Mohon tunggu...
Citra Rahmah Putri
Citra Rahmah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi PPG Prajabatan Prodi Pendidikan Khusus UPI I Guru Pendidikan Khusus I

Bismillahirrahmanirrahim. Suka membaca artikel yang tema/materi menarik versi ku dan belajar dari mendengarkan cerita orang-orang disekitarku.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dicerahkan tentang Orang Itu Peduli dengan Hidupmu

15 Juli 2022   12:11 Diperbarui: 15 Juli 2022   12:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Bismillahirrahmanirrahim.

Hari ini aku bimbingan dan bertemu banyak sekali teman-teman ku seangkatan, dan kaka kelasku yang juga ingin bimbingan. Pun dari dosen juga banyak yang datang ke kampus. Aku hari ini detik 11.45 WIB disadarkan allah lewat salah satu teman laki-laki berinsial Z di program studi Pkh. Bahwa kenapa sih harus bete atau sensitif kalo orang nanyain udah sampai mana skripsi kamu. Itu artinya mereka Peduli. Ya aku memang tidak menapik  bahwa fitrahnya perempuan itu perasa menuju sensitif kalo ditanya udah lulus?, udah punya pacar? Udah nikah? Udah punya anak?. Sebuah pertanyaan umum yang engga akan ada habisnya selama kita masih diberi nikmat Allah hidup di dunia fana ini. Akhir-akhir ini aku juga berbincang dengan kakak ku, ia bilang kalo tidak diberi ujian, ya berarti kamu "engga hidup". Bukankah filosofi sebenarnya hidup itu untuk beribadah kepada Allah, dengan ujian Allah ingin meningkatkan level mu di Dunia, dan di Akhirat kelak.Sebab itulah kenapa aku suka mendengarkan orang lain, dari cerita orang lain aku mendapat perspektif dan pengalaman mereka yang bisa aku evaluasi, dan aku implementasikan di kehidupan ku. Sharing ilmu dan pengalaman itu kebutuhan kita sebagai manusia. Menjadi Khalifah untuk diri sendiri, dan ornag lain sudah jadi keinginan alamiah diri kita. Kembali ke paragraf satu, pun untuk sampai pada kata "legowo dengan takdir-Nya" atau "ikhlas, dan menerima kenyataan" memang butuh proses yang tidak singkat, tapi alhamdulillah alu, dan semoga kamu juga segera sampai pada tahap ini yak. Kamu tidak sendiri, ada Allah, ada Keluarga, dan orang-orang yang peduli akan hidup kamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun