Mohon tunggu...
Citra Pebriani
Citra Pebriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Don't judge book bay is cover

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masalah Pendidikan di Nusa Tenggara Barat

20 Oktober 2022   09:27 Diperbarui: 20 Oktober 2022   09:32 1802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah suatu hal terpenting dalam hidup kita untuk menjalani bagaimana cara kita bisa membimbing diri kita agar menjadi orang terpandang baik dan tidak direndahkan oleh orang lain.

Karena pada zaman sekarang ini kalau pendidikan kita rendah tidak ada orang yang mau membutuhkan kita, walaupun sekarang kita udah lulusan SMA itu tidak ada gunanya di zaman sekarang ini, karena minimalnya kita harus barpendidikan sarjana baru bisa menjadi orang yang di butuhkan dalam dunia bisnis atau menjadi orang yang terpandang.

Oleh karena itu, bisa kita simpulkan bahwa hidup di zaman sekarang ini kita tidak bisa terlepas dari yang namanya pendidikan. Karena dengan adanya pendidikan seseorang bisa menambah ilmu untuk memperdayakan diri dan orang lain, selain itu juga bisa mengembangkan ide, memperluas wawasan, dan melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat melalui pilihan yang rasional.

Selain itu, pendidikanlah yang menentukan dan menuntun masa depan dan arah hidup seseorang. Walaupun tidak semua orang berpikir sama seperti itu, namun pendidikan tetaplah menjadi kebutuhan utama seseorang. Bakat dan keahlian seseorang akan terbentuk dan dapat di asah melalui pendidikan.

Ada pepatah mengatakan semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin di segani oleh orang lain.

Selain itu, H.H Home, pendidikan ialah sebuah alat dimana komunikasi sosial mampu melanjutkan keberadaan dalam mempengaruhi diri sendiri dan mempertahankan idealisme.

Pendidikan di Indonesia dimulai sejak masa Hindu-Budha yang memiliki keunggulan bahwa pada masa itu tidak hanya mempelajari cara untuk bertahan hidup. Kemudian di lanjutkan pada masa Islam yang dimana pada pendidikan ini mengajar perbedaan dan lebih terbuka, pendidikan dimasa ini dapat di miliki oleh siapa saja bai itu laki-laki ataupun perempuan kaya, miskin. Kemudian berganti dari masa pendidikan Colonial Belanda, masa pendidikan Jepang, masa pendidikan orde lama, masa pendidikan orde baru, dan masa pendidikan di era reformasi.

Pada masa pendidikan orde lama di Indonesia sudah mulai mengenal dan menerapkan kurikulum di dalam pembelajaran. Sementara pada masa pendidikan orde baru sudah menerapkan 4 kurikulum yakni kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, dan kurikulum 1994. Kemudian pada masa pendidikan di era reformasi 1999 mengubah wajah sistem pendidikan Indonesia melalui UU No 22 tahun 1999, dengan ini pendidikan menjadi sektor pembangunan yang didesentralisasikan.

Pemerintah memperkenalkan model "manajemen berbasis kompetensi". Sementara untuk mengimbangi kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas, maka di buat sistem " kurikulum berbasis kompetensi".

Setelah itu muncul kurikulum yang dinamakan dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum operasional pendidikan yang di susun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.

Penyusun KTSP oleh sekolah di mulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang di terbitkan melalui peraturan menteri pendidikan.

Akan tetapi, beberapa pendidikan masih belum terselesaikan secara merata di Indonesia, terutama di wilayah Lombok NTB. Kualitas pendidikan NTB berada pada urutan 33 dari 34 provinsi di Indonesia.

Permasalahannya yang di rasakan oleh masyarakat Lombok, NTB yakni timbul dari fasilitas dan infrastruktur pendukung untuk melakukan kegiatan pendidikan untuk sendiri, baik untuk tenaga pelajar, gedung sekolah yang belum bagus maupun akse jalan yang masih sulit dilalui menuju tempat pendidikan atau sekolah. Dilansir oleh inside Lombok. Salah satu contoh yaitu akses jalan yang dilalui menuju SD-SMPN setiap yang berada di praya barat Lombok tengah.

Curah hujan yang deras memperparah akses jalan yang di lalui oleh siswa dan guru sehingga untuk menuju ke sekolah para siswa dan guru mengalami kesulitan. Harus membutuhkan usaha lebih untuk dapat sampai ke tujuan sehingga tidak jarang para guru terlambat untuk mengajar para siswa. 

Hal serupa juga terjadi di dusun Tuti, desa songkong KLU. Jalan yang ada di desa tersebut tidak pernah mengalami perbaikan sejak KLU terbentuk. Sedangkan jalan tersebut juga digunakan oleh anak-anak sekolah. Tidak kunjung di perbaiki jalan tersebut di tanami pohon pisang oleh masyarakat setempat. 

Sulitnya akses pendidikan sehingga menyebabkan terlambatnya para guru untuk mengajar para siswa menunjukkan bahwa masih banyak tantangan yang harus dilakukan untuk mencerdaskan bangsa melalui pendidikan di Lombok, NTB sebagaimana di cita-citakan.

Seharusnya pemerintah lebih peduli lagi dengan masalah pendidikan yang ada di pelosok-pelosok desa serta memberikan bantuan terhadap pendidikan mereka agar menjadi lebih baik lagi, dan tidak ada anak-anak yang tidak sekolah atau berpendidikan dengan alasan tidak ada biaya ataupun bekerja untuk membantu perekonomian keluarga di usianya yang seharusnya di pakai untuk belajar atau menuntut ilmu, karena menuntut ilmu adalah kewajiban yang di  anjurkan untuk dilaksanakan.

Oleh karena itu, mari kita sama-sama membangun pra pelajar yang ada di pelosok-pelosok desa khusus nya di Lombok NTB menjadi lebih berkembang, sehingga pendidikan yang ada di pelosok-pelosok desa bisa sama dengan sekolah atau anak-anak yang ada di kota, dengan itu semakin banyak sumber daya manusia yang berpendidikan sehingga Indonesia tidak harus menggunakan tenaga asing tetapi menggunakan teng asli (SDM) dari Indonesia sendiri dengan demikian kita yakin bahwa Indonesia bisa lebih maju dan berkembang di dalam bidang pendidikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun