Mohon tunggu...
Fitrah Dhaniadi
Fitrah Dhaniadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

santai, susah bagi waktu [ajarin dong].

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cairo Hujan Es

15 Januari 2011   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:34 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali hujan setelah itu menggenang, yup itulah yang menjadi pemandangan pada tanggal 14 januari 2011 malam. Sekitar pukul 19.30 saya keluar menyusuri jalan-jalan daerah hay ‘asyir atau district 10, sebuah kawasan di Nasr City Mesir yang bisa dibilang adalah kampung Melayu karena memang di daerah ini sebagian besar komunitas mahasiswa Indonesia, Malaysia dan Thailand bertempat tinggal, cukup ramai.

Tujuan saya tentu saja pulang kerumah karena hujan yang mengguyur Cairo tadi siang sudah reda, tidak tanggung-tanggung hujan yang mulai turun menjelang selesainya sholat Jum’at itu selain deras, juga membawa butiran-butiran es sebesar kerikil, setengah tidak percaya saya coba tadahkan tangan saya keluar jendela, waktu itu saya masih dirumah seorang teman, wow terasa sakit ketika beberapa”kerikil” es mengenai tangan saya. Tiba-tiba ada seorang teman yang lari dengan membawa nampan, dia tadahkan juga nampan itu keluar jendela, ketika ditanya “ngapain ente Son?” dengan santainya dia menjawab “mo bikin es teh” katanya, tentu saja kami yang ada ditempat itu tertawa, ada-ada saja.

Ada hiburan tersendiri ketika suasana seperti ini datang, selain karena memang jarang-jarang terjadi, dan hujan di Cairo biasanya hanya dalam hitungan 3 kali dalam satu tahun, itupun sebagai tanda, awal masuk musim dingin, pertengahan musim dingin (memasuki puncak musim dingin) dan akhir musim dingin (penutup musim dingin), hujan juga mengingatkan kami akan kampung halaman kami, bedanya ketika hujan turun di kampung halaman ada semacam bau tanah dan itu has sekali, tapi di Cairo tidak, bedanya lagi hujan dikampung halaman, Indonesia umumnya sudah tidak pakai musim, alias sepanjang tahun sambung-menyambung, di Cairo masih tetap terjadwal tiga kali dalam setahun, hanya musim dingin saja, meskipun juga ada beberapa perubahan yang terjadi dalam dua tahun terakhir ini mulai diikuti turunnya kerikil-kerikil es.

Di Indonesia mungkin sudah sering terjadi hujan yang diikuti turunnya es, di Malang dan beberapa tempat di Indonesia pernah mengalami hal serupa dan mungkin kerikil-kerikil esnya bisa lebih besar, tapi di Cairo tentu saja menjadi pemandangan dan perbincangan luar biasa, itu bisa dilihat di beberapa status facebook teman-teman Cairo yang ramai membicarakan “Cairo hujan es”

[caption id="attachment_83238" align="aligncenter" width="505" caption="sekalinya mesir diguyur hujan deras,,,yang turun malah hujan es sebesar jempol tangan orang dewasa,,,yah lumayan bisa ditadah mumpung kulkas di rumah lagi mati hehehehe. (dokumen pribadi)"][/caption]

[caption id="attachment_83240" align="aligncenter" width="501" caption="Shioukahn ��мед ... dinginnya kayak di luar negri...!! (dokumen pribadi)"]

1295075701102848333
1295075701102848333
[/caption] [caption id="attachment_83242" align="aligncenter" width="542" caption="Imam Hasanuddin Suhanallah...Cairo di guyur hujan dua kali. Untung bawa camera, alhamdulillah dapat moment-moment hujan yg jarang didapat selama setahun. (dokumen pribadi)"]
12950761401733254249
12950761401733254249
[/caption]

Genangan air yang muncul sesaat setelah hujan reda, juga sudah menjadi hal biasa di Cairo, karena mungkin memang tidak disiapkan untuk musim hujan yang hanya turun tiga kali dalam setahun, jadi penerapan sistem drainasepun kurang optimal.

[caption id="attachment_83235" align="aligncenter" width="384" caption="Air menggenang di salah satu ruas jalan Cairo setelah hujan turun siang harinya. (dokumen pribadi)"]

1295074976326090657
1295074976326090657
[/caption] [caption id="attachment_83236" align="aligncenter" width="384" caption="Selain adanya pasar mobil yang digelar setiap hari Jum"]
1295074807587308392
1295074807587308392
[/caption]

Bagaimana dengan Indonesia yang memang sudah pasti dengan musim hujannya, kenapa sistem drainasenya tidak optimal, bahkan terkesan dibiarkan saja, terutama Jakarta Ibukota Indonesia, mungkin bisa juga ditambah menjadi "Ibukota banjir Indonesia".

Selamat menikmati weekend bersama keluarga :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun