Di era digital yang serba cepat ini, kemampuan literasi menjadi kunci utama bagi anak-anak untuk memperoleh berbagai informasi dalam rangka membuka jendela dunia. Bagi peserta didik sekolah dasar (SD), literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga tentang memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi dengan kritis. Literasi bagaikan gerbang menuju ilmu pengetahuan.
Dengan literasi, anak-anak dapat menjelajahi berbagai topik, memperluas wawasan, dan mengembangkan imajinasi mereka. Lebih dari itu, literasi juga berperan penting dalam membangun karakter dan kepribadian anak.
Melalui cerita-cerita inspiratif dan edukatif, anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai moral, empati, dan tanggung jawab. Literasi membantu mereka memahami keragaman budaya dan sudut pandang yang berbeda, memupuk toleransi dan rasa saling menghormati.
Pentingnya literasi di sekolah dasar tidak dapat dipungkiri. Literasi menjadi fondasi bagi pembelajaran di semua mata pelajaran, mulai dari bahasa Indonesia, matematika, hingga sains. Dengan kemampuan literasi yang baik, anak-anak SD dapat lebih mudah memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas, dan mencapai prestasi yang gemilang.
Oleh karena itu, peran sekolah dan orang tua sangatlah penting dalam menumbuhkan budaya literasi di kalangan peserta didik SD. Sekolah dapat menyediakan berbagai program literasi yang menarik dan inovatif, seperti perpustakaan yang nyaman, kelas mendongeng, dan lomba menulis cerita.
Orang tua pun dapat mendukung dengan menyediakan buku-buku bacaan yang berkualitas di rumah, membacakan cerita untuk anak sebelum tidur, dan mengajak mereka mengunjungi perpustakaan.
Upaya peningkatan literasi tak luput dari fokus teman-teman Kampus Mengajar angkatan 6 yang ditempatkan di UPT SDN 236 Gresik. Atas kesempatan yang diberikan oleh Kemendikbudristek untuk terjun ke lapangan dan melihat kondisi langsung bagaiamana lingkungan pendidikan pada tingkat SD tentunya menjadi sebuah kesempatan yang besar bagi mahasiswa dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama menempuh perguruan tinggi.
Langkah awal, observasi dan wawancara dilakukan untuk memperoleh dan mengumpulkan data terkait apa yang menjadi kebutuhan literasi pada siswa di UPT SDN 236 Gresik. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, masih banyak siswa utamanya kelas 1, 2 dan 3 masih mengalami keterlambatan dalam mengenali huruf dan angka. Hal ini menghambat proses pembelajaran di dalam kelas, baik guru maupun siswa itu sendiri.
Mengetahui hal tersebut, mahasiswa Kampus Mengajar 6 berinisiatif untuk membuat program kerja yakni ”Kelas Tambahan Intensif Literasi”. Kelas tambahan ini sendiri diadakan setiap 15 menit setelah pulang sekolah.