Implementasi pembelajaran fisika berdiferensiasi dapat dikatakan berjalan lancar. Melalui pembelajaran ini peserta didik menunjukkan minat dalam pembelajaran sehingga cenderung lebih aktif dalam proses belajar. Suasana kelas yang inklusif di mana semua peserta didik merasa dihargai dan diterima. Peserta didik cenderung lebih nyaman membagikan ide-ide mereka ketika belajar bersama kelompok pemetaan dan berdampak juga ketika melakukan diskusi dalam lingkup antar kelompok dalam satu kelas. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dikatakan ampuh untuk meningkatkan motivasi peserta didik. Salah seorang peserta didik menuturkan bahwa bagi peserta didik yang memiliki sifat kompetitif bisa jadi batu loncatan untuk meningkatkan kompetensinya dan bagi yang kurang dalam hal kesiapan, pembelajaran berdiferensiasi juga dapat menjadi reminder terkait kompetensi yang belum tercapai dan target yang harus dicapai.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik merasa nyaman dan memahami konten dengan lebih mudah meskipun kecepatan dan gaya belajar  mereka berbeda. Selain  aspek kognitif, pembelajaran ini juga mengedepankan keberagaman keterampilan. Hal ini terjadi karena tugas dan kegiatan yang dirancang pendidik didasarkan pada keberagaman kemampuan peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi terlaksana dengan baik karena adanya beberapa faktor pendukung yaitu kolaborasi yang efektif dan efisien antar warga sekolah. Beberapa kegiatan sosialisasi seperti Project Management Office dilaksanakan  untuk mengatasi permasalahan dan tantangan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam upaya meningkatkan kualitas kapasitas guru dan kualitas pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa kendala dan tantangan yang dihadapi diantaranya dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pendidik memerlukan keterampilan manajemen kelas yang baik karena harus mengelola kelompok peserta didik dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Selain itu, melalui pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan ketidaksetaraan/tidak meratanya perhatian yang diberikan oleh pendidik. Hal ini terjadi ketika peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih cenderung mendapatkan lebih banyak waktu dan bantuan dari pendidik, sementara peserta didik yang mandiri akan merasa kurang terfasilitasi. Dalam hal ini, tantangan untuk pendidik adalah dapat membagi waktu serta memastikan bahwa dapat memberikan pendampingan seluruh kelompok belajar.
Sumber :Â
Faiz, A., Pratama, A., & Kurniawaty, I. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu, 6(2), 2846–2853. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2504
Pendidikan Fisika, J., Keguruan dan Ilmu Pendidikan, F., Muhammadiyah Tapanuli Selatan, U., Utara, S., & Pendidikan Kimia, J. (2023). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Pembelajaran Differensiasi Sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Era Society 5.0 Elisa 1*) , Heni Mulyani Pohan 2) , Fatma Suryani Harahap 2).
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu, 6(4), 6313–6319. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3237
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H