Praaksara. Praaksara merupakan masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Manusia yang hidup pada zaman praaksara adalah manusia purba. Pada masa praaksara, umumnya manusia purba mempercayai bahwa setiap orang yang meninggal akan menjadi roh yang akan mempengaruhi kehidupan di dunia. Dan ada juga yang percaya bahwa ada roh dalam benda benda alam seperti gunung, batu, dan lainnya. Pada masa kini, ada beragam kepercayaan dan tiap-tiap manusia berhak untuk memilih kepercayaannya masing-masing.
Periodesasi zaman di masa praaksara.
Zaman paleolitikum. Di zaman ini masih belum ada kepercayaan. Manusia pada zaman ini menjadikan berburu sebagai sarana utama untuk bertahan hidup oleh karena itu manusia pada zaman ini hidupnya nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti gerak binatang buruan serta sumber air.Â
-
Zaman mesolitikum. zaman mesolitikum adalah peralihan antara zaman paleolitikum dan zaman neolitikum, zaman ini sudah lebih maju dibandingkan dengan zaman paleolitikum. Di zaman ini sudah muncul kepercayaan, dimana hal tersebut membuktikan bahwa zaman Mesolitikum sudah mengalami perkembangan. Mata pencaharian manusia di zaman ini adalah berburu dan mengumpulkan makanan. Sistem kepercayaan yang ada pada zaman mesolitikum terbagi menjadi dua, yakni : animisme dan dinamisme. Animisme adalah percaya bahwa setiap orang mempunyai roh atau kekuatan magis didalamnya, inilah yang menyebabkan banyak manusia pada zaman mesolitikum yang menyembah benda-benda. Sedangkan dinamisme adalah paham kepercayaan yang yakin bahwa pada benda tertentu terdapat kekuatan gaib. Benda yang biasa dijadikan kepercayaan dinamisme adalah batu besar, jimat, dan pohon. Manusia pada zaman mesolitikum ini juga percaya bahwa nenek moyang mereka memiliki kekuatan magis dan mereka meyakini bahwa nenek moyang mereka tidak pergi melainkan berada di sekitar mereka.
Zaman neolitikum. zaman neolitikum atau zaman batu muda, pada masa ini manusia menghasilkan makanan dengan cara bercocok tanam dan beternak. Pada awalnya mereka menanam umbi-umbian dan kemudian mereka mengenal padi. Hewan pertama yang mereka jinakkan adalah anjing, kerbau dan, babi. Pada zaman ini manusia mempercayai kekuatan-kekuatan gaib diluar kekuatan manusia. Kepercayaan manusia pada zaman neolitikum ini adalah animisme dan dinamisme sama seperti zaman mesolitikum. Manusia zaman neolitikum ini percaya bahwa ada kehidupan lain bagi seseorang yang sudah meninggal, maka dari itu mereka mengadakan upacara-upacara bagi seseorang yang sudah meninggal terutama kepala suku. Penguburan dilakukan ditempat yang dianggap sebagai tempat tinggal nenek moyang atau asal-usul anggota mereka. Tujuan pemujaan terhadap arwah nenek moyang adalah untuk mendapatkan kesejahteraan bagi yang masih hidup, memberikan kesuburan tanah untuk bercocok tanam, dan agar hewan-hewan ternak dapat berkembang.
Zaman megalitikum. zaman megalitikum, pada zaman ini manusia memiliki kepercayaan animisme dimana mereka percaya bahwa disekitar mereka terdapat roh atau makhluk halus yang melindungi mereka. Ini menjadi salah satu alasan dibalik banyaknya penemuan batu-batu raksasa seperti menhir atau monolit.
Zaman Perunggu. Pada zaman ini manusia memiliki kepercayaan animisme seperti zaman megalitikum. Animisme berarti kepercayaan mereka terhadap roh nenek moyang.
Zaman Sekarang. Pada zaman sekarang manusia di Indonesia memiliki 1 agama masing-masing, tetapi di Indonesia ada 6 agama yang berbeda, yakni : agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sekitar 86,87% manusia di Indonesia menganut agama Islam, sekitar 7,49% manusia di Indonesia menganut agama Kristen, sekitar 3,09% manusia di Indonesia menganut agama Katolik, sekitar 1,71% manusia di Indonesia menganut agama Hindu, sekitar 0,75% manusia di Indonesia menganut agama Buddha dan sekitar 0,03% manusia di Indonesia menganut agama Konghucu. Hal yang mempengaruhi berkembangnya kepercayaan manusia adalah karena akal budi manusia yang terus berkembang sehingga manusia pun semakin lama semakin mencari tahu dan menemukan kepercayaan-kepercayaan yang lainnya dan kepercayaan-kepercayaan yang lainnya juga memasuki Indonesia, sehingga kepercayaan tersebut dikenal dan dianut oleh manusia di Indonesia. Dan karena manusia selalu beradaptasi dengan lingkungannya yang baru sehingga menyebabkan kepercayaan ini semakin bertambah dan kemudian dianut oleh masing-masing manusia.Â
Kepercayaan berkembang dari zaman ke zaman, dari yang awalnya belum ada kepercayaan sampai ke saat ini dimana sudah ada 6 agama yang diakui di Indonesia. Pada masa praaksara kepercayaan tidak sesuai dengan UU karena belum ada peraturan pada zaman itu. Lalu mengapa bisa terjadi perkembangan kepercayaan? Perkembangan kepercayaan bisa terjadi karena manusia diberikan akal budi oleh Tuhan Yesus, sehingga manusia pun memiliki kemampuan untuk berfikir yang dimana jika semakin diasah akan semakin bagus kemampuan berpikirnya. Kita harus mengasah otak kita agar kita makin tau mana jalan yang benar dan mana jalan yang sesat.Â
Hal ini berhubungan dengan tujuh dosa mematikan, yaitu : sloth atau kemalasan. Orang zaman dahulu sangat rajin, setiap hari mereka berburu untuk kebutuhan, mereka juga sangat menghormati leluhurnya (orang zaman dahulu rajin menyembah leluhurnya). Kalau orang zaman sekarang kebanyakan malas, mereka melakukan salah satu dari tujuh dosa mematikan yaitu sloth atau kemalasan, bahkan tidak sedikit juga orang zaman sekarang yang malas untuk beribadah. Kemudian yang kedua adalah lust atau hawa nafsu, semakin lama pornografi semakin banyak menyebar, bahkan sekarang ada anak anak yang masih di bawah umur sudah mengenal atau bahkan melihat pornografi atau video-video yang tidak senonoh. Semakin lama bukannya semakin berkurang malah semakin bertambah orang-orang yang melihat video-video yang tidak senonoh. Hal ini sebaiknya dicegah agar tidak semakin menyebar.
Kemerdekaan beragama merupakan Hak Asasi Manusia yang bersifat fundamental, tidak bisa diganggu gugat. Melekat secara otonom pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam pasal 29 ayat 1 berbunyi demikian, "Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa" Dan dalam pasal 29 ayat 2 yang berbunyi demikian, "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu." Yang berarti masyarakat Indonesia bisa dengan bebas beribadah dan berhak untuk memilih agamanya masing-masing sesuai dengan yang mereka percayai, sehingga terbentuklah kerukunan umat beragama.Â