Lord Voldemort dan Adolf Hitler, keduanya adalah tokoh antagonis favoritku, walaupun yang satu hanyalah bagian dari khayalan yang entah mengapa begitu nyata di otakku dan yang satunya adalah bagian dari pelajaran Sejarah yang harus kupelajari dibangku sekolah. Aku nggak tau apakah ada yang salah dengan otakku atau dengan kejiwaanku, karena aku selalu saja tertarik dengan tokoh-tokoh yang dibenci begitu banyak orang karena kejahatannya
Membaca novel Harry Potter sejak duduk di bangku SD hingga menamatkan seri ketujuhnya di bangku kuliah, bisa dikatakan aku beranjak dewasa dengan tokoh-tokoh dalam novel Harry Potter, mungkin karena ketidakmampuanku dalam membedakan realita dan khayalan sehingga kadang-kadang aku merasa bahwa diriku hidup dan tumbuh dengan mereka, aku selalu ingin punya keluarga yang menyenangkan seperti keluarga Weasley, rasanya seru kalo aku bisa jadi Ginny Weasley, bukan karena pada akhirnya dia menikahi Harry tapi karena punya saudara kembar konyol kayak Fred and George. Baiklah kembali lagi pada Tom Marvolo Riddle atau Dia yang Namanya Tak Boleh Disebut, atau Kau Tahu Siapa, atau Pangeran Kegelapan, tapi aku lebih suka menyebutnya dengan Tom, kesannya itu lebih akrab, aku sama sekali tidak membencinya, aku sangat mencintai tokoh yang menjadi penyihir paling ditakuti sepanjang masa dalam dunia sihir itu, dia dan kekejamannnya dalam membasmi darah lumpur dan muggle (sebutan untuk kaum non sihir) kupikir itu disebabkan karena sosialisasi tidak sempurnanya di masa lalu, tidak ada yang membimbingnya apalagi ketika ia menyadari bakatnya yang istimewa, juga karena kekejaman dan pikiran negatif karena merasa dibuang oleh ayahnya yang berdarah muggle, atau mungkin juga karena ia bisa saja memiliki kehormatan karena dia adalah keturunan dari salah satu pendiri Hogwarth Salazar Slytherin. Hingga pada akhirnya dia memiliki ide yang sangat brilliant untuk kalangan penyihir berdarah murni, yaitu pemurnian darah, padahal dia sendiri bukanlah penyihir berdarah murni, ayahnya adalah muggle yang itu artinya dia adalah darah campuran, seperti Severus Snape, abdi setianya (atau dia pikir begitu) juga Harry Potter musuh bebuyutan yang dia ciptakan sendiri.
Pemurnian darah oleh Tom Marvolo Riddle dan Pelahap Mautnya kupikir agak mirip dengan pemurnian ras yang dilakukan oleh Adolf Hitler dan “teman-teman”, kesamaan diantara mereka terletak pada bahwa baik darah ataupun ras yang mereka musnahkan itu juga darah dan ras yang menjadi bagian dari tubuhnya sendiri, Tom berayah muggle dan Hitler merupakan keturunan Yahudi, bila Tom memiliki abdi setia (atau yang dipikirnya begitu) si Snape yang berdarah campuran (ibunya penyihir dan ayahnya muggle) juga Bellatrix Lestrange yang beripar muggle, yaitu Ted Tonks, suami dari saudara Bella, Andromeda Lestrange yang juga merupakan ayah dari Nymphadora Tonks dan kerabatnya yang walaupun dicoret dari daftar keluarga yaitu Molly Weasley dan Sirius Black adalah orang-orang yang pro Muggle (pada akhirnya Molly bermenantukan Hermione Granger yang asli muggle, dan Sirius dia benar-benar pecinta muggle sejati hal itu digambarkan dalam novel dari kamarnya yang berposter cewek muggle, poster yang gambarnya tak bergerak seperti selayaknya gambar-gambar lain yang bergerak dalam dunia sihir), maka Hitlerpun juga dikelilingi sahabat Nazi-nya yang juga berdarah Yahudi, sebut saja; Heinrich Himmler; yang bernenek Yahudi, Joseph Göbbels; merupakan Yahudi keturunan Spanyol, Hermann Göring; yang beribu kandung yahudi, Adolf Eichmann; yang orang tuanya asli Yahudi, dan beberapa tokoh penting Nazi lainnya. Adapun selain itu baik Hitler maupun Tom juga pernah ditolak oleh Sekolah, bila Hitler pada tahun 1907 dan 1908 ditolak oleh Akademi Seni di Wina, maka Tom juga ditolak Hogwarts untuk menduduki jabatan sebagai guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam (Itulah alasan mengapa jabatan ini dikutuk, hampir semua mereka yang memegang jabatan ini berakhir tragis di masa jabatannya) Kadang aku berpikir jangan-jangan Rowling menciptakan karakter Voldemort karena terinspirasi dari Hitler.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H