Ditengah hiruk-pikuk dan memanasnya situasi politik di Mesir, saya justru ingin menuliskan hal lain saat ini, selain karena sudah jenuh dengan situasi politik di negara sendiri yang saya ikuti beritanya diberbagai media online, dan saya tonton dari situs-situs tv online, saya juga sebenarnya tidak begitu ambil pusing dengan demo-demo yang tidak biasanya di Mesir ini, karena memang kenyataannya pusing saya saat ini sudah habis ditelan sama yang namanya ujian, terbukti dua hari kemaren migrain saya kambuh hehehe.
Tadi siang sepulang ujian, masih didepan pintu gerbang kampus, suasana jalan raya ramai seperti biasa, sopir-sopir yang menyetir sembarangan di Mesir sudah bukan barang baru, jadi tinggal melatih mental dan pintar-pintar cari celah untuk bisa menyebrang, tak ada lampu merah disekitar jalan ini untuk mengatur arus lalu lintas, percuma saja berapa banyakpun dipasang tetap tak berlaku bagi kebanyakan masyarakat Mesir, hanya beberapa daerah tertentu saja yang memberlakukan penggunaan lampu merah dengan benar di Mesir.
Saya tidak ingin membahas lampu merah ditulisan kali ini, ringan saja sekedar ingin berbagi pengalaman, bahwa begitu berhasil menyeberang tadi, ternyata keadaan saya belum betul-betul aman, karena tiba ada sebuah taxi yang meluncur dengan kecepatan lumayan kearah saya yang sudah benar-benar berada ditepi jalan meskipun belum menginjak trotoar, dan yang membuat saya sedikit terkejut karena mobil itu menimbulkan bunyi berderit yang membuat berisik, ternyata ban belakang taxi tersebut lepas, wow…bayangkan saja, BAN BELAKANG LEPAS !!!!!, ternyata bunyi berderit tadi ditimbulkan dari besi tempat ban biasanya nempel (saya ga tahu namanya apa) yang bergesekan dengan aspal, sehingga menimbulkan goresan berwarna putih yang lumayan panjang di permukaan aspal.
Untunglah tak terjadi kecelakaan, tapi kalau sampai kejadian bagaimana? Untunglah tak ada korban, tapi kalau sampai timbul korban bagaimana? Untunglah semuanya baik-baik saja hanya ban yang lepas, ya kalau nanti entah ada nyawa siapa yang lepas karena kelalaian kita atau justru nyawa kita, nyawa keluarga kita yang lepas bagaimana ?
[caption id="attachment_86064" align="alignleft" width="300" caption="supir taxi menjemput ban mobil yang "telat" jalannya. (dokumen pribadi)"][/caption]
Kebetulan karena memang saya usahakan untuk selalu membawa kamera saku kemanapun, kejadian ban lepas tadi sempat saya abadikan, sekedar buat pengingat diri pribadi dan sahabat-sahabat kompasiana juga pada umumnya untuk lebih hati-hati.
Peringatan untuk selalu memeriksa kendaraan sebelum melakukan perjalanan, baik dekat atau jauh mungkin sudah sering kita dengarkan, sering kita baca dan lihat di plang-plang sepanjang jalan, tapi mungkin bagi sebagian orang kesadaran menjaga keamanan untuk kenyamanan dan keselamatan diri sendiri, keluarga dan orang lain akan muncul justru setelah mengalami dengan sendirinya sebuah musibah.
[caption id="attachment_86065" align="alignleft" width="300" caption="Besi tempat ban ini apa sih namanya ?. (dokumen pribadi)"]
Mengabaikan saja peringatan-peringatan yang ada, karena berpikir “toh selama ini aman-aman saja, nyaman-nyaman saja” dan seabreg pikiran lain mungkin pernah juga melintas dikepala kita semua, selalu merasa aman, selalu merasa nyaman, hanya mengandalkan merek buatan negara tertentu juga bukan jaminan pasti keamanan keselamatan diri kita khususnya. Maka tidak ada salahnya meluangkan waktu sejenak untuk cek ringan kondisi kendaraan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H