Art membantu kita untuk melakukan perspective-taking, kemampuan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Contohnya satu lukisan dapat mempunyai makna yang berbeda menurut pelukisnya dan audiensnya. Interpretasi yang berbeda dari arti yang digagas pelukisnya bukan berarti salah, hal itu hanya perbedaan cara berpikir yang menarik untuk didiskusikan. Â Karena itu sebuah karya seni bisa membuka wawasan kita. Karya seni juga dapat dipakai untuk starting point sebuah diskusi tentang cara hidup orang di masa lalu, tempat-tempat yang jauh dari kita, ataupun kejadian penting dalam sejarah.
Karena hal-hal di atas art juga membantu pengembangan beberapa predisposisi positif seperti kepercayaan diri, komunikasi yang efektif, dan kerja kelompok. Hal-hal ini sangat diperlukan oleh generasi muda yang akan menghadapi dunia dan ekonomi yang semakin mengglobal di abad 21 ini. Masalah-masalah kompleks di dunia luar membutuhkan cara  berpikir yang lebih fleksibel, life-smart (bukan hanya book-smart), entrepreneurial dan kreatif, dan pelajaran seni bisa menjadi platform di mana anak-anak bisa mensimulasikan kompetensi-kompetensi ini.
Saya pun mulai merencanakan aktifitas dan diskusi menurut arahan-arahan ini, karena buat apa saya ngomong panjang lebar kalau tidak bisa menghidupi yang saya ajarkan di kelas? Berbagai hal yang sudah dilakukan di antaranya berdiskusi tentang lukisan-lukisan terkenal dan hubungannya dengan current affairs yang relevan, dan mengadakan permainan di kelas di mana anak-anak menghasilkan ide-ide baru dengan menyilangkan ide-ide individual mereka satu sama lain.