi lain, bagi para pemilik insitusi media yang berbasis pada jaringan radio, televisi, ataupun surat kabar. Mengapa? Karena pada dasarnya, internet mampu menyajikan semua aspek berita yang selama ini menjadi keunggulan media-media "jenis lama"; ia bisa menyajikan tulisan yang menarik dan selengkap koran, bisa memfasilitasi siaran ala radio melalui radio streaming, serta menyamai siaran televisi dengan kemampuan video-streamingnya. Selain itu pula internet bisa menembus batas geografis dan memungkinkan penggunanya mengakses online dimanapun ia berada - bayangkan ketika anda adalah seorang enterpreneur muda yang berkeliling dunia atau seorang mahasiswa dengan kegiatan segudang. Sedangkan bagi konsumen media sendiri, media baru selalu menyajikan pilihan dan peluang-peluang yang menantang. Tingkat interaksi yang tinggi, range jenis dan pilihan topik berita yang beragam,  kemudahan akses dengan kecepatan tinggi dan ketersediaan link interteks lain yang hanya sejauh satu kali click. Tarif berlangganan internet baik melalui network rumah, cafe internet maupun via telepon genggam dan smartphone pun ikut menjadi penunjang yang menggiurkan. Kepraktisan yang ditawarkan menjadi kelebihan, meskipun terkadang karena telah terbiasa orang akan lebih menikmati berita di koran atau menonton televisi untuk mendapatkan tayangan langsung yang lebih mudah. Apapun kelebihan dan kekurangannya, yang jelas online journalism adalah sebuah tantangan sekaligus potensi yang siap dimanfaatkan. Selama pelaksanaannya masih dengan tujuan pelayanan terhadap publik, menyuguhkan berita yang komprehensif dan mengikuti panduan etika-etika jurnalistik sesungguhnya, makna penting jurnalisme online sebagai alternatif baru media berita dan informasi akan tetap signifikan dan berkembang secara fungsional menuju masa-masa mendatang. Semoga kehadiran dan kepopulerannya tidak hanya menjadi kegembiraan atau euforia sesaat yang nantinya hilang ditelan jaman. * sumber visual : http://www.designthinkingblog.com/tag/pbs/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H