Mohon tunggu...
Citra Abimanyu
Citra Abimanyu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Belajar berwiraswasta untuk hidup lebih bahagia dan sejahtera. Belajar menulis untuk ketenangan dan kesehatan jiwa raga.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hutang Darah, Bayar Nyawa

16 Desember 2013   12:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:52 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam semakin larut. Kentongan pos kamling sudah terdengar dipukul 12 kali kira2 15 menit yg lalu. Aku berdiri menghadap 2 orang yang tertidur lelap. Dengan senjata mematikan siap di tanganku. Jantungku berdegup keras. Mataku mengamati tembok kiri kanan mencari makhluk Tuhan yang membuatku dendam. Sesekali kualihkan pandanganku ke arah 2 orang yg tertidur. Sekelebat bayangan nampak ke arah tembok sebelah kanan. Ku kejar dengan semangat 45. Dan....des..des.brak..brak..mampus kamu! Darah muncrat mengenai tanganku dan belepotan di tembok. Istriku bangun dari tidurnya.

"Kenapa toh pakne, malam2 ribut. Aduh temboknya belepotan darah. Istighfar pakne, apa yg pakne lakukan?"

"Hutang darah bayar nyawa bune"

"Iya, tapi jangan ditembok yg baru dicat!"

"Yang penting aku puas. Aku gak rela darahmu dan darah anakmu dihisap si nyam-nyam!"

"Oalah...nyamuk-naymuk, kamu bikin kotor tembok!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun