Menurut ahli Rochmad Noor (2015), berpendapat bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang fundamental, karena dimasa keemas an ( golden age) anak harus mendapat stimulasi perkembangan yang maksimal yang mampu mengembangkan seluruh semua aspek perkembangan anak, mampu berkembangan dengan baik, karena masa usia dini adalah masa identifikasi/ imitasi, eksplorasi, masa peka dan masa bermain. Menurut Ria Octa Viani, (2020) bermain gerak dan lagu, memiliki tujuan yaitu menyiapkan mental anak. Teori perkembangan Erik Erikson (1950), perkembangan sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial dan lingkungan sekitar. Menurut teori learning( Behaviorirsme) B. F Skinner (1930-1940). Dalam konteks motoric anak, penguatan positif dapat mendorong anak untuk melakukan Gerakan atau kegiatan baru. Menurut teori motoric promosi (Dynamic Systems Theory) 1980. Teori ini menekankan bahwa perkembangan motoric adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara faktor-faktor fisik, kognitif,dan lingkungan. Teori ini menunjukkan bahwa keterampilan motorik tidak berkembang secara linear, tetapi dipengaruhi oleh berbagai sistem yang saling terkait.
Menurut teori keterhubungan[Ecological plychology] oleh J. Gibson [1970-an dan 1980]. Gibson memperkenalkan konsep" affordances," yaitu kemungkinan tindakan yang disediakan oleh lingkungan. Dalam hal ini,perkembangan motorik anak sangat dipengaruhi oleh cara mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka, belajar melalui eksplorasi.Â
Sebagai guru harus mampu menentukan metode pembelajaran yang tetap, yang mampu menstimulasi perkembangan fisik motoric anak usia dini.Metode bermain adalah salah satu metode pembelajaran yang menstimulasi anak melalui bermain terarah. Metode penelitian yang kami gunakan adalah pendekatan kualitatif deskripsif.Â
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,melalui data kegiatan anak dan sentra yang ada,wawancara dan dokumentasi.analisis data menggunakan model miles Huberman terdiri atas mereduksi data,penyajian data dan penarik Kesimpulan.sedangkan untuk menguji keabsahan data dalam penilitian ini menggunakan triagulasi sumber dan teknik.
Dijelaskan oleh pertiwi (2014)kecerdasan kinestetik adalah kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan anggota tubuhnya dalam berbagai Gerakan yang berkesanambungan dengan kegiatan fisik seperti berlari,bergerak, dan berkomunikasi dengan menggunakan tubuhnya ( resa respati 2018).
Menurut ria octa viani,(2020)bermain gerak dan lagu ,memiliki tujuan yaitu menyiapkan mental anak.menurut styowati,(2019)pijakan lingkungan main ialah penataan alat main yang akan di gunakan ,pijakan saat main meliputi mengamati( observasi ),memotivasi dan menilai (yennizar & hikmah, 2020).
Menurut hasil wawancara oleh ibu Ummu kalsum ( yang mewakili ) KBM di RA AS SYANS berjalan tepat waktu ,pertama kegiatan SOP awal,kegiatan yang di lakukan di antara nya salam guru,berbaris, bernyanyi, dan berdoa bersama.kegiatan awal di sertai anak melompat sesuai dengan angka yang ada pada anak dan yang sudah letakkan pada lantai.untuk pengembanagan fisik motoric kasar SOP awal di mana anak berbaris, berdoa sebelum KBMÂ
Kegiatan untuk menstimulasi motoric anak di beri angka dan melompat pada angka yang sudah di sediakan di lantai setelah melompat sesuai angka anak menulis angka yang di pegang anak pada tepung yang disediakan guru . kegiatan inti dengan tema tanaman subtema sayuran. guru bertanya jawab dengan siswa mengenai sayur yang di kenal anak yang bisa membuat tubuh sehat ,kegiatan yang di lakukan anak adalah guru mengajak anak membuat angka dari slime dengan bahan dua alat wadah, tepung,minyak,sungliht,garam,pewarna lalau anak di berikan instruksi untuk mencampurkan bahan tersebut dengan cara meramas dengan jari-jari ,anak sehingga motoric halus anak dapat berkembang baik. Dan juga pada kelompok anak yang lain memasang sedotan yang di potong sesuai angka,juga menggunakan lem kertas.kedua kegiatan ini dapat menstimulasi fisik motoric halus anak Â
Kegiatan penutup meliputi kegiatan merefleksikan ulang kegiatan yang di lakukan dalam satu hari bernyanyi dan berbaris dan anak di berikan gambar angka dan mengandaikan angka tersebut dengan hal apa saja,misalnya angka 3( tiga)menyebut angka (tiga) seperti sayap kupu -kupu lalu anak salam gru lalu pulang.evaluasi yang di gunakan oleh guru dalam proses pembelajaran RA .mengcu pada standar kurikulum K13 dan Merdeka, yang sesuai dengan standar Tingkat pencapaian perkembangan anak (STTPA). Penilaian yang di gunakan adalah hasi karya dan cattan anekdot .
Dalam pelaksanaan metode pembelajaran di RA .AS/ SYAMS setiap guru bertanggung jawab dengan metode pembelajaran di setiap pelaksanaan yang mereka gunakan yaitu metode bermain di setiap kegiatan tersebut dapat mengembangkan ke enem aspek di dalam PAUD yaitu seni, kognitif, sosial emosional, nam ,bahasa ,fisik motorik.
Kesimpulan hasil masalah yang di Tarik implementasi metode pembelajaran bermain dalam mengembangkan multiple intelegensi anak usia 5-6 tahun di RA.AS/ SYAMS menunjukkkan hasil yang baik dengan di buktikan melalui kegiatan-kegiatan yang terstruktur meliputih perencanaan, pelaksaan, dan evaluasi. Pelaksaan metode pembelajaran bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk memili kegiatan yang ia sukai anak mampu mengeksplort kemampuan dirinya sehingga kecerdasan anak muncul.Â