Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pentingnya CV yang Bagus

25 April 2012   08:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:08 2837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aspek penting pertama ketika melamar pekerjaan adalah curriculum vitae (CV) yang menarik dan ‘menjual’. CV tidak hanya memberikan rangkuman informasi dan kualifikasi diri pelamar, tapi juga harus menonjolkankelebihan dari si pelamar, apa yang membuatnya ‘harus dipilih’ dari sekian banyak pelamar lain.

Dulu, ketika lamaran pekerjaan masih dikirim lewat pos, CV biasanya dicetak dengan kertas berkualitas bagus, sampul yang menarik, atau dikirim via FedEx sehingga langsung sampai ke meja HRD karena ‘terasa penting’. Di zaman digital, CV dikirim lewat email, atau bahkan hanya ‘sekedar’ mengisi formulir online untuk basic screening, yang menjadikan pelamar harus pintar-pintar menyusun CV yang tailor-made untuk pekerjaan yang spesifik.

Ya, ini yang terkadang dilupakan pelamar kerja. Mereka cenderung membuat dan mengirim CV yang sama ke berbagai jenis perusahaan (atau posisi pekerjaan) untuk efisiensi, padahal CV yang ‘standing out’, yang berbeda, yang spesifik, itulah yang dicari. Karena itu CV yang bagus haruslah tailor-made, disesuaikan dengan perusahaan yang akan dilamar, lebih spesifik lagi, posisi yang diinginkan.

Digital screening yang dilakukan sebagai tahap awal biasanya memasukkan kata-kata kunci yang berhubungan dengan bidang kerja yang dimaksud, misalnya bila yang diinginkan adalah process engineer, maka deskripsi keahlian atau pengalaman hendaknya memasukkan kata-kata seperti piping, instrumentation analysis, process development, process and equipment design, risk analysis, dan sebagainya. Hard-skills (keterampilan teknis, pengalaman kerja/magang) penting untuk dicantumkan segera setelah informasi pribadi (nama, alamat, dsb) sehingga pembaca CV bisa langsung tahu kemampuan si pelamar. Cantumkan secara ringkas disertai dengan sertifikasi profesional, bila ada; dan specialties (spesialisasi), misalnya meski saya kuliah di jurusan teknik kimia, spesialisasi saya adalah water and wastewater treatment.

Untuk soft-skills (yang berhubungan dengan kepribadian), hindari mencantumkan ringkasan yang terlalu umum seperti “having excellent presentation skills, willing to work in a team”. Selain kurang spesifik dan terlalu banyak dicantumkan oleh pelamar kerja sehingga daya tariknya menjadi berkurang, kata-kata sifat seperti “excellent” juga sangat subjektif dan sulit untuk dibandingkan (excellent dibanding dengan dengan siapa? dengan Steve Jobs?). Intinya, kualifikasi yang sulit dikuantifikasi biasanya menurunkan interest dari perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan, karena tidak ada standar yang bisa mereka terapkan.

Prestasi atau pengalaman berorganisasi juga penting, namun buatlah “sebaru” mungkin. Menjadi siswa teladan di SMA tentu saja tidak akan berpengaruh banyak bila si pelamar melamar pekerjaan setelah lulus S2. Sama halnya ketika seorang doktor melamar untuk posisi post-doctoral fellow, publikasi yang dicantumkan haruslah yang paling baru, biasanya sampai 5 tahun ke belakang. Lebih dari itu, signifikansinya menjadi berkurang.

Jika melamar ke perusahaan multinasional (multinational corporation/MNC), tentunya kemampuan berbahasa Inggris (atau bahasa lain yang diiinginkan) tentulah penting. Sempatkan untuk mengambil official foreign languge test seperti TOEFL atau IELTS, dan bukan yang institutional. Apa bedanya? Institutional testing adalah tes yang diselenggaran sebuah badan/institusi bahasa untuk mengetahui level bahasa Inggris (misalnya), lebih menyerupai practice test. Setiap institusi atau tempat kursus bahasa bisa menyelenggarakan tes ini, dan hasilnya mungkin bisa dipakai di beberapa tempat. Official test adalah tes yang secara resmi diselenggarakan oleh badan yang diakui secara internasional untuk mengeluarkan sertifikasi bahasa (untuk TOEFL: ETS, untuk IELTS: British Council-IDP-Cambridge ESOL). Hasil sertifikasi ini terbatas ‘masa berlakunya’, misalnya IELTS hanya bisa digunakan tidak lebih dari 2 tahun sejak tanggal tes. Persiapkan diri (dan uang) untuk bisa mencapai skor yang bagus sehingga tidak perlu mengulang. Empat tahun lalu ketika saya melamar pekerjaan ke sebuah MNC yang bergerak di bidang energi, regional manager yang mewawancarai saya dengan blak-blakan mengatakan hal pertama yang membuatnya menjadikan saya short-list candicate adalah skor official IELTS saya yang di atas 7, lepas dari kondisi saya yang saat itu benar-benar fresh-graduate, bahkan belum wisuda.

CV yang bagus saja memang tidak menjamin kita mendapatkan pekerjaan. Tapi CV yang tidak bagus bisa saja mengakibatkan kita kehilangan kesempatan untuk maju ke tahap berikutnya.

Mari membuat CV yang bagus! *lulus aja belum*

-Citra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun