Mohon tunggu...
Clara Davinska
Clara Davinska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permainan Tradisional Congklak Dalam Konservasi Nilai Sosial dan Budaya

31 Maret 2023   12:07 Diperbarui: 31 Maret 2023   12:21 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan tradisional sangat jarang sekali digunakan oleh anak-anak pada generasi milenial. Anak-anak pada zaman sekarang sudah banyak menggunakan permainan serba online yang mana hal tersebut membuat anak menjadi jarang melakukan aktivitas bermain di luar rumah, melainkan dengan game online tersebut dapat pula dilakukan di dalam rumah. Berbicara tentang permainan tradisional, permainan ini dulu sangat digemari oleh anak-anak dulu yang mana permainan tersebut belum tersentuh dengan pengaruh dunia game online. Seperti pengertiannya juga, permainan tradisional merupakan bentuk ekspresi dan apresiasi dari tradisi masyarakat dalam menciptakan situasi serta kegiatan yang gembira dan menyenangkan melalui kegiatan permainan tradisional, yang mana masyarakat dapat berkumpul, berinteraksi, dan berekspresi baik secara fisik, mental, dan emosi yang dapat menimbulkan efek positif bagi perkembangan anak. Banyak sekali macam jenis permainan tradisional, contohnya : gobak sodor, petak umpet, congklak, egrang, dll. Permainan tersebut banyak dilakukan oleh anak-anak pada zaman dulu yang mana kegiatan permainan tersebut digunakan untuk sarana menghibur diri, memelihara keharmonisan antar sesama, menciptakan kenyamanan dan kerukunan sosial, hingga membentuk karakter anak untuk dapat bersosialitas dengan teman yang lainnya agar anak dapat memiliki karakter yang baik sesuai dengan usia pertumbuhannya.

Permainan Tradisional Congklak

            Permainan Congklak atau dapat disebut Dakon ini merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang menggunakan papan dengan lubang bulat yang berjumlah 14 hingga 16 lubang dan terdapat dua lubang yang memiliki ukuran lebih besar yang terletak pada ujung papan. Permainan ini hanya dimainkan oleh dua orang, yang mana masing-masing pemain mendapat 7 lubang kecil kecil dan 1 lubang besar yang saling berhadapan dengan lawan mainnya. Awal asal usul permainan tradisional Congklak ini dipercaya berasal dari Afrika atau Arab. Permainan congklak ini telah lama berkembang di Asia, khususnya kawasan Melayu. Menurut sejarah, congklak pertama kali masuk dan berkembang di Indonesia dibawa oleh bangsa Arab yang datang untuk berdagang dan berdakwah. Arkeologi dan beberapa ahli percaya bahwa congklak berasal dari Timur Tengah lalu menyebar ke Afrika. Lalu, congklak berkembang hingga ke Asia oleh pedagang Arab.

            Permainan tradisional Congklak ini merupakan permainan yang sangat digemaari oleh anak-anak, terutama bagi kalangan anak perempuan. Permainan sangat popular dan sudah sangat melegenda sejak zaman dahulu. Makna dari permainan congklak juga adalah kita harus dapat berbagi jika memiliki rezeki yang lebih dan menggunakan rezeki yang kita punya secukupnya dan tidak berlebihan, hal ini ditandai dengan dimasukkannya biji congklak satu persatu ke dalam lubang congklak. Anak yang suka bermain congklak ini biasanya akan dapat memiliki ketajaman berpikirnya yang terasah, karena permainan ini juga akan mengasah dan merangsang kemampuan berhitung anak dan juga dapat membuat anak berpikir dengan penuh strategi dalam melakukan permainan bagaimana cara untuk menang dan memperoleh banyak biji dari lawannya. Oleh karenanya, permainan tradisional congklak ini yang terlihat sederhana ini juga ternyata memiliki syarat akan nilai pendidikan karakter yang kuat yang dapat berguna bagi pertumbuhan anak-anak yang memainkannya.

Aturan dan Cara Bermain Permainan Tradisional Congklak

1. Menentukan Lawan

Dalam permainan biasanya perlu membutuhkan lawan agar permainan tersebut dapat berjalan, seperti halnya permainan congklak yang membutuhkan 2 orang pemain dan hanya dapat dilakukan oleh dua orang tersebut saja. Dan dalam menentukan lawan pula harus mencari lawan yang seimbang agar tidak terjadi kecurangan atau hal-hal yang tidak diinginkan selama proses permainan. Pemain juga harus dapat saling memahami tentang bagaimana aturan bermain congklak serta bagaimana cara bermainnya.

2. Menyiapkan Congklak

Dalam permainan ini tentunya membutuhkan objek permainan bernama Congklak. Pada zaman dulu permainan congklak menggunakan papan kayu dan menggunakan biji congklak yang dapat berupa cangkang kerang, batu-batuan, kelereng, dll. Namun sekarang baik berupa alat dan bahan permainan Congklak dapat dibuat menggunakan bahan palstik yang mana lebih mudah digunakan.

Dalam satu alat congklak umumnya berisi 7 lubang kecil dan 1 lubang besar disisi papan Congklak yang saling berhadapan, yang mana jumlah kesuluruhan total lubang pada papan adalah berjumlah 16 lubang. Dan setiap lubang akan diisi dengan biji congkalk yang biasanya berjumlah 7-9 buah pada masing-masing lubang kecilnya.

3. Adu Suit

Setelah menentukan lawan dan menyiapkan permainan congklak tersebut, alangkah baiknya sebelum memulai permainan dilakukannya adu suit, hal ini bertujuan untuk menentukan siapa yang akan memulai permainan terlebih dahulu dan akan mendapat giliran untuk bermain pertama.

Pemain pertama akan mengambil biji congklak yang terdapat pada lubang kecil di hadapannya untuk diputarkan ke lubang disampingnya dan harus dilakukan secara searah. Pemain yang mendapat giliran bermain boleh mengambil biji congklak di lubang mana saja asalkan tidak mengambil di lubang lawan.

4. Melakukan Permainan

Cara melakukan permainan congklak yaitu dengan dua orang pemain akan bermain secara bergiliran dengan memilih satu lubang miliknya untuk dpat mengambil an meletakkan kembali setiap biji congkal pada satu persatu ke lubang yang ada disebelahnya atau sesuai denga arah jarum jam.

Biji-bijian congklak yang terdaoat dalam genggaman tangan harus habis pada saat dipindahkan. Dan permainan ini akan terus berlanjut hingga salah satu pemain tidak memiliki biji congklak yang tersisa atau dapat dikatakan berakhirr apabila semua biji congklak di lubang kecil sudah terkumpul semua di lubang yang besar.

5. Menentukan Pemenang

  • Dalam memntukan pemenang bermain congklak dilakukan dengan menghitung jumlah keseluruhan biji congklak yang didapat oleh setiap pemain. Siapa yang mendapat biji congklak paling banyak maka dialah pemenang permainannya.

Manfaat Permainan Tradisional Congkak

            Dalam permainan congklak yang dengan menggerakkan tangan untuk mengambil dan memabgaikan biji congklak ke setiap lubang lainnya tersebut dapat menstimulasi saraf motorik halus karena berkaitan dengan olah fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dengan tangan. Anak atau pemain yang melakukan permainan ini juga akan mendapatkan kemahiran dalam menghitung setiap biji congklak yang didapat, yang mana dengan melatih kemampuan berhitung teersebut dapat melatih otak untuk berpikir dengan cara menghitung walau hal tersebut dilakukan dengan permainan. Dalam bermain congklak juga, anak akan diajarkan untuk belajar melakukan kejujuran yang mana hal itu ditunjukkan dengan dalam melakukan permainan membagikan biji congklak harus dilakukan satu persatu sesuai aturan dengan sesuai tempatnya hingga biji tersebut habis digenggamannya. Mereka harus dapat mengakui jika bijinya sudah habis dan memberikan kesempataan bagi lawannya untuk giliran melakukan permainan, hingga masing-masing biji yang dimiliki pemain habis. Dan dengan melakukan permainan congkalk ini juga, setaip anak dilatih untuk selalu menaati peraturan dalam bermain permainan tersebut yang ditunjukkan dengan setiap pemain tidak boleh memasukkan biji congklak miliknya ke dalam lubang besar milik lawannya, karena hal tersebut melanggar permainan. Bermain congklak juga dapat melatih kesabaran yaitu pemain harus sabar menunggu gilirannya untuk bermain. Dan ketika permainan selesai pun tidak boleh ada pertikaian dalam mempermasalahkan yang menang dan kalah. Anak-anak biasanya menyelesaikan permainan dengan hati yang senang dan menerima kenyataan, siapapun pemenangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun