Mohon tunggu...
Ckarra
Ckarra Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

-

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Diamku

8 April 2013   05:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:32 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

25 Maret..

Tiga hari sebelum hari itu tiba. Entah kenapa ada sesuatu yang merekah dalam hatiku.Apa itu? Ada perasaan senang, haru, sedih, bahkan, ku dapat menangkap ada getar rindu yang menjalar dalam hatiku.

ku dapati pelupuk mataku lembab. Aku marah. aku tak terima. Aku tahu itu adalah air mata. aku bukan perempuan cengeng. Tapi air mata itu.  Ahh..

sampai menit ke lima, sepuluh, dua puluh bahkan lebih. tak ada tanda bahwa luapan air mata itu akan mereda. Ku masih dengan air mata itu. Terdengar isakan sendu memecah heningnya 'dunia'ku.  Menemaniku hingga mataku kian menyipit. aku bahkan sudah sulit bernapas karena cairan kental menumpuk, mendesak keluar dari hidung mungilku.

Aku kenapa? Sungguh, aku belum mampu mendefinisikan apa yang tengah ku rasakan. Yang ku tahu saat itu. Tiga hari lagi, kau berulang tahun. Ku harap, jika tiba hari itu. aku bisa mencuri waktu untuk mengucapkan "selamat ulang tahun" untukmu.

hari itu, 25 Maret. Aku mencoba menghubungimu lewat ponsel. tapi, tak kau jawab. Ku putuskan mengucapkannya lewat akun fesbuk. Semoga ku temukan malaikat yang ingin meminjamkan laptopnya untukku, Doaku.

Sudah pukul dua siang. Aku baru dipertemukan malaikatku. Namun, berbagai rangkaian faktor 'tak bisa' membuatku sedih seketika.  Kembali Ku tekan dua belas digit angka yang sudah ku hafal di luar kepala. Kuhubungi. Namun ku dapati suara 'tante veronika' yang menginfokan nomor ponselmu sedang tidak aktif. Hari itu mungkin bukan kesempatan yang baik untuk mengucapkannya.

Esoknya, aku mencoba menghubungimu lagi. Namun, aku kehilangan keberanian untuk mendengar suaramu.  Sepertinya, ucapan dariku tidak terlalu penting kau dengar, batinku. Aku urungkan saja niatku untuk menyuarakan sederet 'doa selamat' untukmu. Ku pikir, yang tak terdengar bisa jadi yang paling kau rasakan. Karena diam bukan berarti tak bersuara. :)

Untukmu, wahai cintaku!

08042013

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun