Batu itu bersinar lembut saat ia menggenggamnya. Dalam hatinya, ia tahu bahwa Dira tidak benar-benar pergi. Dira ada di sana, dalam kenangan, dalam bisikan angin, dan dalam cahaya bintang kecil itu.
Sejak saat itu, Arga tidak pernah merasa sendirian lagi. Ia terus memandang dunia melalui buku-bukunya, membayangkan bahwa suatu hari ia akan melihat semua itu dengan mata kepalanya sendiri. Dan saat ia melihat senja, ia selalu tersenyum, mengingat seorang teman yang pernah mengajarkannya arti keindahan dunia yang tak terlihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H