Mohon tunggu...
Citra Maulida
Citra Maulida Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist basen in lombok
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Proses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosok Ibu Naisa yang Penuh Inspiratif

12 Desember 2021   21:02 Diperbarui: 12 Desember 2021   21:06 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehidupan Ibu Naisa yang penuh inspiratif.

Citra Maulida - Belasan tahun hidup seorang diri di rumah tanpa sosok orang tua dan saudara membuat ibu naisa menelan fakta pahit nya menerima kenyataan. Perempuan paruh baya yang berusia sekitar 40 tahun ini tinggal di Desa Pulau Maringkik, Kecamatan Keruak,Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat(NTB). Naisa yang hidup sebatangkara usai ditinggal lama oleh almarhum kedua orang tuanya berserta belasan saudara nya.

Ia adalah anak bungsu dari 12 bersaudara. Setelah ditinggal pergi untuk selama nya oleh 11 saudara nya, ia menelan fakta dengan kehilangan kedua orang tua. Kehilangan tersebut terjadi sekitar 7 tahun yang lalu, semenjak kehilangan orang yang tersayang disisi nya. Hidup nya pun berubah. Jangan ditanya perihal standar sedih nya seperti apa. Bak kehilangan harapan untuk melanjutkan hidup.

Terkadang fase terberat yang dihadapi oleh manusia ialah sebuah kehilangan, banyak karakter serta prilaku terbentuk usai mengalami kehilangan, ada yang menutup diri dari dunia luar. Seolah semua yang menyapa tidak ada ala kadar yang mengembalikan senyum nya yang hampir redup. Dihadapkan oleh rasa tegar dan kuat membuatnya selalu tersenyum dalam keseharian seolah tidak ada beban dipikul, dengan memiliki keseharian sebagai pembaca ayat suci Al-Qur'an tersebut yang setiap hari ia lakukan. Membuat ia semakin yakin bahwasanya hidup harus diperjuangkan dan hidup penting untuk dilanjutkan selama masih ada kesempatan.

Berangkat dari kata-kata tersebut membuat nya tegar menjalani keseharian, meski hidup dalam pemberian logistik keluarga nya yang masih punya ikatan dengan Alm kedua orang tua nya. Namun disisi lain seperti pemberian beras yang didapatkan dari bantuan sosial ataupun fitrah, sebagian disisihkan untuk dijual guna membeli bahan pokok dapur yang diperlukan. Hal tersebut selain memiliki jiwa tegar nan kuat pun memiliki kepribadian mandiri usai ditinggal oleh sang keluarga.

Memiliki rumah dengan model  berdiri yang terbuat dari kayu dan tangga kayu bak rumah orang sumbawa yang pada umum nya( Rumah Panggung, red). Seperti dilihat ketika warga berkunjung kerumah nya guna menjenguknya, dari pintu depan dinding bilik bambu sudah lapuk dan berlubang bahkan dinding kamar nya ada yang jebol.

Jujur ada banyak yang bisa di petik dari kehidupan ibu Naisa yang kuat hidup seorang diri, sosok perempuan tegar dalam menjalani kehidupan, ditambah lagi kondisi tubuh yang ringkih membuat manusia mesti berpikir keras jika mengeluh dalam sebuah problema kecil, meski terbilang susah dalam melakukan keseharian, seperti membawa air di bak guna menggunakan untuk keperluan mencuci dan mandi,tentu ini bukanlah persoalan mudah yang dilalui oleh ibu Naisa. Namun perihal tersebut tidak membuat nya mengeluh apalagi sampai memperlihatkan keluh kesah nya pada seseorang.

Memang Pada hakikatnya kita sebagai manusia adalah makhluk sosial yang artinya setiap manusia tidak bisa hidup sendir, karenanya membutuhkan bantuan manusia lainnya untuk menjalani kehidupan manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun