Reading time: 15-20 mins.
[caption id="" align="aligncenter" width="284" caption="picture credit: OrientalTravel.com"][/caption]
Ada beberapa yang bertanya ke saya, kapan enaknya jalan-jalan ke Taiwan atau tempat apa saja yang menarik untuk dikunjungi di Taiwan. Well, sebenarnya akan menjadi satu buku kalau saya ceritakan semua, jadi tulisan ini review-nya saja, kalau ada yang kurang jelas, boleh langsung bertanya ke saya di Twitter: @mcitraningrum (respon saya lebih cepat di Twitter).
Pertama, nama resmi Taiwan adalah Republic of China (ROC). Untuk datang ke Taiwan, warga negara Indonesia memerlukan visa. Karena tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, segala urusan diwakili oleh suatu kantor dagang. Di Jakarta, namanya Taipei Economic and Trade Office (TETO). Persyaratan visa dan berapa biayanya bisa dilihat di website-nya.
Kedua, kapan waktu yang tepat untuk berkunjung ke Taiwan? Ini pertanyaan yang agak tricky. Taiwan memang negara 4 musim, tapi subtropis, sehingga pada saat musim dingin, tidak ada salju kecuali di daratan yang tinggi seperti He Huan Mountain (He Huan Shan). Saran saya, kalau mau merasakan salju, jalan-jalannya ke Korea saja. Jadi datang saat winter (bulan Desember – Maret), tidak saya sarankan. Jika Taipei adalah salah satu kota tujuan utama, berkunjung saat benar-benar summer adalah waktu yang tepat. Meski bulan Juni sudah mulai panas, lebih baik lagi bila dilakukan di bulan Juli – Agustus, karena saat itu adalah saat cuaca cerah dan mudah diprediksi. Taipei terkenal dengan ‘kegalauan cuacanya’, hari ini bisa 26 derajat, besok bisa drop sampai 13 derajat saat pergantian musim dari winter ke spring. Taipei juga terletak di area yang cekung (dikelilingi gunung dan bukit), sehingga anginnya bisa tiba-tiba kencang.
Ketiga, apa saja yang bisa dilakukan di Taiwan? Saya biasa membagi tujuan jalan-jalan menjadi 4: sight-seeing (lebih menekankan pada pemandangan), culinary tour (makan-makan), cultural tour (menekankan interaksi dengan masyarakat lokal), dan extreme tour (yang tidak biasa, semacam hiking dan bungy jumping).
Dari pertanyaan ketiga, selanjutnya lalu tempat apa saja yang bisa dikunjungi di Taiwan?
1.Sight-seeing
Taipei jelas punya Taipei 101. Selain itu Taipei juga punya buanyak museum, mulai dari yang serius seperti National Palace Museum (yang koleksinya sangat banyak dan lengkap), Chiang Kai Shek Memorial Hall, sampai Miniature Museum of Taiwan (yang isinya miniatur macam-macam, dibuat detail). Â Selain itu, banyak juga terdapat kuil-kuil di Taiwan yang terselip di antara gedung-gedung besar. Untuk luar Taipei, kebanyakan wisatawan berkunjung ke Sun Moon Lake, danau terbesar di Taiwan yang terletak di bagian tengah Taiwan. Sun Moon Lake ini tidak sekedar danau biasa, karena di sekeliling danau ini terdapat banyak tujuan wisata yang menarik, seperti Wenwu Temple dan Chi En Pagoda. Di sana juga terdapat perkampungan suku aborigin Taiwan.
[caption id="" align="aligncenter" width="356" caption="Miramar Entertainment Mall, Taipei"]
Untuk area timur Taiwan, Hualien dengan Taroko National Park-nya adalah primadona. Di sana kita bisa melihat pantai sekaligus tebing-tebing cantik. Ke selatan sedikit, Kenting National Park dengan deretan pantainya juga wajib dikunjungi, apalagi karena terletak di bagian selatan Taiwan, cuaca di sana lebih stabil dan lebih tidak ‘galau’ dibanding Taipei.
Dari Kenting, Anda bisa menuju ke Kaohsiung, kota terbesar kedua di Taiwan yang sangat saya sukai karena atmosfernya yang lebih santai (dan hangat!). Tahun 2009, Kaohsiung menjadi tuan rumah World Games, sehingga Anda bisa mengunjungi Kaohsiung National Stadium yang atapnya ditutup dengan panel surya sehingga bisa menyediakan listrik. Ada juga pagoda kembar (Dragon and Tiger Pagodas) di area Lotus Lake. Pelabuhan Kaohsiung (Kaohsiung Harbor) juga sudah dikembangkan pemerintah untuk menjadi tempat wisata yang menyenangkan untuk menikmati senja dan sunset. Jangn juga lupa berkunjung ke Cijin Island, pulau kecil di depan Kaohsiung Harbor yang juga memiliki pantai yang menarik. Tidak lupa, tentunya Love River yang terkenal. Catatan perjalanan saya di Kaohsiung bisa dibaca disini.
[caption id="" align="aligncenter" width="285" caption="Kenting Beach"]
Kota-kota lain seperti Tainan, Taichung dan Hsinchu juga punya pesona tersendiri. Jika ingin menjelajah seluruh Taiwan, kereta supercepat Taiwan High Speed Rail (THSR) bisa digunakan untuk menghemat waktu, namun THSR hanya beroperasi di bagian barat Taiwan (Taipei – Hsinchu – Taichung – Tainan – Kaohsiung), sehingga untuk menuju area Timur dan selatan Taiwan, Anda harus menggunakan kereta biasa atau bus. Tapi jangan khawatir, bus di Taiwan nyaman dan tidak terlalu mahal.
2.Culinary tour
Ah, kalau ini favorit saya. Hehe. Seperti sudah saya ceritakan sebelumnya, Taipei (saja) dipenuhi dengan tempat wisata kuliner yang beragam. Mau jajan pasar pinggir jalan sampai kuliner khas negara-negara asing ada di Taipei. Kota-kota lain juga memiliki banyak destinasi makanan khas, misalnya puding dengan saus gula merah yang terkenal di Tainan. Kebanyakan wisatawan ingin mencoba makanan di pasar malam, sehingga sebelum menuju ke pasar malam, kosongkan perut Anda dulu karena pasti kalap! Hehe. Seperti apa kehidupan malam di Taiwan? Simak laporannya disini.
[caption id="" align="aligncenter" width="356" caption=""ah gei", makanan khas Danshui, Taipei"]
3.Cultural tour
Cultural tour ini sebenarnya agak susah merealisasikannya karena sistem wisata ‘home-stay’ di Taiwan belum begitu berkembang. Ini cocok dilakukan bila Anda memiliki kenalan masyarakat lokal. Pada periode tahun baru Cina, ada banyak kegiatan kental budaya yang dilakukan masyarakat Taiwan, termasuk di antaranya makan (barbeque) dari pagi sampai pagi lagi. Serius. Karena tahun baru Cina adalah liburan paling wah, semua orang biasanya kembali ke kota asal masing-masing dan melakukan banyak kegiatan bersama. Ada beberapa teman lokal di kampus saya yang memang mengundang mahasiswa internasional untuk datang menginap di rumah mereka saat perayaan-perayaan seperti ini. Merasakan bagaimana pergi ke kuil bersama-sama, menerima hongbao (angpao), dan mencoba binlang (sirih/betel nut).  Ada juga satu atau dua tour agency yang menawarkan ‘live like a local (Taiwanese)’, termasuk di antaranya membantu penjual ubi bakar yang sering dijumpai di kota Taipei.
4.Extreme tour
Mmmm. Kalau saya memperhatikan teman-teman lokal saya, mereka suka mencoba hal-hal baru dan ekstrim untuk mengisi liburan. Ini menarik dan bisa ditiru, yang penting persiapan fisik dan niat. Ada yang dengan niatnya bersepeda keliling Taiwan selama 2 minggu (bersepeda ya), ada juga yang menggunakan sepeda motor. Dengan cara ini, banyak spot wisata yang bisa dikunjungi dan pastinya lebih hemat biaya, tapi ya itu, harus siap fisik dan mental. Jika mau yang lebih tidak ekstrim, cobalah untuk hiking. Rrrr, jangan berpikir hiking-nya biasa-biasa saja dengan jalan mendatar dan dekat, orang Taiwan itu sukaaaa sekali jalan kaki. Banyak rute hiking yang disediakan di sekitar gunung atau bukit atau berbagai area wisata. Lab-outing saya saja hiking karena adviser saya adalah tipe orang yang suka tantangan.  Setiap 200 meter saya mengeluh ‘duhhh, masih sekian ratus meter’. Hahaha. Tapi seru dan menyenangkan karena path-nya disediakan dan juga tidak terkesan seram dan kotor. Kalau mau bungy-jumping, ada juga tempat khusus yang menyediakan sarana lompat dari jembatan. Agak mahal sih.
[caption id="" align="aligncenter" width="324" caption="Hiking!"]
Pertanyaan selanjutnya, berapa biaya yang harus dikeluarkan? Wisatawan biasanya mendarat di Taoyuan International Airport meski ada juga Kaohsiung International Airport. Dari Indonesia, ada beberapa penerbangan langsung dari Jakarta, Surabaya, dan Bali dengan menggunakan beberapa maskapai seperti Eva Airlines, Cathay Pacific, Garuda Indonesia, dan China Airlines. Harganya berkisar antara IDR 4 -6 juta (PP). Untuk penerbangan yang lebih murah, Anda bisa menggunakan Jetstar atau Tiger Airways dari Singapura atau Air Asia dari Kuala Lumpur. Penginapan di Taiwan harganya bervariasi, untuk budget hotel (gaya backpacker) berkisar antara IDR 150 – 400 ribu, untuk yang menengah IDR 400 – 600 ribu, dan yang mahal lebih dari IDR 600 ribu per malam. Biaya makan normal biasanya IDR 25 – 40 ribu. Satu paket Big Mac di Taiwan harganya IDR 45 ribu. Transportasi, jika di Taipei Anda bisa membeli Easy Card, kartu prabayar untuk MRT dan bus. Satu kali naik bus Anda harus membayar IDR 4.500, sedangkan untuk MRT bervariasi antara IDR 4.800 – 22.500. Tarif HSR paling mahal adalah IDR 450 ribu (kelas ekonomi) sedangkan bus antar kota tarifnya IDR 80 – 150 rb. Suvenir? Gantungan kunci standar Taiwan (dengan koin 1 Taiwan dolar) harganya IDR 15.000, kaos Taiwan biasanya dijual dengan harga IDR 60 – 100 ribu. Jadi silakan dihitung sendiri totalnya. Kebanyakan tempat wisata di Taiwan (terutama yang alami seperti pantai atau gunung) tidak memungut karcis masuk, bilapun ada biayanya tidak terlalu mahal. Banyak museum yang gratis juga.
Oke, sekian dulu, rasanya sudah kepanjangan :D Kalau ada yang mau ditanyakan, silakan mention saya di Twitter :)
-Citra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H