Mohon tunggu...
Clara Anggriyani
Clara Anggriyani Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Social Judgment: Popularitas Membawa Argumen

24 September 2023   16:50 Diperbarui: 24 September 2023   16:52 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Gambar 1. Merchandise Starbucks versi Blackpink (Sumber : Sugar & Cream)

Dalam proses penjualan ini, para pemilik barang akan meng-endorse Artis, Selebgram, atau Public figure yang memiliki nama atau sosok yang dinilai memiliki pengaruh di media sosial.  Endorse dapat diartikan sebagai bentuk penawaran atau iklan yang menggunakan Public figure atau tokoh terkenal atau dipercaya oleh orang-orang. Hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian para pengikut dari Public figure agar mereka ter-persuasi untuk membeli produk yang sedang ditawarkan oleh Public figure tesebut. Public figure yang mendapat kepercayaan dari pengguna media sosial adalah Girlband Korea yang sedang mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia.

Blackpink merupakan Girlband asal Korea yang sedang menjadi perhatian kaum remaja hingga dewasa terlebih di Indonesia. Kepopuleritasan dari Blackpink dimanfaatkan oleh brand tertentu untuk memasarkan produk mereka. Belum lama ini Starbucks berkolaborasi dengan Blackpink mengeluarkan produk berupa tumblr.  Tumblr ini dibandrol mulai dari Rp 300.000 sampai Rp 2.000.000 tergantung versi member Blackpink, harga tumblr ini diambil dari website resmi Starbucks Indonesia.

Harga jual tumblr yang terbilang cukup mahal, timbul Social Judgment dikalangan masyarakat. Social Judgment adalah cara individu dalam menyikapi dan mengevaluasi pesan-pesan persuasif diterima. Teori ini berasumsi bahwa individu memiliki rentang penilaian yang bisa diterima (latitude of acceptance) dan penolakan (latitude of rejection) terkait pesan tertentu.

Penggemar Blackpink atau Blink, tentunya memiliki antusias yang luar biasa terhadap tumblr kolaborasi Blackpink dengan Starbucks. Blink mengalami Latitude of Acceptance (wilayah penerimaan), karena para Blink menerima dan antusiasi dengan dihadirkannya tumblr tersebut. Karena ada proses penerimaan yang baik, maka muncul efek asimilasi, dimana Blink akan mengupayakan agar mereka memiliki tumblr idolanya. Hal tersebut merupakan bentuk sayang mereka terhadap idolanya. Namun, terkadang tidak hanya Blink yang berlomba-lomba untuk membeli tumblr, banyak juga dari mereka membeli hanya karena penasaran atau membeli hanya karena tidak ingin ketinggalan zaman saja.

Berbeda dengan para Blink, kaun awam akan berfikir harga yang dibandrol untuk sebuah tumblr tersebut terlalu mahal untuk sebuah tempat minum saja, sehingga mereka tidak memiliki niat untuk membelinya. Tindakan yang diambil oleh kaum awam ini masuk kedalam Latitude of Rejection (wilayah penolakan), kaun awam menolak membeli tumblr dengan harga yang cukup mahal karena hal terebut tidak sesuai dengan sikap dan keyakinan mereka. Tindakan yang dimbil oleh kaum awam untuk tidak membeli tumblr tersebut merupakan efek kontras, dimana mereka tahu bahwa tumlr Starbucks dengan Blackpink ini merupakan sebuah fenomena baru namun mereka memutuskan tidak membelinya karena dinilai tidak sesuai dengan mereka.

Popularitas Girlband Korea lewat media sosial akan menarik banyak perhatian dari penggemarnya. Penggemar Girlband  Korea akan mengusahakan bagaimana mereka bisa mengikuti gaya berpakaian, produk yang digunakan, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya dari idol mereka. Hal ini dimanfaatkan oleh para Brand tertentu untuk menarik perhatian pengguna media sosial lewat kepopuleritasan Girlband idola mereka. Social Judgment digunakan untuk menilai bagaimana respon dari pengguna media sosial terhadap kepopuleritasan Girlband di media sosial.

Daftar Pustaka

Griffin, E. M. (2006). First Look at Communication Theory. 8th-International Edition. Singapore: McGrew--Hill Education (Asia).
Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, nd scholarship. Journal of computermediated Communication, 13(1), 210-230.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun