Taipei, akhir Maret 2011.
"Mbak Citra, ada undangan makan malam dari KDEI", sebuah pesan singkat masuk ke telepon genggam saya.
KDEI, singkatan untuk Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, adalah kantor perwakilan pemerintah Indonesia di Taiwan. Iya, namanya memang kantor dagang dan bukan kedutaan karena Taiwan dan Indonesia tidak memiliki kerjasama diplomatik.
Pesan singkat yang dikirimkan seorang teman waktu itu sedikit mengagetkan saya. Undangan makan malam formal yang diadakan KDEI dan mengundang saya yang notabene mahasiswa biasanya hanya datang setahun sekali, saat peringatan kemerdekaan. Itu pun bukan sembarangan undangan, hanya ketua-ketua asosiasi mahasiswa yang diundang. Saat itu, masih di awal tahun 2011, saya memang menjabat sebagai presiden asosiasi mahasiswa Indonesia di kampus saya. Tapi undangan yang bukan undangan peringatan kemerdekaan ini membuat kening saya berkerut, ada apa ya?
Acara makan malam ini ternyata adalah Malam Apresiasi KDEI untuk Masyarakat Indonesia. Mengutip berita resminya, acara ini dimaksudkan untuk memberi penghargaan terhadap suatu karya atau usaha yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok organisasi khususnya untuk membantu peran KDEI dalam membina, dan mengembangkan hubungan antara Indonesia dan Taiwan. Kepala KDEI waktu itu, Bapak Harmen Sembiring, menggarisbawahi pentingnya kontribusi masyarakat Taiwan untuk meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara Taiwan dengan Indonesia, baik itu dalam segi ekonomi, ketenagakerjaan, atau budaya.
(kredit foto: KDEI Taipei)
Tidak disangka, asosiasi mahasiswa Indonesia di kampus saya yang rutin mengadakan pameran dan pertunjukan budaya Indonesia setiap tahun, dinilai berperan aktif dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke mahasiswa di kampus pada khususnya dan masyarakat Taiwan pada umumnya. Kepala KDEI memberikan penghargaan kepada Indonesian Student Association yang waktu itu saya pimpin sebagai organisasi massa atas peran serta membantu mempromosikan budaya Indonesia di Taiwan. Acara Indonesian Culture Exhibition yang diadakan tahun itu (2011) memang luar biasa, dari tahun ke tahun selalu ada peningkatan, baik dari jumlah pengunjung, kualitas acara, hingga jumlah sponsor.
Dan karena saya kebetulan presiden asosiasi, untuk kategori individu, saya yang menerima penghargaan dari KDEI ini. Sesuatu yang saya anggap bukan sekedar prestasi, melainkan bonus, bonus atas kerja keras yang dilakukan tidak hanya oleh satu orang, melainkan banyak mahasiswa Indonesia di kampus.
Saya terharu. Fokus dan inti acara Indonesian Culture Exhibition itu "hanyalah" sekedar untuk memperkenalkan budaya Indonesia pada masyarakat Taiwan, karena kami "menumpang" tinggal dan sebaiknyalah memperkenalkan diri. Tapi balasan yang kami dapatkan bisa berkali-kali lipat: apresiasi tinggi dari komunitas akademik di kampus, banyaknya sponsor yang bersedia mendukung acara ini, hingga penghargaan yang kami terima dari KDEI.
Berusaha dan bekerja dengan ikhlas itu intinya, apresiasi itu bonus. Dan apresiasi itu datang seringkali dalam bentuk yang tidak kita duga sebelumnya.
XOXO,