Mohon tunggu...
Citra melati
Citra melati Mohon Tunggu... -

hay. saya citra salah satu mahasiswa fakultas ilmu komunikasi universitas pancasila. saya bergabung di kompasiana hendak menambah pengalaman menulis dan beropini dan berbagi cerita atau informasi dengan teman kompasiana lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Hastag Mewarnai Elit Politik

12 Oktober 2014   02:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:26 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Peran Tagar atau yang lebih dikenal dengan sebutan hastag tak hanyapopuler untuk topic hiburan, edukasi , namun dalam dunia politik belakangan ini menjadi isu yang penting dalam pemberitaan. Sebelumnya di media sosial, hastag hanya digunakan ketika ada kicauan selebritis atau program acara dan berita-berita sosial yang sedang banyak ditonton. Misalnya #indonesianidol, #PrayforGaza dan banyak contoh lainnya. Tagar atau hastag merupakan salah satu fitur online yang pertama kali digunakan dan dipopulerkan oleh jejaring sosial twitter. Tanda pagar “#” digunakan sebagai lambang hastag, dimana lambang tersebut menjadi clue atau petanda dari sebuah topik dan biasanya topik tersebut dianggap penting dan sedang hangat diperbincangkan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pengguna situs jejaring sosial twitter di Indonesia kurang lebih mencapai 20 juta pengguna, sehingga mengantarkan Indonesia menduduki posisi ke 5 di dunia berdasarkan pengguna jejaring sosial twitter terbanyak. Maka tak heran jika hastag di twitter juga semakin banyak digunakan apalagi banyak topik menarik yang dapat dijadikan trend world wide

Trend Tagar dalam pemberitaan mengenai lingkungan elit politik sebelumnya mungkin sudah pernah digunakan dan muncul di twitter. Namun tak banyak yang menjadikan hal tersebut sebagai isu penting, sehingga jarang pula menjadi trending topic di media sosial twitter. Sekitar Dua bulan yang lalu Hastag menjadi trend dalam pemberitaan terkait politik, yaitu ketika pra pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia. Dimana hastag (#akhirnyamemilihjokowi) menjadi trending topic di jejaring sosial twitter, bahkan mencapai top world wide. Tulisan hastag ini juga diperkuat dengan kicauan sederet selebritis Indonesia seperti Afgan, sherina, Sophia muller, Gita Gutawa dan selebritis lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan hastag dalam setiap kicauan di twitter dapat diikuti oleh banyak pengguna lainnya, sehingga fungsinya yang tadi hanya sebagai pelengkap isu yang sedang dibahas, kali ini dapat dijadikan strategi baru dalam berkampanye.

Setelah hastag “akhirnya memilih jokowi” meduduki top world wide. Belum lama ini dunia jejaring sosial twitter kembali dihebohkan dengan hastag terkait politik dan pemerintahan. Hastag yang diduga ditujukan untuk Presiden RI ini menjadi juga Trending Topic World Wide hanya dalam waktu semalam. Hastag tersebut bertuliskan #ShameOnYouSBY. Kicauan dari pengguna twitter yang menambahkan hastag tersebut diposting karena kekecewaan masyarakat terhadap ketidak konsistenan Presiden SBY dalam menangani kebijakan mengenai RUU Pilkada, ditambah dengan kekecewaan terhadap walk out nya fraksi partai demokrat dari sidang paripurna di DPR. Hastag ini menjadi hangatbeberapa jam setelah sidang yang dilaksanakan pada Jumat, 26 September 2014 lalu. Setelah hastag yang berbunyi #ShameOnYouSBY menjadi trending topik, kemudian tiba-tiba hilang lalu muncul kembali menjadi #ShameByYou dan kembali menjadi trending topic. Namun tak lama bertahan akhirnya hastag tersebut dihapus oleh pihak twitter karna menimbulkan kontra dari pemerintah.

Berselang 1 minggu dari sidang RUU Pilkada, muncul kembali hastag yang tak kalah menariknya dari #ShameonyouSBY. Hastag #saveceupopongmenjadi tren ketika terjadi kericuhan dalam rapat pelantikan anggota legislatif serta pemilihan ketua DPR periode 2014-2019. Ceu Popong merupakan nama akrab dari Popong Otje Djundjunan yakni salah satu anggota DPR tertua di periode sebelumnya dan periode saat ini. Dalam rapat paripurna pelantikan dan pemilihan ketua DPR beliau didaulat sebagai ketua sidang yang memimpin jalannya persidangan. Sama halnya dengan sidang-sidang sebelumnya, sidang ini juga dihujani interupsi oleh fraksi-fraksi partai sehingga suasana menjadi tidak kondusif dan berlangsung ricuh. Bahkan ceu popong sempat kehilangan palu sidang, berdasarkan kejadian tersebut jejaring sosial twitter kembali diwarnai dengan hastag #Saveceupopong. Topik tersebut juga menjadi hangat diperbincangkan. Banyak kicauan pengguna yang memberikan dukungan kepada ceu popong dan tak sedikit pula yang memberikan komentar-komentar lucu. Sehingga hastag tersebut menjadi trending topic di jejaring sosial twitter. Secara tidak langsung hastag dapat membuat seseorang seketika terkenal, baik itu akan menimbulkan citra positif maupun negatif bagi pengguna twitter lainnya. Entah hastag apalagi yang akan muncul dari kalangan politik nantinya. Kita tunggu saja sidang atau berita-berita selanjutnya dari dunia politik.

Pada dasarnya bila kita telaah opini publik di media sosial merupakan bentuk partisipasi terhadap Indonesia. Partisipasi tersebut yaitu dalam bentuk menyaksikan dan mengikuti jalannya siaran acara tersebut. Mereka berhak mengeluarkan opini, baik itu apresiasi maupun kritikan mengenai apa yang terjadi dalam persidangan tersebut. Semua orang memiliki hak mengeluarkan pendapatnya apalagi terkait pemerintahan yang saat ini cenderung kurang harmonis. Kita tidak bisa melarang atau membendung opini-opini mereka khususnya di media sosial, Sekalipun media sosial dihujani kicauan yang berisikan kritikan bahkan hujatan dari rakyat untuk orang-orang yang duduk di kursi pemerintahan. Kecuali pemerintah sendiri yang memutuskan kebjiakan untuk menghilangkan semua media sosial di Indonesia. Namun solusi ini tentunya akan menimbulakan kontra dari masyarakat khususnya pengguna media sosial, Karenadi media sosial mereka akan lebih mudah beropini dan cepat mendapatkan feedback dari pengguna lainnya. Dari media sosial juga pemerintah dapat mengetahui keluhan-keluhan rakyatnya sendiri. Keaktifan mereka dalam menggunakan media sosial dan mengikuti pemberitaan mengenai pemerintahan dapat dikategorikan sebagai partisipasi dan kepedulian mereka terhadap Indonesia walaupun terkadang hanya berisikan celotehan yang cenderung tidak bermanfaat, namun kembali lagi, rakyat khususnya pengguna media sosial memiliki hak untuk beropini dan memposting apa saja yang mereka anggap benar.

CITRA MELATI

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Pancasila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun