Mohon tunggu...
Ckarra
Ckarra Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyuman Anna

26 Maret 2013   11:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:11 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jantung berdegup kencang, serasa menghirup udara panas-dingin. Perasaan sudah bercampur aduk, gelisah, takut, jengkel, semua jadi satu. Diam dan tunduk,yang hanya bisa mereka lakukan. Tapi, berbeda dengan gadis itu, gadis berambut panjang yang dibiarkannya terurai dengan memakai seragam putih hitam, seperti mahasiswa baru lainnya. Tak ada beban sama sekali yang tampak pada raut wajahnya. Begitu santai dan acuh terhadap semua yang dilakukan oleh senior dan teman-temannya.Entah apa yang dia rasakan, wajahnya tak seperti teman-temannya yang lain, yang begitu takut untuk dibentak dan dicaci maki walau tak punya salah. Yah, begitulah kelakuan para senior saat menyambut mahasiswa-mahasiswi baru di kampus. Sebut saja itu adalah masa pengkaderan untuk menjadi bagian dari keluarga mahasiswa.

Cuaca di pagi itu memang tidak sangat mendukung, gerimis yang sepertinya tak pernah absen setiap pagi hari, membuat Anna malas untuk melangkahkan kakinya kemana-mana. Walau waktu yang mengharuskannya ke kampus untuk mengikuti masa penyambutan mahasiswa baru. Gadis itu bernama Anna, Rianna Fajrianti lengkapnya. Hari itu adalah hari ketiga Anna menghabiskan waktu di kampus, tempat Anna melanjutkan kuliah. Kebetulan, hari itu, juga hari terakhir penyambutan mahasiswa(i) baru. Jelas saja Anna harus semangat menjalaninya. Tapi, dengan terbawa sifatnya yang jutek. Jadi, wajahnya yang cantik dan berparas manis itu terlihat kusut dan terkesan sedikit sombong. Tak heran jika banyak senior yang tidak suka dengannya, apalagi senior cewek. Tak jarang Anna dihukum, dicaci maki, dibentak-bentaktanpa alasan yang jelas.

“Ehh, kamu !!!, ngapain liatin saya terus ??” teriak salah satu senior kepada Anna, Rama namanya. “Siapa yang ngliatin kak, orang dari tadi lagi perhatiin tukang ojek yang duduk di sebelah sana” kata Anna tegas, sambil menunjuk tukang ojek yang duduk di parkiran kampus.

Mendengar jawaban Anna, Rama si senior langsung tertawa terbahak-bahakdan melangkah menuju Anna. Wajah Anna yang tadinya biasa-biasa saja, kini berubah menjadi kusut dan sepertinya sangat jengkel dengan Rama yang sudah menertawainya.

“ngapain pasang muka kusut segala ?, push up 20 kali” perintah Rama kepada Anna.

“haa ?? 20 kali, kak, saya ini cewek, mana kuat push up sebanyak itu ?? lagian saya kan nggak punya salah apa-apa”.Kata Anna dengan nada cepat.

“Berani ngatur lagi? Kamu puya dua kesalahan, yang pertama karena kamu nggak merhatiin saya yang dari tadi ngasi’ arahan dan kedua, kamu lebih merhatiin tukang ojek daripada saya. Sekarang push up 20 kali, cepaatt”. Teriak Rama lagi dengan nada yang lebih tinggi.

Suasana pada saat itu, langsung hening dengan masalah yang ditimbulkan oleh Anna. Nampaknya perintah dari Rama nggak bisa ditawar lagi, Anna pun menyegerakan untuk melakukan perintah Rama.

“kak, udah sampai 20 kali”. Lapor Anna kepada Rama dengan nada ngos-ngosan sambil memegang kedua lututnya.

“Ya udah, cepat masuk barisan”. Jawab Rama.

Anna langsung masuk barisan dan seperti biasanya, teman-temannya langsung melihatnya dengan pandangan sinis setiap diberi hukuman oleh Rama. Selama dua hari terakhir,Anna memang selalu bermasalah dengan Rama si senior cowok yang sekaligus ketua BEM di fakultasnya. Tapi, beda dengan Rina, teman Anna yag selama ini dekat dengannya. Dia sama sekali tidak pernah memasang wajah sinis atau jengkel dengan Anna. Mungkin dia yang akan menjadi sahabat Anna kelak. Dia tak kalah cantik dengan Anna, rambutnyajuga panjang, dan lebih terkesan feminim dibandingkan dengan Anna.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00, waktunya istirahat dan makan siang. Barisan pun bubar dengan dikomandoi oleh Rama. Rina langsung menggandeng tangan Anna dan bergegas menuju bawah pohon untuk berteduh. Anna sedikit heran dengan Rina yang tiba-tiba mengakrabkan dirinya dengan Anna. Dengan wajah tersenyum Rina mengulurkan tangannya dengan sapu tangannya untuk Anna dan berkata “Makanya, jangan bandel, keringat jadi keluar sana sini deh”. Anna hanya membalasnya dengan senyuman juga, tanpa berterima kasih.

“Kelihatannya kak Rama sangat perhatian sama kamu” sambung Rina.

“perhatian dari Hongkong, saya dibentak beribu kali, dihukum tanpa bedain saya dengan cowok, kamu bilang itu perhatian ?, yang benar aja dong”. Balas Anna.

“Hati-hati, ntar kecantol senior, hehe”. Ledek Rina.

“Apaan sih ?” Anna bergegas pergi meninggalkan Rina menuju kantin.

“Mau kemana ?”, sambung Rina dengan segera berdiri mengikuti Anna dari belakang.

Siang itu, di kantin. Saat Anna dan Rina sedang menyantap makan siang. Mata Anna tiba-tiba terbelalak melihat Rama sedang duduk di sampingnya dan menyapanya dengan lembut,

“Lagi makan apa nih ?”, mendengar suara Rama, Rina pun menoleh ke arah Rama dan secara spontan menyemburkan es jeruk yang diminumnya. Memang nggak seperti biasanya, Rama yang cuekmenghampiri Anna di kantin. Apalagi selama dua hari ini Rama selalu bermasalah dengan Anna. “Kakak ngapain di sini ?” tanya Rina kepada Rama.

“emang nggak boleh yaa, kalau saya duduk di samping teman kamu?” jawab Rama seraya tersenyum menoleh ke Anna.

“hhhm, ada angin apa nih ?, kayaknya pertanyaan selama dua hari ini akan segera terjawab.” Rina berusaha menggoda Anna yang dari tadi hanya diam sambil mengaduk-aduk jus jeruk pesanannya.

Hampir setengah jam di kantin, Anna tetap memilih untuk diam ketimbang mengajak Rama untuk ngobrol walau hanya semenit. Hanya Rina yang daritadi sibuk menumpahkan pertanyaan serta kekesalan dan ketegangan selama dua hari terakhir itu. Rama pun dengan bijaknya menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Rina untuknya. Setelah daritadi ngobrol, tak terasa banyak waktu yang terlewatkan percuma bagi Rama, yang sepertinya ingin menyampaikan sesuatu kepada Anna yang daritadi hanya diam.

“Jam istirahatnya sudah habis, kalian ke lapangan gi, ntar terlambat lagi”. papar Rama kepada Rina dan Anna.

“Ok deh”. Jawab Rina dengan berlagak sok akrab dengan Rama.

Di dalam barisan, Rina tak henti-hentinya menggoda Anna karena sikap Rama di kantin tadi terhadap Anna. Tiba-tiba Rama menegur Rina dan Anna dengan suara yang keras dan lantang. Semua kaget dan menundukkan kepala, kecuali Anna yang tetap bersikukuh untuk mengangkat wajahnya tanpa ada rasa takut sedikit pun. Seperti biasa, Rama lagi-lagi harus berorasi tentang kedisiplinan dan saling menghargai dan menghormati antara senior dan Junior. Setelah cukup panjang lebar, Rama memanggil Anna ke depan untuk yang kesekian kalinya. Anna melangkahkan kakinya dengan santai dan tetap memasang wajahnya yang acuh.

“kamu nggak ada kapok-kapoknya yah, hari ini adalah hari terakhir, kamu bisa nggak, nggak bikin saya marah”. Bentak Rama kepada Anna.

“Di meja sana ada kertas, dan kamu ambil. Jangan buka sampai upacara penutupan ini selesai. Oke !”. sambung Rama sambil menunjuk meja yang dimaksud.

Anna kembali ke barisan setelah mengambil kertas yang diperintahkan rama olehnya.

“Biasanya saya dihukum, kok malah nyuruh ambil kertas?”batin Annasambil melihat-lihat kertas itu dengan sedikit wajah heran.

Barisan sudah bubar, upacara penutupan pun selesai. Anna mencari kertas di dalam tasnya dari Rama sambil berjalan tergesa-gesamenuju parkiran tempat mobilnya diparkir. Dengan wajah penasaran, Anna membuka kertas itu perlahan-lahan sambil memejamkan matanya. Begitu membuka matanya, Anna yang dari dua hari kemarin itu selalu memasang wajah kusut, kiniberubah ceria. Wajahnya memerah dan tersenyum tipis setelah membaca isi kertas dari Rama.

“Kita punya perasaan yang sama, aku yakin kamu juga tahu hal itu,

Rama !!! “

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun