Liburan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia. Kita pastinya memiliki rasa lelah atau sekedar ingin merehatkan diri kita dari pekerjaan atau aktivitas yang selama ini kita kerjakan. Liburan juga memberikan kita kesempatan untuk bisa mengeksplor hal-hal baru dan memperluas wawasan. Dengan melihat tempat-tempat baru, dan bisa berinteraksi dengan berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia ini. Dengan berlibur juga bisa menghasilkan energi positif dan kebahagiaan untuk diri sendiri dan orang lain.
Karena sekarang sudah memasuki masa liburan akhir tahun. Dimana orang-orang sedang merencanakan liburannya atau sudah mempunyai rencana yang tersusun untuk liburan akhir tahun ini bersama keluarga atau pun kerabat dekatnya.
Tidak perlu jauh-jauh, dengan memilih luar negeri sebagai destinasi liburan kalian. Karena kita berada di Indonesia. Negara yang memiliki keanekaragaman budaya, kekayaan bahasa yang sangat beragam dengan kekhasannya yang berbeda satu sama lain. Jadi, marilah kita berlibur dengan sambil belajar budaya yang berada di negeri kita ini.
Inilah beberapa rekomendasi pilihan destinasi liburan yang bisa kalian datangi untuk berlibur akhir tahun ini:
1. Desa Penglipuran, Bali
Desa Penglipuran Bali merupakan sebuah Desa Adat yang menjadi tempat destinasi pilihan untuk orang yang sedang berlibur ke Bali. Desa Penglipuran ini sangat terkenal akan masyarakat yang masih kental dalam menerapkan budaya-budaya Bali seperti ritual yang dilakukannya di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu Desa Penglipuran dinobatkan menjadi desa terbersih. Ketika kita sudah memasuki kawasan desa tersebut, mata kita akan dimanjakan dengan tanaman-tanaman hijau dan kita akan menghirup udara yang sejuk, ketika kita semakin memasuki kawasan Desa Penglipuran ini. Desa ini juga menyediakan tempat sampah di setiap 30 meter. Jadi, tidak ada alasan lagi bagi para pengunjung dan masyarakat setempat untuk membuang sampah sembarangan. Sehingga Desa Penglipuran ini sangat cocok menjadi destinasi liburan bagi kita yang ingin mengetahui tentang budaya Bali dengan disajikan pemandangan yang bersih dan asri.
2. Desa Adat Retenggaro, Sumba
Desa adat Retenggaro merupakan suatu Desa yang terjadi akibat peperangan antar suku yang menyebabkan Suku Garo terbunuh oleh suku lain dan akhirnya dikubur pada lokasi tersebut. Desa ini, terlepas dari sejarah yang cukup seram, tetapi nyatanya Desa Adat Retenggaro menyimpan berbagai macam keindahan alam dan keanekaragaman budayanya. Desa Adat Retenggaro berlokasi di ujung selatan Pulau Sumba yang di mana Pulau Sumba merupakan salah satu pulau yang mendapatkan nominasi sebagai The Best Beautiful Island In The World versi majalah focus Jerman (2018). Desa Adat Retenggaro tepat berada di pesisir pantai yang indah dengan didukung rumah-rumah tradisional Desa Adat Retenggaro yang indah. Desain arsitektur yang tradisional dipengaruhi oleh kepercayaan utama masyarakat desa tersebut yaitu Marapu. Marapu merupakan kepercayaan pemujaan terhadap leluhur yang masih dipegang teguh. Rumah-rumah yang berdesain panggung dan memiliki menara yang menjulang tinggi dan bahkan menjadi rumah adat tertinggi di pulau sumba. Menara yang menjulang tinggi direpresentasikan sebagai status sosial dan bentuk penghormatan terhadap arwah para leluhur sehingga berfungsi sebagai sarana pemujaan. Dengan itu, Desa Adat Retenggaro sudah banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara karena fasilitas dan keindahan alamnya yang sudah dinilai baik. Desa Adat Retenggaro juga memiliki tempat penyediaan untuk para wisatawan menaiki kuda sambil menikmati keindahan Pulau Sumba dan ada juga tempat penyewaan baju adat khas Desa Adat Retenggaro.
3. Pasar Terapung Lok Baintan, Banjar
Pasar Terapung Lok Baintan merupakan salah satu pasar tradisional yang terletak di sungai Martapura, tepatnya di Desa sungai Pinang, kecamatan sungai Tabuk, kabupaten Banjar. Pasar terapung ini merupakan pasar yang unik. Dengan para pedagang yang menawarkan hasil kebun, pertanian dan produksi rumah tangga mereka dari atas perahu atau jukung yang tidak menggunakan mesin. Pasar Terapung ini sudah ada sejak abad ke-18. Mayoritas pedagang yang berdagang di sini merupakan orang-orang kampung di sekitar sungai Martapura. Pedagang pasar Terapung ini sudah mulai berjualan sekitar pukul 06.00 pagi hingga 09.30 WITA. Mayoritas yang berdagang juga perempuan dengan memakai tutup kepala yang lebar atau tangguh. Para pedagang juga bisa menjual barangnya secara grosir atau eceran. Di Pasar Terapung ini juga masih menerima sistem barter, di mana besaran dan jumlah hasil barter tergantung kesepakatan kedua belah pihak.
Itulah beberapa rekomendasi destinasi tempat pilihan akhir tahun yang wajib kalian datangi. Kita bisa berlibur sembari mengenal lebih dalam budaya-budaya yang berada di negara kita tempati ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H