Selama masa pemerintahan Suharto, praktik otoritarianisme mewarnai pemerintahan, di mana militer memainkan peran yang dominan dalam banyak hal. Kebijakan dwifungsi ABRI memungkinkan militer untuk berpartisipasi dalam politik selain dari fungsi sebagai pertahanan negara. Sentralisasi kekuasaan adalah salah satu ciri khas dari rezimnya. Soeharto memiliki kendali penuh atas keputusan politik, ekonomi, dan militer, dengan sedikit ruang untuk partisipasi politik atau kritik terhadap pemerintah.
Namun demikian, tidak dapat disangkal bahwa Soeharto juga berhasil mencapai sejumlah pencapaian yang signifikan selama masa kepemimpinannya. Kebijakan pembangunan ekonomi yang terfokus dan stabil berhasil mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta menciptakan stabilitas politik yang relatif lama.
Penulis: Bella Natasya K & Citra Nabila
Referensi
Farchan, Y. (2022). Dinamika Sistem Politik Otoritarianisme Orde Baru. Jurnal Adhikari, 1(3), 152-161.
Mudjiyanto, B., Sukmaranti, G., & Lusianawati, H. (2023). Analisis Gaya Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan Dua Presiden Legendaris Indonesia. JIKA (Jurnal Ilmu Komunikasi Andalan), 6(2), 155-177.
Noventari, W. (2016). Kuasa Dibalik Senyum Sang Jendral (Analisis Gaya Kepemimpinan Dan Bagaimana Soeharto Melanggengkan Kekuasaan Selama 32 Tahun). VIDYA jurnal Universitas Wisnuwardhana, 24(2), 34-40.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI