Mohon tunggu...
Ciu Cahyono
Ciu Cahyono Mohon Tunggu... -

writer; ballad, song

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat dari Blora

8 Juni 2014   18:23 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:42 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernahkah Anda merenungkan kembali sosok Jokowi di masa ia kampanye dulu dalam Pilgub DKI? Dia adalah sosok yang diharapkan mampu menyelesaikan masalah di Jakarta. Tidak hanya saudara-saudara kita yang menghuni Jakarta, saudara-saudara kita yang di luar Jakarta pun ikut mendukung dengan doa agar Jokowi menang sehingga harapan akan 'Jakarta Baru' tercapai seperti yang ia janjikan. Tentu saja, seluruh orang di negeri ini akan senang jika saudara-saudaranya di Jakarta terlepas dari masalah kota yang dihuninya.

Jokowi berjanji akan memberi 'Jakarta Baru'. Semua orang berdoa untuknya. Saya yang nyaman-sejahtera tinggal di Blora pun berdoa untuknya, untuk 'Jakarta Baru'. Kemudian, sebagian dari saudara-saudara kita mulai meragukan Jokowi: Apakah setelah menang dan menjabat gubernur dia akan maju ke Pilpres? Apakah Pilgub hanya sebatas batu loncatan menuju RI1? Maka, demi menjawab keraguan orang dan meyakinkan semua orang, dia berteriak lantang berjanji, akan berkomitmen memperbaiki Jakarta selama lima tahun (1 periode).

Teriakan janjinya itu mampu meyakinkan semua orang di seluruh pelosok negeri. Bahkan semut dan macan pun terkesima. Maka, Jokowi menang dalam Pilgub. Dukungan untuknya tidak hanya sampai disitu. Dukungan terus mengalir setelah dia dilantik. Saya pun pernah bikin lagu untuk menguatkannya ketika mendapat 'hadangan' saat menata PKL:

Si Joko dari tanah Jawi
Kini memimpin tanah Betawi
Orangnya cungkring sikapnya lugu
Bikin kepala preman pada ngelu

Si Joko oh Si Joko
PKL sono tak mirip di Solo
Si Joko oh Si Joko
Semoga kuat dan tetap widodo

Kemudian, waktulah yang menunjukkan pada kita semua, seperti apa Jokowi. Setelah gaya menampik atas pertanyaan orang tentang capres, yakni "copras capres! nggak mikir!" yang terkenal itu, lha kok dia kemudian dengan bangganya menjadi capres sembari menginjak-injak teriakan janjinya sendiri?

Mulai saat itulah banyak orang, termasuk saya, tersadar. Jokowi tak pantas saya sebut sebagai orang lugu. Hebat! Saya yang biasa menciptakan seribu-satu karakter untuk cerita dan naskah drama pun terkecoh! Ternyata bukan Jokowi yang lugu, melainkan sayalah yang lugu! Dan benar kata pepatah lama bahwa "bukan orang bodoh, tapi orang lugu dan jujurlah yang akan selalu tertipu karena ia menganggap orang lain sama lugu dan jujurnya". Sungguh! Betapa Jokowi sangat layak mendapat Piala Citra untuk segala akting-aktingnya yang menawan!

Ketika orang mengingatkan teriakan janjinya saat kampanye Pilgub, para relawan Jokowi serentak membelanya dengan mencari seribu-satu pembenaran. Padahal, ketahuilah, seribu-satu alasan pembenaran itu tidak akan mengubah apapun. Jokowi tetap menjadi sosok calon pemimpin yang terbukti berlaku bohong. Nah, apakah kita akan menaruh harapan pada sosok calon pemimpin yang terbukti berlaku bohong? Silahkan jika para relawan dan simpatisan Jokowi tetap menaruh harapan padanya. Silahkan saja, itu akan semakin menunjukkan bahwa standar saya dan kalian berbeda.

Apakah penilaian saya terhadap Jokowi hanya sebatas itu? Nah, perlahan namun pasti, sosok Jokowi yang sebenarnya terkuak. Setelah jadi capres, lalu Pileg yang hasilnya tak sesuai bagi PDIP, dia mulai mondar-mandir meninggalkan kesehariannya sebagai gubernur demi menyambangi markas-markas parpol -- yang langkah ini disebutnya sebagai membangun koalisi tanpa bagi-bagi kursi yang diperhalus lagi dengan istilah penggalangan kerjasama tanpa syarat. Tentu saja, sontak banyak orang mengingatkan dan mengkritik akan itikad beserta langkah-langkahnya ini.

Tapi, agaknya dia tidak mau mendengar saran dan kritik dari orang lain termasuk dari pakar dan pengamat politik waktu itu. Dia tetap kukuh dengan blusukan politiknya. Jadi, bagaimana saya bisa menaruh harapan pada seorang calon pemimpin yang terbukti tidak mau mendengar saran serta kritik? Silahkan bagi kalian para relawan dan simpatisan Jokowi tetap menaruh harapan padanya. Kita tidak perlu berdebat, karena saya dan kalian punya standar yang berbeda.

Hari berganti hari, dan semakin paham pula saya tentang siapa Jokowi. Dia adalah orang yang sangat mudah berjanji. Apapun yang diharapkan orang dia selalu menyanggupinya. Tentu dengan disertai gaya yang 'asal nyelekop' seolah persoalan yang dihadapinya kelak akan selesai hanya dengan membalikkan telapak tangan. Bagaimana tidak? Mari kita baca petikan berita ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun