Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Pawang Gajah yang Baik

26 Januari 2019   13:24 Diperbarui: 26 Januari 2019   13:35 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit foto: RawPixel on Unsplash

Inilah mengapa fakta menjadi tak begitu penting dalam "pertarungan" pasca-kebenaran, atau mungkin penting namun seakan tak punya kekuatan. Ya karena pawangnya kalah dengan gajah.

"Jurnalisme Berkualitas adalah Layanan Publik"

Indira Lakshmanan, jurnalis veteran yang juga Direktur Eksekutif Pulitzer Center, mengatakan demikian. Quality journalism is a public service. Ia mengatakan demikian karena jurnalisme yang dilakukan dengan berimbang, menyajikan fakta dan kebenaran, serta berkomitmen untuk memberikan informasi yang benar pada publik merupakan sebuah layanan yang sepatutnya dianggap serupa seperti layanan kesehatan dan layanan publik lainnya. 

Masyarakat memang kehilangan kepercayaan pada media, di satu sisi karena media bisa menjadi partisan dan di sisi lain kita tidak mau mendengar fakta namun lebih percaya berita yang menurut kita benar. Dan alasan-alasan ini menjadi bola salju yang lebih besar, media pun sulit mempertahankan kualitas jurnalisme mereka karena oplah menurun, iklan tidak banyak karena berpindah ke kanal digital lain, hingga kecenderungan masyarakat untuk enggan membaca.

Tidak sekali dua kali saya mendengar istilah "baca berita di WhatsApp". Nobody wants to read news anymore. 

Saya termasuk "penganut" nilai yang dikatakan Indira. Sebisa mungkin, saya paksakan diri untuk rajin membaca buku, ulasan, berita-berita dari kanal yang saya pikir, saya amati, dan saya timbang berkualitas. Ini bukan lagi tentang menekuni hobi, ini adalah ikhtiar membekali pawang gajah saya dengan sebanyak mungkin amunisi untuk tidak terseret arus. 

Sebagai manusia biasa yang tidak mungkin mengecek semua kabar dan berita hingga ke sumber utama, saya berterima kasih pada media yang mampu menyediakan berita dan ulasan dengan fakta dan kebenaran. Saya tidak ragu untuk berlangganan dan membayar kanal-kanal informasi yang menurut saya cukup sehat dan berimbang (tidak ada ruginya membayar berlangganan, dan ini membantu media-media berkualitas untuk tetap melakukan tugas jurnalismenya dengan baik). 

Saya tidak ragu membeli buku-buku bagus, bahkan untuk buku impor yang harganya menguras kantong. Saya tidak ragu menyisihkan waktu saya setiap harinya untuk membaca semuanya. Saya tidak ragu berbagi apa yang saya baca di kanal media sosial.

Mungkin saya bisa bilang, saya tidak boleh ragu melakukan semuanya karena saya sebagai individu punya kewajiban membuat pawang gajah itu tetap waras dan mengerjakan tugasnya dengan baik. 

Iya, gejala pasca-kebenaran juga harus "diperangi" secara sistemik dan bahwa kita harus menyerukannya lebih lantang dan dengan lebih banyak orang. Di lain sisi, sebagai individu, kita pun bisa melakukan sesuatu, kok.

Salam hangat,

Citra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun