pengabdian masyarakat Universitas Negeri Malang (UM) melaksanakan program bertajuk “Edukasi Reproduksi dan Pergaulan Sehat” di SMP Katolik Sang Timur Malang pada 19 November 2024. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang kesehatan reproduksi dan membentuk sikap positif dalam pergaulan sehari-hari. Kegiatan ini menjadi langkah konkret untuk mengatasi permasalahan remaja yang kerap menerima informasi keliru seputar reproduksi dan pergaulan.
Malang — TimObservasi yang dilakukan tim pengabdian pada awal November 2024 mengungkap sejumlah tantangan. Banyak siswa mengalami kesulitan memahami fungsi organ reproduksi, risiko pergaulan bebas, serta dampak negatif dari informasi yang tidak kredibel. Guru Bimbingan Konseling (BK) SMP Katolik Sang Timur menyoroti minimnya pembelajaran kesehatan reproduksi sebagai faktor utama. “Sebagian besar siswa masih belum mendapatkan informasi yang cukup tentang reproduksi, yang seharusnya menjadi bagian dari pendidikan di sekolah,” ujar Guru BK.
Menurutnya, kekurangan ini berdampak pada kebingungan dan kecemasan siswa, terutama saat menghadapi perubahan fisik dan emosional. Guru BK berharap sekolah dapat memberikan pendidikan yang lebih menyeluruh agar siswa lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Mengatasi permasalahan tersebut, tim 5 pengabdian yang terdiri dari enam siswa lintas jurusan mengadakan sosialisasi di aula sekolah. Kegiatan ini diikuti lebih dari 40 siswa kelas 8 dengan antusias. Tim diawali dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal siswa, dilanjutkan dengan penyampaian materi menggunakan media visual seperti video edukasi
Sesi tanya jawab menjadi bagian yang paling diminati. Siswa aktif bertanya dan berbagi pengalaman dalam suasana diskusi interaktif yang dirancang untuk menciptakan ruang aman tanpa rasa malu atau takut. Metode ini terbukti efektif dalam membangun kepercayaan siswa untuk membahas isu-isu sensitif.
Hasil pre-test menunjukkan rata-rata pemahaman siswa sebesar 60. Setelah sesi edukasi, post-test menunjukkan peningkatan signifikan dengan nilai rata-rata 85. Guru dan orang tua menyambut baik hasil ini, mengapresiasi dampak positif kegiatan yang tidak hanya meningkatkan pemahaman tetapi juga mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam pergaulan.
Selain meningkatkan pemahaman, kegiatan ini mendorong siswa untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menjalani pergaulan yang sehat. Guru BK menambahkan, “Dengan edukasi yang tepat, siswa dapat tumbuh lebih percaya diri dan siap menghadapi perubahan di masa remaja.”
Tim pengabdian UM berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif bagi siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H