Mohon tunggu...
citra Maulida
citra Maulida Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist From Indonesia🇮🇩

Mengerti aku dalam aku🌷

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bangun Semangat Literasi di Pulau Terpencil dan Terpadat di NTB

26 Juli 2022   07:01 Diperbarui: 26 Juli 2022   07:45 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Giat membaca baik di gadget dan buku kerap saya lakukan, foto:Dokpri

Latar Belakang : Literasi menjadi bagian yang begitu krusial dilakukan bukan hanya kalangan remaja dan dewasa, kalangan anak-anak juga begitu penting untuk menerapkan pola pembelajaran dengan tekunnya menjalankan roda belajar dari membaca, buku yang mereka baca mereka peroleh dari perpustakaan sekolah. Membaca tidak hanya dilakukan dalam ruang tertutup, seperti didalam kelas. Namun ditempat terbuka seperti yang kerap dilakukan olehnya, anak-anak di Pulau(Gili)terpadat dan terpencil di Nusa Tenggara Barat(NTB) Tepatnya di Pulau Maringkik, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur. 

Pulau tersebut menjadi salah satu dari 254 desa dan kelurahan yang ada di wilayah administratif Kabupaten Lombok Timur. Disebut pulau karna Maringkik ini adalah sebuah gili atau pulau kecil. Gili Maringkik berada terpisah dengan daratan Pulau Lombok jaraknya sekitar 10 kilometer menuju daratan atau dibagian timur dari desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak. Pulau seluas 11 hektare ini menjadi satu-satunya pulau berpenghuni terpadat dan terpencil di NTB. Mengutif data dari Badan Pusat Statistik(BPS) Lombok Timur tahun 2021 dan kepala desa Pulau Maringkik, Nusapati menyebut jumlah penduduk 1.989 jiwa. Penduduk yang mendiami Pulau Maringkik itu terdiri dari laki-laki sebanyak 1.006 jiwa dan perempuannya berjumlah 983 jiwa. Sedangkan penduduk 2022 ini tercatat meningkat menjadi sekitar 2.105 jiwa. 

Pembahasan:

Meski berada jauh terpisah dengan daratan pulau Lombok, tingkat literasi dari anak-anak yang berada di pulau tersebut sangat tinggi, pasalnya. Mereka kerap membawa buku untuk dibaca dipantai disela-sela bermain. Hal itu sering mereka lakukan untuk mencari informasi-informasi pembelajaran yang sedang mereka lakukan, beberapa alasan juga dikarenakan fasilitas pendukung seperti gadget untuk mencari informasi dari mbah google masih kurang mendukung, dengan adanya buku sebagai alternatife jitu yang sering mereka gunakan. Selain itu, peran orang tua sangat penting dalam mendukung daya minat dan semangat anak-anak untuk lebih mencintai dunia literasi. Jumlah anak-anak yang berusia 6-17 tahun yakni 427, yang dimana dirincikan anak perempuan 208 dan anak laki-laki berjumlah 219. Dari jumlah demikian, mayoritas anak-anak disana kuat mempertahankan literasi serta daya minat baca mereka yang begitu tinggi meski seperti catatan data UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan kedua dari bawah dibidang literasi dunia yang berarti minat baca sangat rendah dengan persentase 0,001 persen atau dari 1,000 orang Indonesia hanya satu orang yang rajin membaca. Padahal itu bisa menjadi tolak ukur untuk lebih meningkatkan daya minat anak Indonesia dalam bidang literasi baca karna itu sangat berdampak luas bagi kemajuan bangsa Indonesia, selain itu. Daya minat baca tinggi juga meningkatkan pemahaman anak-anak akan hoaxs dan disinformasi. Sebab, masyarakat atau anak-anak yang tekun dan terampil membaca bisa lebih memahami, mengevaluasi dan bisa menyaring informasi serta meningkatkan daya saing.

Giat membaca baik di gadget dan buku kerap saya lakukan, foto:Dokpri
Giat membaca baik di gadget dan buku kerap saya lakukan, foto:Dokpri

Kesimpulan: 

Melihat tingginya daya minat baca yang dilakukan oleh anak-anak yang berada di Pulau yang dijuluki Pulau Terpadat Terpencil Terluar(3T) atau Pulau Maringkik membuat saya semakin berpikir keras bahwa dunia literasi yang harus terus dibangun sejak dini. Peran literasi membaca sangat penting untuk semua lini, termasuk saya yang hidup di media, meski kecanggihan teknologi tidak bisa terbantahkan dan informasi begitu cepat didapat melalui berbagai portal yang ada, entah itu melalui gadget atau buku, penting juga untuk bagaimana membaca dengan teliti, bagaimana memahami informasi secara benar. Karna maraknya informasi hoaxs yang beredar membuat manusia dituntut untuk lebih jeli dalam melihat, memahami, meresapi dan mengonsumsi segala jenis informasi yang ada. Zaman semakin berubah tantangan disinformasi semakin menguat, disitu pentingnya sosialisasi dari semua pihak untuk mencegah dan mengatasi informasi hoax 

Daftar Pustaka

Pengalaman pribadi Dalam Liputan

Bionarasi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun